【Winter】
❄Shiranui Nanami side ❄
Salju di bulan Desember.
Sungai-sungai yang membeku.
Suhu yang senantiasa menembus kulit.
Hembus angin yang menerpa buat dedaunan pohon bergoyang.
Tampak seorang gadis tengah berjalan pelan lewati setapak nan sepi. Tak ada suara yang berarti. Sungguh sunyi berbekas putih sang penguasa musim dingin.
Gadis berambut pucat gelombang sebatas bahu itu memakai tudung merah dan tampak begitu santai berjalan. Tatapannya fokus pada satu titik.
"Aku harus menemukannya." Gumam gadis itu.
"Tapi dimana aku bisa menemukannya?" Sambungnya.
Sekitaran tampak tenang. Lebih tepatnya hutan ini tampak tenang. Hal itu buat sang gadis makin bingung mencari petunjuk akan sesuatu yang dicarinya.
"Kenapa aku tidak ingat apapun? Benarkah aku akan disini selamanya?" Ia menghentikan langkah. Salju mulai turun, tak ada yang berubah.
"Carilah seseorang yang penting bagimu, dalam kisahmu 'gadis bertudung merah'"
Terngiang kalimat itu di telinganya, kalimat yang bahkan ia tak ingat pemiliknya.
"Semua ini mimpi, walau begitu aku harus menemukannya atau akan terperangkap dalam mimpiku selamanya." Ia hela napas sejenak.
Shiranui Nanami, nama gadis berambut pucat yang nampak kebingungan tersebut. Ia tak tahu apa yang membawanya ke dunia ini. Yang diketahuinya adalah ia berada dalam mimpinya sendiri dengan kisah si gadis bertudung merah, serta harus mencari seseorang yang penting baginya untuk bebaskan diri dari semua ini.
"Seandainya aku bisa ingat siapa orang penting bagiku..."
Nanami mengarahkan kepala sebagai respon salju yang menyentuh pipinya barusan.
"Atau aku memang tidak punya orang penting ya..."
Suara berisik dibalik semak buat Nanami tersadar, "siapa disana?!" Ungkapnya spontan berbalik.
Tak ada jawaban, gemerisik dibalik semak masih terdengar. Nanami mendekat, coba berani.
Tepat beberapa meter sebelum Nanami berhasil mencapai semak itu seekor serigala berbulu salju melompat keluar. Sontak Nanami mundur beberapa langkah kebelakang. Malangnya gadis tersebut tersandung dan jatuh terduduk.
Nanami pejamkan mata, berusaha untuk mengusir kemungkinan terburuk dari pikiran walau diri tahu hal tersebut takkan membantu sama sekali. 3 detik... 4... 5... Nanami tak rasakan apapun yang berarti.
"Hoi, kau." Sebuah suara sontak buat sang gadis buka mata.
Dapati sosok pemuda berambut biru gelap tengah didepan mata. Nanami kejapkan manik sesaat, berusaha amati sosok dihadapan. Pemuda itu memiliki manik abu, rambut biru gelap, berpakaian bulu berwarna putih pucat, memiliki ekor juga telinga yang tampak bergerak.
"Hei, apa yang kau lihat?" Decaknya buyarkan pikiran Nanami.
Gadis itu cepat berdiri, pandang berbinar kearah si pemuda, "imutnya... Aku ingin menyentuhnya..." Ucapnya antusias pandang lekat telinga berbulu yang mencuat disana.
"Aku tidak tahu siapa kau tapi karena ini mimpi jadi izinkan aku..." Nanami mendekat beberapa langkah kearah pemuda itu.
"Hoi jangan dekat-dekat!" Bentaknya melambaikan tangan secara menyilang.
"Hup" Nanami secara bebas melompat kearah si pemuda dan memeluknya, membuat berdua jatuh bebas menyentuh salju nan dingin.
"He, hei! Apa yang kau lakukan, lepaskan aku!" Teriaknya frustrasi kala Nanami mulai mempermainkan telinga berbulunya.
"Tidak mau... Lihatlah ini sangat lucu..." Ucap Nanami masih setia memainkan telinga si pemuda.
"Lu, lucu?!" Habis sudah kesabarannya, telak, didorongnya tubuh Nanami kebelakang but sang gadis jatuh terduduk dengan ringisan keluar dari mulut.
"Apa yang kau lakukan hah?! Aku ini bukan mainan, aku ini seorang laki-laki!" Tegasnya dengan wajah memerah.
Nanami memandang datar kearah si pemuda, "habisnya, sulit menganggapmu begitu dalam keadaan begitu, kau terlalu imut." Balasnya.
Pemuda itu sontak makin merah wajahnya, tanpa basa-basi lagi, ia pun berlari menjauh dari Nanami.
Nanami mengerjapkan manik sesaat, "ceritanya..."
"Dia adalah jawaban semua ini, aku harus mengejarnya!" Seru Nanami lantas bangkit dan berlari mengejar sang werewolf yang ia anggap unyu tersebut demi ungkap semua ini.
"Orang yang penting... Bagiku..."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top