📖 Katsuki Bakugou [Love sick]

Request : Kayo_Lune

Sebuah kisah yang terhalang status sehingga dewa mengangkatnya.

Au Version!
Patient! Bakugou Katsuki x Doctor! Reader
【Love Sick】


Dua tahun menjalani pekerjaan sebagai Dokter disebuah rumah sakit ternama di jepang. (Surname) (Name) yang dikenal akan keramahannya dan sisi malaikat terhadap sebagian pasiennya.

Dan dibalik itu semua, ada satu pasien yang ia sukai secara diam-diam.

"Katsuki-kun, waktunya pemeriksaan" suaranya yang lembut memasuki ruangan kedap udara yang hanya berbasis AC didalamnya.

"Masuklah" jawaban dari dalam. Disana sudah terdapat sesosok pemuda berusia 19 tahun dengan surai berantakan miliknya. Namanya, Katsuki Bakugou.

Mengalami kecelakaan fatal yang hampir membuat nyawanya melayang. Sebuah operasi besar berhasil mengembalikannya, beberapa organ patah dan salah satu ginjal yang harus diangkat karena rusak parah.

Tragis, memang itulah takdirnya.

Pemuda dengan banyak masa depan yang belum ia jalani harus ditenggelamkan disebuah ranjang dengan fasilitas yang berbau obat. Tangannya yang harus di infus menggunakan selang dan terkadang harus memakai alat pembantu pernafasan.

Malang, Katsuki yang malang.

Karena itulah, (name) berusaha untuk membujuk dan menghiburnya sebisa mungkin. Sehingga menghilangkan raut wajah masam dan dengki yang sering tergores diwajahnya.

Semakin berjalannya waktu, yang ada malah dirinya yang jatuh hati pada akhirnya.

"Bagaimana dengan keadaanmu sekarang, Katsuki-kun? Apa kakimu sudah bisa digerakkan?" Tanyanya dengan nada terkesan lembut.

Pemuda itu terdiam. Inilah yang dihadapi (name) setiap harinya. Setiap pertanyaan yang ia lontarkan selalu terabaikan layaknya tengah berbicara dengan benda mati.

Tapi dirinya memaklumi. Ia tahu jika kejadian yang hampir menggerogoti sebagian tubuhnya itu akan membekas dan membuat sebuah trauma berkepanjangan.

Ia tahu itu, hanya saja. Ini masih terlalu dini untuk dirinya yang baru saja mencangkup kata dewasa.

Putus asa? Tentu saja tidak. Pasien seperti Katsuki butuh perhatian khusus. Intinya (name) harus mengembang sebuah senyuman dan tawa lebar dari jerih payah hasilnya.

"..Apa kamu harus melakukan ini semua? Palingan aku akan mati sebentar lagi, sudahlah tidak usah melakukannya. Merepotkan 'kan?" Katsuki berbicara.

Manik (name) melebar, tangannya yang tengah meraba kaki kanan miliknya yang masih terbalut perban terhenti. Ia menegakkan kepala menatap wajah putus asa dari pemuda tersebut.

"Tidak, Katsuki-kun. Aku tidak akan menyerah sebelum kamu sembuh total" jawab (name) tegas.

"sembuh? APA KONDISI SEPERTI INI BISA SEMBUH? KAMU PIKIR KECELAKAAN DUA MINGGU YANG LALU ITU TIDAK BERBAHAYA? KAU TIDAK LIHAT WAJAH DARI DOKTER BEDAH KEMARIN? bahkan ia berbicara dengan jelas jika nyawaku hanya tinggal beberapa bulan lagi. Jika memang aku akan sembuh itu mustahil, SEHARUSNYA KAU TAHU ITU 'KAN?" Pekiknya menggema ruangan tersebut.

Air mata (name) sengaja dibendung lebih dalam. Ini pertama kalinya melihat paseinnya mengamuk dan putus asa hingga mengeluarkan air mata dikelopak matanya.

(Name) pun bergerak kesisi Katsuki, membuat sebuah pelukan untuk menenangkannya. Ia tahu jika Katsuki saat ini depresi dan trauma karena kecelakaan tersebut, hanya saja ia tidak mau mengungkit lebih dalam lagi.

"Aku tahu itu, Katsuki-kun. Tapi aku tidak menyerah sebelum kata 'sembuh' itu benar-benar pas untuk dirimu" ujarnya yang tengah mengusap surai milik pemuda tersebut yang terasa kasar ditangannya.

Isak tangis sesenggukan yang terdengar dan juga mantel berwarna putih milik (name) kusut akibat bekas genggaman erat dari Katsuki yang tengah membuang semua rasa sakit dengan setetes air mata yang ia buat.

Keadaan hening tergantikan. (Name) tidak ingin membuat Katsuki lebih menderita lagi, ia tidak ingin membuat pemuda yang diam-diam ia sukai harus merasakan sakit seorang diri.

Ia tidak ingin semua itu terjadi. Jika saja dewa berada disisinya, bisakah ia membalas permintaan Katsuki untuk sembuh total? Bisakah ia melihat Katsuki berjalan hingga berlari normal mengejar cita-citanya menjadi seorang pahlawan di dunia ini?

Pemuda ini butuh hiburan lebih.

-o0o-

"Kamu sudah mendengar semuanya, (Name)-san? Jika pasien bernama Katsuki Bakugou akan menjalani operasi yang kedua kali." Ucap seseorang sengakatan dengan (name). Midoriya Izuku, seorang Dokter bedah.

(Name) mengangguk lesu. "Aku sudah tahu, apa kau yang akan melakukannya, Midoriya" Tanya (name) selanjutnya.

"Iya, akan kulakukan jam 3 sore nanti" jawabnya.

(Name) termenung. Mengkhawatirkan Katsuki yang kini berada diruang UGD saat ini. Apa yang terjadi sebelumnya? Pendarahan luar biasa terjadi pada kepalanya akibat terbentur sesuatu benda keras.

(Name) masih mencari tahu, benda apa yang bisa menimpa Katsuki hingga harus pendarahan lebat seperti itu?.

Ia tidak bisa berbicara langsung kepada Katsuki karena dirinya yang belum siuman sejak kejadian itu. Dan baru kali ini (name) putus asa pada pendiriannya.

"(Name)-san, aku harus pergi. Beberapa menit lagi operasi akan berlangsung" tegur Midoriya yang mengejutkan (name) ditempatnya.

"Midoriya, kumohon selamatkan dia. Apapun caranya" ucap (name) menatap intens kearahnya.

Midoriya mengangguk dan berjalan meninggalkan (name) setelah mengibarkan mantel putih miliknya.

"Katsuki-kun, setelah ini akan kupastikan dirimu berterima kasih padaku"

-o0o-

03.12 PM

(Name) termenung diruangannya. Saat ini operasi besar tengah Katsuki jalani bersama seorang Dokter Bedah yang ia percayai.

Terkadang ia terlihat mondar-mandir diruangannya bahkan sampai beberapa suster bertanya kepada dirinya. "Apa yang Dokter lakukan?" Dan yang dijawab (name). "Aku hanya sedikit khawatir" jawabannya.

Setiap ucapannya ia berdoa. Semoga dewa tidak merenggut nyawa Katsuki secepat itu. Pemuda itu masih memiliki banyak masa depan yang belum ia jalani.

Terutama, perasaan (name) kepadanya. Usia tidak mencegah untuk rasa sukanya kepada Katsuki yang terbilang lebih mudah darinya.

Tepat, disaat (name) baru menduduki tubuhnya dikursi berputar miliknya. Telephone dimejanya berdering dan langsung ia angkat dengan sigap.

"(Name)-san? Bisa datang keruang operasi sekarang?" Ucap seorang suster dengan deru nafas yang berantakan.

Dari situ (name) langsung bergegas keluar. Memakai mantel panjang miliknya, masker, penutup kepala hingga sarung tangan agar infeksi tidak tersebar keruangannya.

Ia berlari, menuju ruang operasi tempat Katsuki berada.

"A-aku disini" pekiknya membuka pintu ruangan secara paksa. Deru nafas yang tidak karuan dan keringat yang mengalir dari pelipisnya.

"(Name)-san, dia ingin berbicara padamu" sapa Midoriya dengan tangan penuh darah dan tatapan khawatir menyapa semuanya.

(Name) melangkah mendekat. Menatap Katsuki yang setengah sadar dibalik selang pernafasan yang ia pakai. Tangan Katsuki yang dingin dan beku mulai memanggil (name) agar mendekat kearahnya.

Ia pun mendekat dan sedikit membungkuk kearahnya. Suara kecil dari Katsuki terdengar, dan tanpa sadar sebuah air mata mulai keluar dari tempatnya.

Semua yang melihat itu hanya diam dan tidak berkutat dari tempatnya. Hingga sebuah kalimat menyelesaikan semuanya.

"Terima kasih untuk semuanya (name) aku tenang sekarang. Rasa sakit ini sudah tidak lagi berasa. Bahkan aku tidak bisa merasakan sakit dari darah yang keluar dari tubuhku. Rasanya semua telah hilang, aku benar-benar terima kasih padamu"

Ucapan itu sontak mengejutkan semuanya bahkan (name) yang shock ditempatnya. Ia menoleh, melihat Katsuki yang tidak membuka matanya lagi dan tidak bernafas lagi.

Deru air mata membanjiri masker yang (name) pakai. Ia sesekali memanggil nama Katsuki berulang-ulang kali namun tidak ada jawaban sedikit pun.

Hingga Midoriya mendekat dan menenangkan dirinya.

"(Name)-san, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu. Sejak tadi, dirinya sudah meninggal namun tiba-tiba kembali hidup dan memanggil namamu berulang-ulang kali. Maafkan aku" jelas Midoriya disisi (name) saat itu.

"Satu pasienku telah pergi dengan ucapan terima kasih yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan. Na, Midoriya bukankah itu menakjubkan?" Ucap (name) tersenyum lebar disela-sela tangisan yang ia buat.

Dirinya menyadari saat itu. Bahwa dewa tidak berpihak kepadany setiap saat. Hanya sebuah keberuntungan yang berpihak padanya, dan itu hanya diwaktu-waktu tertentu saja.

Dan (Name) menyadari juga, jika Dewa tidak memperbolehkan dirinya memiliki hubungan dengan Katsuki yang telah direnggut terlebih dahulu oleh Dewa sebelum dirinya.

Tapi, perasaan dan air mata itu tetap menjadi kenangan tersendiri baginya dan diubah menjadi sebuah semangat baru untuknya.

-o0o-

Maaf, Kayo. Baru sempat publish hari ini :'( semoga suka.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top