ืืืืเซข 4 เผเผเฟ
"Lu lebih muda dari gua gasi?" Nagisa menatap pada gadis yang sedang sibuk dengan eskrimnya.
"Hm? Oh, iya. Gua kecepetan masuk sekolah setahun."
Nagisa menghela nafas saat gadis itu lagi lagi makan dengan berantakan. Sejak pertama kali bertemu, itu tidak pernah berubah.
Sekarang sudah hampir kenaikan kelas 12. Artinya mereka sudah bisa dibilang dekat, bukan?
Berawal dari tragedi telat dan manjat pagar, lalu tragedi celana sobek sampai dengan gopud Nagisa. Semuanya membuat mereka akhirnya berada di taman ini. Dengan dibalut baju cosplay yang dipakai dengan er- nyaris berantakan karena kelelahan keduanya diajak foto.
Nagisa mengambil tissue dan mengelap pipi [Name] yang terkena eskrim.
"Jangan cemong. Kan baju cosplay nya nyewa. Kalo kotor bener yang susah kita nanti." Nagisa mulai berjalan dan merapikan bajunya. Dia cosplay maid, siapa yang meminta? Tentu saja [Name].
[Name] mengangguk pasrah saat kakinya benar benar sakit untuk berdiri.
Nagisa dengan cepat mengulurkan tangannya. Lalu tersenyum tipis,"cepetan. Kita harus kabur sebelum orang orang tau kita masih disini."
โขโขโข
"L-lu.. LU APAIN NAGISA BISA GINI ANJIR?!"
Karma menatap bingung pada Nagisa yang berdiri di depan rumahnya dan [Name] dengan baju maid. Termasuk [Name] yang menggunakan kostum maid juga.
Tangan gadis itu menutup bibirnya dan mesem mesem melihat keduanya, tatapan jahilnya mulai keluar saat Nagisa terlihat mulai terganggu dengan reaksi Karma.
"Ukhuuhk- kalian cocok BBANGEUDDDD!" [Name] berteriak sambil terus memberikan tepuk tangan.
Hingga tangan Karma dengan cepat mengangkat vas bunga dan membuat [Name] kabur, "DIEM LU FUJO."
"EHE HEHEHEH."
"Haah.." Nagisa menghela nafas lalu membuka tasnya, " Karma, boleh pinjem kamar mandi? Bajunya panas kalo dipake terus."
"Oh- yah silahkan." Karma yang tadinya berdiri di depan pintu, minggir mempersilahkan Nagisa masuk ke dalam.
[Name] sedang merapikan beberapa makan malam diatas meja di depan televisi. Lalu berjalan ke kamarnya mengganti baju.
Karma menatap aneh keduanya, entah kenapa mereka berdua tidak berusaha saling mencuri pandang atau sekedar mengatakan sesuatu terhadap keduanya padahal mereka abis keluar berduaan.
Nagisa keluar beberapa menit setelahnya, rasa lelah dan berat pada lehernya membuatnya terasa seperti benda cair. Sungguh. Dia meleleh.
Karma melihat kearah Nagisa, "lu sama [Name] ada berantem?"
"Gada tuh, kenapa?" Nagisa membuka sebelah matanya dari posisi setengah tertidur nya.
"Kalian abis ciuman?"
Wajah Nagisa seketika memerah, sebenarnya tipis. Namun kulitnya yang putih membuat wajahnya terlihat lebih merah, "k-kokkk??"
"Kok tau?" Karma bertanya balik. Dan dibalas anggukan oleh pemuda berambut biru itu.
"Lo beranjak, gua pelatih."
"H-hah?"
Karma mendorongkan satu kotak susu strawberry nya ke dahi Nagisa,"lu baru mulai tau cinta cintaan sekarang sama sepupu gua, tapi jauh sebelum itu gua udah pernah pacaran sama okuda. Otomatis gua lebih tau soal pacaran bego."
Bibirnya mengerucut, "yaaa kan, beda."
"Wdym beda?"
"Lu emang pada dasarnya brutal dapet cewe kalem, lah gua? Kebalikan lu pada." Nagisa. Mengambil satu pentol bakso dari dalam wadah makan malam.
"Bener juga sih, yang keliatan lebih pengalaman malah [Name]." Karma mengangguk mengiyakan.
"Mangsud ngangguk ngangguk?" [Name] keluar dengan rambutnya yang basah. Nagisa tersenyum menatapnya. "Karma nanyain soal ciuman."
"L-LOH?"
"Sepupu bego. Gua sepuh pacaran tolol. Udah tau banget gua."
"Uh- ya.. sih.." [Name] tidak membantah. Karena itu memang fakta. Hanya saja sekarang dia dan Okuda sedang ldr an karena Okuda ikut ke luar negeri untuk sekolah khusus bakat kimianya. Jadilah Karma yang bucin hape. Dan menciumi hapenya tiap malam.
"Yaudahlah mending makan dulu, terus lu pulang, Nagi. Gaenak kalo diliat tetangga ada cowo di rumah gua satu lagi. Kan rumah kita tetanggan jadi lu enak mau pulang." Nagisa mengambil piringnya sambil mengangguk.
Ketiganya hanya memerlukan waktu sebentar untuk makan, sisanya penuh dengan bercandaan dan cerita tentang ketiganya.
"Yap bentaran mau nyuci piring bekas makan." [Name] beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke wastafel dapurnya. Mulai mencuci piring.
Tanpa sadar lingkaran tangan memeluk pinggangnya.
Seketika gadis itu merinding hebat lalu memukul kepala Nagisa dengan botol kosong. "Jangan tiba tiba gitu anying. Kan lu tau hawa keberadaan lu tipis."
Nagisa manggut-manggut sambil mengeratkan pelukannya. "Iya iyaaa, dari awal pacaran, gapernah tuh manggil gua romantisan dikit."
"Yakali manggil gitu disini, kan ada 'Azab' disini."
"Njrit Azab." Keduanya pacaran. Memang benar, cinta bisa datang dari mana saja. Siapa yang menduga mereka langsung pacaran karena [Name] yang dengan santainya noel kepala Nagisa sambil bilang 'ohayyoh pacar gweh." Emang agak beda isi otaknya.
Nagisa melepaskan pelukannya, "yaudah inj gua balik dulu ya?"
[Name] mengangguk cepat,"hooh, maap gabisa nganterin ke depan. Tangan gua sabun semua."
"Iya gapapa sayang." Nagisa mengecup pucuk rambut [Name]. Membuat gadis itu sedikit mematung di tempatnya. Lalu Nagisa meninggalkan nya dalam kondisi itu dengan santainya.
Dia berjalan keluar yang di sambut Karma yang berdiri di depan pintu.
"Gua balik dulu ya?" Nagisa mengambil tasnya yang berisi baju maidnya dan [Name] untuk di kembalikan ke tempat sewaan.
"Ya, jagain adek gua y?"
"What?" Nagisa menatap Karma lagi.
"Hooh, cuma lu yang gua percaya buat pacaran sama dia. Ada sekitar 17 orang yang gua pukulin abis nembak dia." Karma menatap sinis Nagisa.
"Njirt-"
"Yaa, gua nitip sih. Biar dia gak dapet cowo brengsek kayak gua yang sukanya mainin hati cewe. Takutnya dia kena karma gua dulu suka mainin cewe. Tapi kalo lo yang jadi pacarnya, ya gua rada tenang sih."
Nagisa menepuk pundak Karma sambik berjalan keluar pintu," selama dia masih jadi pacar gua, dia tanggung jawab gua. Santai aja."
Bแบกn ฤang ฤแปc truyแปn trรชn: AzTruyen.Top