. ✿
"Apa rencananya mu kemarin berhasil?" pemuda surai abu-abu itu menyeruput susu kotaknya sambil menunggu jawaban dari teman yang berada di depannya saat ini.
Dengan rasa malas, (name) mengangkat wajahnya dari meja, jari besar nan lentik itu mengacak-acak rambut (h/c) pendeknya, "Tidak" ujarnya singkat.
Reflek temannya— Oogami Koga menyembur susunya lalu tertawa terbahak-bahak. Sedangkan (name) sudah merah padam di tertawa 'kan oleh temannya, walau kemarin ia jadi menyatakan perasaannya pada Anzu namun saat itu si gadis tengah tertidur.
Mao menepuk pundak (name) untuk menenangkan pemuda itu sebelum ia terjadi pertengkaran antara Koga dan (name), "Tenanglah, apa yang terjadi kemarin?" tanya Mao.
Mao kemudian duduk di bangku samping (name) sambil menyondorkan susu kotak pada pemuda itu, barulah ia menceritakan semua yang terjadi kemarin kepada Mao. Tentunya dengan penuh malu.
"Pelecehan!" ujar Subaru menunjuk pada (name).
"Hah?!"
"Kau mencium pipi Anzu saat tidur! Itu pelecehan kata Hokke!"
Datface yang (name) berikan pada Subaru. Pemuda itu benar-benar polos— atau lebih tepatnya, terlalu polos. (Name) menghela napas lelah.
"Apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" tanya Mao sambil membuka kaleng soda.
"Kamu nanyea??"
"Aku serius"
"Aku tidak mau serius denganmu, aku maunya serius dengan Anzu"
"GK GITU KONSEPNYA" Koga lalu menendang meja milik (name), untungnya pemuda itu langsung beranjak dari sana.
"Entahlah, aku tidak punya rencananya sama sekali. Sudah untuk mendekati Anzu karena dia sering di andalkan, sedangkan aku tidak" ujarnya merapikan rambutnya kembali.
"Itu karena kau tidak pernah bekerja dengan serius.." ujar Mao sweetdrop.
Yah— begitulah kenyataannya, (name) memang tidak pernah serius dalam pekerjaan. Contohnya saat Eichi memberinya tugas, yang di beri tugas malah pergi main bersama Koga.
Itulah alasan mengapa Anzu selalu di andalkan dan sibuk. (Name) beban emang.
"Aku pergi dulu, mau cari angin"
"Bilang aja mau bolos"
"Itu tau, jangan lapor!"
(Name) langsung berlari ke luar kelas sebelum di kejar oleh teman-temannya, "argh— dasar, ini sudah yang ke-lima kalinya" ujar Mao memijat pelipisnya.
"Sally" panggil Subaru.
"Ya?"
"Bolos juga, yuk!"
".. Jangan ngadi-ngadi deh Akehoshi, tampaknya kau terlalu banyak bergaul dengan (name)"
.
.
.
Sesampai di belakang sekolah barulah (name) berhenti berlari, itu juga menguras banyak tenaganya. Ia mulai berjalan menuju bawah pohon untuk berteduh dan menikmati angin sepoi-sepoi.
Sesampainya di sana, (name) tidak langsung bersandar pada pohon tersebut. Seorang gadis bersurai coklat dengan tangannya memegang berkas-berkas, tidak lupa tumpukan kertas yang di himpit(?) dengan batu agar tidak terbawa angin.
"Anzu.. ?"
Ya, gadis itu adalah Anzu.
Tampaknya gadis itu tertidur dengan lelap, ia pasti sangat kelelahan. Tentu saja, siapa yang membuatnya semakin menanggung semua beban itu? ya, (name).
Pemuda itu kemudian duduk tepat di samping Anzu, "Maafkan aku karena sudah merepotkan mu, Anzu hehe" cengirnya.
Perlahan (name) mengelus surai coklat Anzu dengan lembut, tidak ingin membangunkan gadis itu. Tak lama setelah itu kepala Anzu berpindah tempat ke pundak (name).
Pemuda itu sedikit terkejut dengan hal itu, tapi, ia membiarkan Anzu tidur di pundaknya. "Selamat tidur, Anzu" kemudian sepasang iris (e/c) itu tertutup, memasuki dunia mimpi.
pada minta lanjut, jadi— yaudah.
hope u like it<3
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top