O2. harsh
[×××]
Kau memang kasar, tapi tidak pernah setempramental ini dahulu.
Apa yang aku lewatkan? Apakah memang ada yang berubah darimu?
[×××]
Pagi-pagi sekali sudah disibukkan dengan berbagai persiapan misi pembasmian.
Shinya mengedar pandang ke lautan pasukan Tentara Bulan Siluman yang sudah memenuhi titik kumpul. Masih ada beberapa waktu sampai pidato membosankan dari pemimpin misi kali ini (yang lagi-lagi adalah Ichinose Guren), jadi lelaki berpangkat Mayor Jenderal itu memilih keluar barisan para pangkat tinggi dan mengamati pasukan lain.
Netranya menangkap seorang gadis semampai yang berseragam garis merah, tanda ia sudah pangkat tinggi. Helai pucatnya melambai kasar seirama dengan gerakan tubuhnya yang seakan dipenuhi ledakan. Gadis itu dikawal dua pemuda yang diketahui teman setimnya, tengah bicara- tentunya tidak baik-baik dengan gadis lain yang lebih pendek darinya.
Gadis yang tak lain tak bukan adalah adiknya, Hiiragi Akakihara. Dan lawan bicaranya, pemimpin tim tersebut, anggota keluarga Hiiragi pula; Hiiragi Shinoa.
Samar-samar terdengar percakapan panas antar kedua gadis itu.
"Apa-apaan ini Shi-chan? Ke mana anggota timmu yang lain? Sebentar lagi misi dimulai! Jangan main-main jadi Ketua Tim!"
Shinoa agaknya ingin protes namun tak bisa. Shinya tahu, gadis mungil itu sangat menghormati sang adik akibat perlakuan Akakihara yang terbiasa sangat lembut padanya. Mungkin juga karena mengetahui bagaimana Akakihara yang begitu mengagumi dan menghargai mendiang kakak Shinoa, Hiiragi Mahiru. Namun tidak kali ini, entah hilang ke mana kata lembut itu.
"Maaf Aka-san, aku sudah memperingatkan Yuu-san dan Yoichi-san untuk segera berkumpul segera setelah menyelesaikan urusan mereka. Aku tidak menyangka sampai sekarang mereka belum ke sini." Shinoa berusaha memberi pembelaan.
"Huh? Kau kira aku bisa terima alasanmu? Tidak bisakah kau lebih tegas pada anggota timmu? Dasar tidak bertanggung jawab!"
"Tentu saja aku bisa bertanggung jawab atas mereka! Jangan sembarangan menuduh Aka-san!"
PLAK!
"JAGA BICARAMU PADAKU HIIRAGI SHINOA!"
"AKI-CHAN SUDAHLAH!"
"Aki, berhenti!"
Situasi kian menegang di sisa waktu persiapan yang semakin menipis. Terlihat Nizuto dan Kanohara- dua pemuda di belakang Akakihara berusaha menahan si gadis agar amarahnya tidak semakin tersulut. Juga dari pihak seberang, Mitsuba serta Kimizuki berusaha menarik Shinoa menjauhi Akakihara.
"Mentang-mentang kau putri kandung keluarga Hiiragi dan aku hanya anak adopsi, lalu kau kira bisa melakukan segalanya semaumu? Iya? Kalau begitu lebih baik kau kembali bergabung dengan tim Narumi, aku tidak sudi membimbingmu lagi." Tukas Akakihara lantas melenggang pergi diikuti Nizuto dan Kanohara. Meninggalkan Shinoa yang tertunduk memegangi pipi di mana tamparan telak mengenainya tadi diiringi gerungan marah dari Sangu Mitsuba di sisinya.
Shinya ingin tidak percaya dengan sikap adik semata wayangnya barusan. Namun mengetahui Akakihara yang berjalan kebarisannya serta Guren yang juga telah menampakkan batang hidungnya untuk pidato tidak penting membuat Shinya mau tak mau kembali ke barisan pula.
"Aku sungguh tidak mengerti apa yang terjadi padamu Aka-chan." Desah Shinya pelan dan sekali lagi menoleh ke arah di mana sang adik berada. Mereka jarang satu rute pembasmian maka Shinya akan sangat khawatir padanya meskipun tak bisa diragukan kekuatan Akakihara bisa setara dengannya bahkan lebih sebagai Letnan Kolonel pemegang dua senjata kutukan sekaligus.
Kala itu Shinya baru menyadari sesuatu, sampai harus menyipitkan iris demi memastikan penglihatan.
"Sejak kapan Akakihara memakai seragam rok panjang?"
[×××]
Aku terlalu sibuk memikirkan cara untuk melepaskan diri dari dosa besar ini.
Sampai-sampai tidak sadar bahwa yang kulakukan tak lain hanyalah menutupi dosa ini dengan dosa yang lainnya.
[×××]
28/7/2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top