【Winter and Sunshine】

Third person side

Kini dua insan itu berjalan bersisian tanpa sepatah katapun keluar. Kaki hanya di langkahkan perlahan tak tentu arahnya.

"Ano, Shukuri-san..."

"Tidak usah bicara padaku." Potong Akito cepat, buat Nanami kembali tertunduk.

"Gomenasai..."

Akito tak menanggapi, meski begitu dalam hati ia berucap, "apa tidak apa-apa aku berbuat begitu padanya?"

"Oi, Shiranui." Ujar Akito.

"Ha'i, Shukuri-san?" Jawab Nanami

"Sungguh kau tidak ingat siapa aku?"

Nanami kembali tertunduk, "tidak...,"

"Tapi, aku merasa kita saling mengenal di dunia nyata, benar, kan?" Manik Nanami berkilat sekilas.

Akito kembali diam, menerawang awan-awan. Teringat perjalanan mereka selama ini, mencari sang dewan dunia.

"Kau ingat kekuatanmu, Shiranui?" Toleh Akito.

"Aku bahkan tak ingat aku mempunyainya Shukuri-san..."

"Sial, terlalu sulit, tidak ada petunjuk." Kata Akito.

"Shukuri-san..."

"Shiranui."

Nama diucap bersamaan, buat hadapan saling bertemu akibat tolehan kepala.

"Kau saja duluan." Lagi-lagi bersamaan.

"Hmh... Baiklah." Akito mengacak rambut canggung.

"Aku ingin memberi tahumu soal kekuatanmu." Ucapan Akito sontak membuat Nanami memfokuskan pandang kearah si pemuda.

"Kekuatanmu, adalah menghapuskan ingatan orang lain, dan kau tahu, kau telah menghapus ingatan seseorang yang penting bagiku." Kata Akito mengalihkan pandang kearah semak.

"Aku selalu ingin menjauh darimu, tali entah kenapa semakin menjauh yang terjadi adalah sebaliknya, seakan takdir tidak mau kita berdua berjauhan." Lanjutnya.

"Yang perlu kau tahu adalah aku membencimu, kita tidak pernah cocok selama ini, kita memang harus berjauhan tak peduli apapun."

"Shu, Shukuri-san..." Lirihan Nanami buat Akito kembalikan fokus pada si gadis.

"Ternyata kita sedekat itu ya..." Pipi yang merona buat Akito disana salah tingkah.

"Ti, tidak! Sudah kubilang, kan?! Kita harusnya berjauhan!" Sanggah Akito.

"Ah sudahlah, ayo kita..." Langkah terhenti, kala Nanami tarik lengan Akito dan tarik tubuhnya mendekat.

"Apa yang?!--"

"Shukuri-san maafkan aku, tapi sudah kuduga kau adalah orang penting bagiku, tak peduli apapun," Nanami tersenyum lembut, buat Akito bungkam tak tahu harus berbuat apa.

"Disini, diriku yang tak mengenal dirimu ini, aku akan buat kisah yang berbeda,"

"Terima kasih." Nanami majukan badan dan sedikit berjinjit, hingga bibir bersentuhan dan cahaya terang liputi dua insan tersebut.

"Seandainya aku juga bisa mengatakannya, Shiranui..."

"Arigatou na Shukuri-san, aishiteru, kamo..."

-fin

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top