🍁ー エピローグ

Bunkyo, Tokyo, 25 November,  beberapa tahun setelahnya.

🍁🍁🍁

Dedaunan perlahan berubah menjadi Jingga, terkadang merah atau kuning sampai akhirnya mereka terbawa angin dan jatuh ke tanah. Satoru menatap dedaunan yang mengotori lahannya dengan senyum kecil di wajahnya, perlahan menyesap teh hangat yang berada di nakas dekat jendelanya. Musim Gugur tahun ini pun terasa dingin seperti tahun lalu. Walau di Tokyo tidak ada bau angin dari laut, tapi tahun ini masih terasa dingin.

Mungkin kalian sudah bisa menebak kalau Satoru dan kekasihnya kembali ke Tokyo setelah memastikan mereka sudah siap dan bebas dari segala permasalahan hubungan, romansa, juga kepercayaan di masa lalu mereka. Setelah beberapa orang berbaju hitam datang ke kediamannya untuk memotret dan memastikan harga properti, ia dan [Name] berangkat ke Tokyo menggunakan mobil terpisah. [Name] memilih untuk di antar oleh mobil Van putih, sedangkan Satoru menggunakan mobil Toyota berwarna putih-hitam.

Sekarang ia dan [Name] berada di Tokyo. Lagi-lagi apartemennya tidak begitu luas. Mereka membeli Apartemen bertipe one bedroom dengan dapur menghadap pintu. Walau begitu mereka merasa baik-baik saja karena, toh mereka belum begitu butuh tempat yang luas untuk dua orang.

Satoru pun pergi ke dapur dengan langkah pelan, tempat di mana kekasihnya sedang sibuk berkutat dengan peralatan masak hingga menimbulkan bunyi berisik seperti pementas musik di tengah kota.

"Kau butuh bantuan?" Tanya Satoru.

Sang gadis menggeleng, sibuk mengaduk adonan gyoza di mangkuk besi tanpa memperhatikan Satoru. Sepertinya adonan yang ada di mangkuk besi sudah menjadi terlalu lengket sehingga sulit untuk dipindahkan ke kulit gyoza. Mengingat kecerobohan dan watak kekasihnya, Satoru mengerti betul bagaimana adonan Gyoza itu bisa menjadi sangat amat lengket seperti daging busuk pada kulit.

"Kau yakin tidak butuh bantuan?" Tanya Satoru sekali lagi.

Sang gadis menggeleng sekali lagi. Kali ini dia memutar kepalanya ke arah Satoru sambil tersenyum, "Terima kasih tawarannya. Aku baik-baik saja."

Satoru mengedikkan bahu, bersandar pada meja makan dan memperhatikan [Name] yang masih berkutat dengan adonan gyoza di mangkuk besinya. Sesekali Satoru mengeluarkan kekehan kecil yang mengundang tatapan sinis dari sang gadis.

"Hei, [Name]," Panggil Satoru

[Name] tidak menoleh, hanya menjawab Satoru dengan suara dehaman panjang dengan tangan yang masih juga sibuk mengaduk adonan gyoza.

"Aku mencintaimu*" Ucap Satoru.

Gerakan tangan sang gadis pada adonan gyozanya berhenti. Kali ini dia menoleh dengan patah-patah ke arah Satoru. Kepalanya berputar sampai akhirnya benar-benar menatap sang lelaki. Wajahnya tersipu, dengan bibir yang tertarik ke atas.

"Satoru, mencintaiku?" Tanyanya dengan nada berbisik.

Satoru tertawa, menangkup pipi sang gadis di kedua tangan lebarnya dan mengangguk, "Tentu saja! Kau mendengarku 'kan?" Jawab Satoru.

[Name] tersenyum, dia menatap Satoru lurus, dengan mata yang menyerupai ikan mati tanpa cahaya atau kehidupan sama sekali. Dengan tubuh yang perlahan menjadi dingin, bibirnya menjadi pucat tak berwarna, juga rona merah pada pipinya yang berubah menjadi biru.

Satoru mundur selangkah. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, memastikan kalau apa yang dilihatnya benar bukan sebuah mimpi belaka. Dan benar saja, semuanya kembali seperti semula. [Name] menatapnya dengan pandangan bingung, dan Satoru membalasnya dengan tatapan bingung juga.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya sang gadis.

Satoru mengangguk, "Iya, mungkin hanya kurang tidur," balasnya.

[Name] tertawa, mengangguk-angguk paham seraya mengulangi kalimat kurang tidur seolah tidak yakin dengan jawaban dari Satoru. Ia kemudian kembali menatap lelaki di hadapannya dengan senyum lebar seperti anak kecil yang meminta permen, "Satoru, tadi kau bilang kau mencintaiku kan?" Tanya sang gadis sekali lagi.

Satoru mengangguk, "Ah, benar. Kau menanyakannya lagi?" si lelaki bertanya balik, sudah siap untuk kembali menjahili [Name] kalau ia meminta Satoru mengulangi ucapannya.

Tetapi [Name] tidak meminta Satoru mengulangi ucapannya. Gadis di hadapannya tertawa nyaring, sangat nyaring layaknya suara Nue sebelum akhirnya dia menatap Satoru dengan matanya yang seperti ikan mati, "Kamu bohong Satoru," [Name] berucap dengan suara serak patah-patah, "Karena, Satoru, kamu 'kan membunuhku?"

🍁🍁🍁

Bunkyo, Tokyo, 26 November, masih di tahun yang sama

"Bagaimana kabar Satoru?"

Wanita berambut coklat mengalihkan pandangannya dari tablet berisi artikel berita di hadapannya, beralih menatap pria berambut hitam legam yang sudah duduk manis dengan secangkir kopi yang masih mengeluarkan uap panas. Wanita berambut coklat itu adalah Ieri Shoko, seorang doktor di Rumah Sakit ternama yang juga merupakan teman Satoru sejak SMA. Sedangkan yang duduk di depannya sekarang adalah Suguru, seorang Manager di sebuah perusahaan, ia juga teman Satoru sejak SMA. Mereka berdua memiliki janji untuk bertemu setiap akhir pekan untuk mengunjungi Satoru.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Shoko.

"Aku tidak berharap banyak," Jawab Suguru sambil meniup kopi panasnya.

Shoko menghela nafas. Ia mematikan putung rokok di tangannya, "Katanya kemarin dia histeris lagi" Ucap Shoko.

"Satoru sering histeris kalau Musim gugur sudah tiba," Suguru terdiam sejenak, "Apa yang membuatnya seperti itu?"

Shoko terdiam, menghela nafas, mengusak rambutnya, kemudian menghela nafas lagi. Tangannya menyerahkan tablet yang sedang ia baca beberapa menit yang lalu. Sebuah artikel yang cukup lama, namun Suguru langsung menyadari apa maksud dari Shoko yang sebenarnya menjawab pertanyaan bodoh darinya tadi.

"Maaf, aku... Lupa..." Ucap Suguru.

Shoko mengibaskan tangannya seolah berkata tidak apa-apa. Gadis berambut coklat itu pun mendorong tablet yang ia letakkan di meja kepada Suguru, memperlihatkan artikel yang sedang ia baca dengan wajah muram. Suguru mengikuti gerakan jemari Shoko yang menunjuk satu artikel yang diberi banyak tanda. 

'Pria berumur 25 tahun membunuh tetangganya! Di duga karena Romansa. Pelaku diketahui memiliki gangguan jiwa.'

'Keluarga Korban masih menunggu keadilan, hari ini upacara pemakaman di Laut di adakan untuk menghormati mendiang Korban Y-N'

Suguru membaca artikel berita yang diberikan Shoko dengan hati-hati, memahami, dan mencerna segala kalimat serta petunjuk yang ada di artikel tersebut. Jelas sekali kalau apa yang ia baca saat ini adalah artikel tentang Pembunuhan. Katanya pembunuhan berencana, namun ada yang bilang pembunuhan spontan atau tidak terencana. Identitas Korban dan Pelaku disembunyikan, namun Suguru dan Shoko sebagai teman dari pelaku jelas dikabari oleh pihak berwajib dan keluarga mereka akan apa yang dilakukan Satoru pada hari ini, 3 tahun yang lalu.

"Kalau boleh Jujur aku lebih percaya teori kalau Satoru membunuhnya secara spontan," Celetuk Shoko. Ia menghembuskan asap rokoknya banyak-banyak sebelum melanjutkan, "Kita tahu Satoru. Pada tahun itu dia memang sedang mengalami depresi berat. Sepertinya Satoru dan dia berbicara untuk menyelesaikan masalah mereka di beberapa tahun sebelumnya. Aku rasa kalimat seperti aku melakukan semua ini untukmu keluar beberapa kali sampai akhirnya Satoru lepas kendali."

Suguru tidak mengiyakan atau menolak ucapan Shoko. Lelaki itu memilih untuk menyesap kopinya setelah mengembalikan tablet milik Shoko. Suguru tentu tahu berita bahwa Satoru telah membunuh seseorang, dan seseorang itu adalah mantan kekasihnya. Sejujurnya, Suguru lebih percaya kalau ada berita yang berkata kalau Shoko telah membunuh tetangga Apartemennya ketimbang berita kalau Satoru membunuh mantan kekasihnya.

Suguru meletakkan cangkir kopinya, "Itu menurutmu, atau itu yang ingin kau percaya?" tanya si lelaki.

Shoko menghela nafas, rokok di tangannya ia letakkan di asbak setelah mendengar pertanyaan Suguru, "Bagaimana menurutmu?"

Suguru mengedikkan bahunya. Dia tidak memiliki ilmu untuk menganalisa kasus seperti detektif. Suguru hanya bisa mengubah beberapa dokumen excel atau merevisi proposal yang diberikan bawahannya ke meja miliknya saja. Tapi karena Satoru adalah temannya, maka Suguru pun ingin mempercayai apa yang Shoko katakan.

"Apa kita akan mengunjunginya sekarang?" Tanya Suguru lagi.

Shoko menatap arloji di tangannya, "Mungkin setengah jam lagi. Setelah Satoru sudah sadar dari halusinasi miliknya,"

Ah, benar. Beberapa orang pernah mengatakan kepadanya kalau Satoru memiliki halusinasi. Halusinasi akan akhir bahagia dimana dirinya dan si mantan kekasih hidup berdua, bersama, mencapai akhir seperti di dalam buku-buku cerita yang sering mereka baca di ruang TK seberang Sekolah saat membolos dulu. Satoru selalu berhalusinasi kalau [Name] berada di sebelahnya. Dan mungkin itu memang benar, hanya saja, [Name] tidak lagi berbentuk manusia. Tapi Suguru tidak mungkin mengatakannya.

Suguru menghela nafas panjang, dalam hati ia hanya berharap Satoru bisa berangsur sembuh dan kembali menemukan orang yang tepat untuk berada di sampingnya.

— F i n n —

Thank you for reading ! !

—————————

隣の人 (Tonari no Hito) Gojo Satoru x Readers now officially Finished.

—————————

'*•.¸♡ SPECIAL THANKS ♡¸.•*'

: ̗̀➛ Ostribae_ Tksh sangat kpd Kak Rosa yang telah memberi izin kepada dakoe untuk hiatus dalam jangka panjang sampai recover total baik mental maupun badan. This might seem unimportant, but I really feel grateful. Sampai akhirnya aku bisa menyelesaikan Fanfiksi ini sampai Tamat karena support dan pengertian dari Kakak TT TT

: ̗̀➛ Callamelatte Ayang mbeb yang Tenma Tsukasanya ak ambil [mncium Tsukasa,,,] [wlewlowlewlo,,,] makasih banyak udah maiu direpotin, udah mengerti, udah menghibur, juga mengoreksi beberapa bagian dari fanfiksi ini walau ak berujung di slander [mngis kncang,,,] [mntap lngit,,,]

: ̗̀➛ My Friends as always Sobat Lobak Gay Arung Jeram Or we called it 'Sobak Arje ゲイ' biar keren. Walau kadang kita berakhir menangisi Gacha atau saling slander tentang para Oshi yang telah jadi Almarhumah (Khusus Ponco, aku masih moroh kamu ngatain Altan Trengsin abu) Tapi you guys are being such a good support <3

: ̗̀➛ (Khusus kali ini doang) oknum aby09099 yang dengan mode gilanya atas oknum bernama H-L (disensor supaya tidak gila) yang karena mode gilanya itu somehow memberi ide plot cerita baru dan koreksi sana-sini untuk fanfiksi ini. Tksh [tdk ikhlas,,,] [mmbuang Hanwool,,,]

: ̗̀➛ And last but not least, the readers who has been reading this Story so far. Thank you for enjoying and giving your love for this not really perfect writing of mine. I really appreciate every comment and votes from ALL of you! Thank you so much! (^^)

—————————

01 Oktober, 2022.
Maya Andrea「マヤアンドレア」

Let's meet again in another page of story.
For now, let's end our drip of ink here.
ありがとうございます。

—————————

❀° ┄┄┄┄────────────────╮

また 会いましょう。。。。

╰────────────────┄┄ °❀


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top