【Sunshine】

Shukuri Akito side

Serigala berbulu salju itu tampak berkeliling bingung disekitar hutan. Langkah kakinya tak tentu arah menapaki tanah bersalju. Geraman terdengar frustrasi. Akhirnya diri putuskan berjalan pelan telusuri setapak yang ia temukan.

Suar gumaman lirih buat telinga berdiri tegak, langkah terhenti. Serigala itu mulai penasaran siapakah gerangan disana. Tidak. Tepatnya wujud sesungguhnya didalam sana. Coba dekati sumber suara dengan rencana sembunyikan tubuh dibalik semak rimbun disana. Terdengar aneh memang. Semua terasa tak lazim. Namun wujud didalam sana miliki rasa penasaran tak terbendung.

Sial memang, niat hendak melihat gerangan disana namun akibat tak terbiasa dalam wujud tak seharusnya sekarang buat kaki tergelincir lantas, tubuh terguling. Berusaha bangkit, bersihkan salju yang menempel di bulu buat gemerisik pada semak.

"Siapa disana?!" Seruan terdengar dari balik semak.

Serigala itu, tidak. Akito disana mulai bingung. Ia takut jika menampakkan diri dalam wujud ini. Hal itu akan menakuti seseorang disana.

Suara tapak kaki mendekat, tak ada pilihan lain. Akito pun melompat keluar dari sana. Dapat ia saksikan gadis bersurai pucat itu jatuh terduduk akibat kaget setelahnya.

"Nanami?" Gumam Akito dalam hati kala lihat gadis yang tampak ketakutan itu.

Entah bagaimana caranya, kini Akito telah berubah ke wujud aslinya, seorang manusia. Tetapi, dengan telinga dan ekor itu?

"Sekarang bukan saatnya memikirkan itu!" tegasnya masih berlari ditengah hutan itu, berusaha menghindari Nanami yang ia sadari masih mengejar di belakang.

Akito tidak pernah tau bagaimana semua tak lazim ini bekerja. Yang ia ingat terakhir kali adalah ia tengah tertidur. Hanya itu.

Tolehkan kepala ke belakang, hentikan langkah. Tak ada lagi sosok Nanami mengejar.

"Apa maksud semua ini-- huwa!" Seruan terdengar kala tubuh dipeluk tiba-tiba.

"Mitsuketa." Suara lirih Nanami kembali sapa pendengaran Akito.

"Lepaskan aku." Ucap Akito berusaha melepaskan kedua lengan gadis itu dari pingganya.

"Yada, kau adalah orang penting bagiku, tidak akan kulepaskan." Ucap Nanami masih tak beranjak.

Akito menghela napas, lepas lengan Nanami paksa dan menggenggamnya erat.

"Kau adalah orang yang kubenci, satu-satunya orang penting yang kumiliki tiada karena dirimu, apakah kau ingat itu?" Tatapan Akito merendah, tajam, sedingin es.

Nanami pandang wajah Akito tak mengerti, "apa maksudmu?"

Akito meremas lengan Nanami, buatnya melenguh sakit. "Jangan pura-pura lupa Shiranui."

Nanami tahan sakit berusaha berucap, "a, aku bahkan tidak ingat siapa kau..."

Akito terdiam, lepaskan kedua lengan Nanami, "Oi Shiranui, jangan bercanda." Ucapnya.

"Kau tidak ingat siapa aku?"

Nanami cepat menggeleng, "tidak sama sekali."

"Aku harus mencari seseorang yang penting bagiku... Katanya setelah itu baru bisa mengingat kembali dan kembali ke dunia yang sebenarnya." Jelas Nanami.

"Aku Shukuri Akito, kau ingat? Bagaimana bisa kau lupa sedangkan aku mengingatmu dengan begitu jelas Shiranui?" Akito merendahkan nada bicaranya.

"Shukuri... Akito...?" Ulang Nanami perlahan.

"Kita adalah pemilik kekuatan, kita dalam perjalanan, kita semua, bersama para pemilik kekuatan lainnya, kau ingat?" Lanjut Akito lagi.

Nanami memejamkan manik, berusaha mengingat sesuatu namun nihil. Diri eratkan mentel merah di tubuh. "Aku tidak bisa mengingatnya..."

"Tck." Akito berdecak.

"Semua akan sulit jika begini." Lirihnya.

--------

Satu chap lagi maybe :(


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top