EPILOGUE
*-Β ΜΜβ¦ββΉΒ΄ ;Β .*
Hari Natal telah tiba. Kota dipenuhi oleh iluminasi cahaya dari lamu jalan dan toko, juga dipenuhi dengan irama lagu yang diputar berulang-ulang. Para penduduk berlalu-lalang di jalanan dengan pakaian hangat, saling mengucapkan ucapan 'selamat natal' kepada satu sama lain.
Orang-orang merayakan natal dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang merayakan dengan kekasih dan berkencan di taman kota, ada yang merayakan bersama teman di karaoke atau di restoran, ada pula yang merayakannya dengan menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah.
Dan Loid Forger merupakan salah satu dari sekian orang yang merayakannya di rumah bersama keluarga. Organisasinya cukup baik untuk membiarkan mata-mata dengan kode nama rahasia 'Senja' itu menikmati libur Natal dan Tahun Baru untuk quality time bersama keluarga palsunya.
Saat ini, ia dan Yor tengah duduk di sofa berdampingan. Anya berdiri di hadapannya, menyembunyikan sesuatu di balik punggung. Tak lama kemudian, gadis kecil itu mengeluarkan hadiah berbungkus kertas kado mengkilap dari sana.
"Ini hadiah Anya untuk Ayah dan Ibu. Semoga kalian suka," ucap Anya dengan nada senyuman lebar, menampakkan deretan gigi putihnya.
Yor menerima uluran hadiah itu dengan senang hati, lalu memeluk tubuh mungil Anya selembut yang ia bisa. "Terima kasih banyak, Anya."
Anya berdeham, memeluk balik sang ibu dengan erat. "Sama-sama!"
Loid turut memberikan tepukan lembut di kepala Anya setelah menerima hadiah yang diberikan. "Terima kasih, Anya. Sebenarnya, kau tidak perlu repot-repot seperti ini."
Gadis kecil itu menggeleng, senyuman masih terpatri di bibir mungilnya. "Tidak merepotkan sama sekali kok, Ayah! Anya membuatnya dengan sepenuh hati!"
"Anu ... Ibu, bisa lepaskan pelukannya?" lanjut Anya sambil memukul-mukul pelan pundak ibunya.
"Maaf! Ibu terlalu senang sampai lupa," ujar Yor sambil segera melepaskan pelukan, pandangannya beralih ke kado yang diberikan oleh putrinya. "Apakah hadiahnya boleh Ibu buka?"
Anya mengangguk cepat. "Tentu! Ayah juga, ayo dibuka!"
"O-oh, baiklah," jawab Loid ragu sambil menatap hadiah yang ada di genggaman.
Yor dan Loid pun menarik pita yang mengikat kotak hadiah mereka sebagai awalan. Mereka kemudian membuka kertas yang membungkus kotak, lalu membuka tutup dari kubus tersebut. Keduanya memgeluarkan hadiah dari kotak masing-masing.
"Sarung tangan? / Kaus kaki?" Loid dan Yor berucap bersamaan. Keduanya saling menatap satu sama lain sebelum tersenyum dan menatap putri semata wayang mereka dengan tatapan penuh kasih sayang.
"Jadi, apa kalian menyukainya?" tanya Anya yang menyembunyikan tangan di belakang punggung.
"Kami sangat menyukainya," kata Loid dan Yor sambil mengelus pucuk kepala anak perempuan mungil tersebut dengan lembut.
Bond yang turut senang berjalan ke arah Anya dan mengenduskan wajahnya ke wajah sang majikan. Anya pun memeluk anjing yang lebih besar darinya itu, menikmati kehangatan malam natalβ baik kehangatan yang diberikan oleh anjing kesayangannya, maupun kedua orang tuanya.
***
"Tolong antarkan ini ke kediaman utama," titah Damian kepada seorang gadis pirang bermantel putih sepanjang lutut. "Katakan ini dari Damian."
Perempuan muda di hadapannya itu memasang pose hormat dengan senyum lebar. "Dimengerti!"
Sang anak laki-laki bermata obsidian menepuk jidat, benar-benar terlihat lelah. "Kak Alice, kau tidak perlu berpose konyol seperti itu."
"Ah, tidak masalah. Lagipula, ini hanya bercanda," balasnya dengan kekehan.
Damian menghela napas panjang, senyuman terukir di bibirnya tak lama setelahnya. "Kalau begitu, mohon bantuannya ya, Kak Alice."
Alicia mengacungkan ibu jarinya. "Serahkan padaku."
Dengan begitu, puan bermata samudera itu pun berjalan ke arah mobil yang terparkir di luar gerbang. Setelah masuk dan menutup pintu mobil, ia membuka jendelanya dan melambaikan tangan ke arah Damian. Sang anak berambut gelap membalas lambaian itu hingga mobil sedan hitam tersebut melaju pergi dan hilang dari pandangan.
Damian lantas memandang langit berhiaskan bintang yang membentang di atasnya. Ia menyatukan kedua tangan, memejamkan matanya dan mulai berdo'a, "Ya Tuhan, semoga Ayah mau menerima hadiahku."
Damian berharap, keajaiban natal benar-benar terjadi padanya pada malam penuh berkah ini.
*-Β ΜΜβ¦ββΉΒ΄ ;Β .*
Fin.
BαΊ‘n Δang Δα»c truyα»n trΓͺn: AzTruyen.Top