✉️❥ 最後の手紙

"Issei!"

Laki-laki bersurai oranye salmon itu seketika menghentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang, mendapati seorang gadis sedang melambai ke arahnya dengan senyuman lebar terukir di wajah cantik tersebut.

"Hah, apa?"

Ekspresi wajah yang nampak tidak bersahabat itu tidak menggentarkan hati gadis tersebut untuk menemui orang terkasihnya.

"Ini lirik lagu yang kujanjikan waktu itu, dan juga ini, bonus dariku."

Kedua alis laki-laki tersebut berkerut, ia memang benar meminta lirik lagu yang sudah dijanjikan gadis itu padanya, tapi apa-apaan surat itu?

"Ekspresimu terlalu jujur, Issei. Kau akan tau isinya setelah membacanya, isinya tidak aneh-aneh kok!" ucap gadis itu, berusaha meyakinkan laki-laki di depannya.

"Terserah lah," sahut laki-laki itu sembari mengambil kedua benda yang diberikan gadis itu.

Senyuman gadis itu seketika mengembang ketika Issei mengambil suratnya juga.

"Terima kasih!" ucapnya, tersenyum lebar seperti biasanya, walaupun Issei sama sekali tidak perduli.

Puk!

Hanya dengan jawaban berupa sebuah tangan yang mendarat di atas kepala gadis itu, ia sudah merasa puas.

"Oh iya, jangan beri tau isinya pada Futami dan Takamichi, ya?〜"

―✉️❣✉️―

"Eh? Issei, surat apa itu?"

Issei melirik ke arah sahabat baiknya, sambil berucap, "Bukan urusanmu," kemudian ia kembali fokus pada surat tersebut.

"Eh〜 Issei jahat!〜"

"Futami, sebaiknya kau kurangi rasa keingintahuanmu, sebelum Issei memukulmu."

Laki-laki bernama Futami itu kembali bersuara ketika ia tidak sengaja melihat sebuah tulisan yang tidak asing untuknya.

"Are? Bukankah itu tulisan tangannya [Na―"

Bugh!

"Uwaaaa! Sakit! Ini sakit sekali, Issei! Takamichi―"

"Makanya kubilang, bukan urusanmu. Jangan berisik!"

Takamichi hanya bisa menghela napas, melihat kedua temannya.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa tiba-tiba mendapatkan surat? Apakah itu dari salah satu fans? Kau bertemu dengan mereka?" tanya Takamichi, membuat Issei yang sebelumnya terfokus pada suratnya, kini menoleh.

'Orang ini, baru saja menceramahi Futami, tapi dia juga ikut bertanya,' pikir Issei.

"Ini dari―" Issei kembali terdiam setelah ia teringat dengan pesan [Name].

"Dari?" tanya Futami dan Takamichi secara bersamaan.

"Ya, ini dari fans," sahut Issei, kemudian ia lekas-lekas menyimpan surat itu di dalam sakunya.

"Ngomong-ngomong, tentang lirik lagu yang di tulis [Name]――"

―✉️❣✉️―

"Oy, [Name]!"

[Name] sontak menoleh ke samping, mendapati Issei yang sedang bersandar pada dinding, sepertinya sudah cukup lama menunggu kedatangan [Name].

"Issei, maaf! Apakah aku terlalu lama?" tanya [Name] sambil berbisik, bagaimanapun ia tidak ingin Issei tiba-tiba dikejar-kejar oleh para fansnya.

Tatapan Issei terpaku pada kapas yang direkatkan di pipi gadis itu, serta plaster luka pada jari-jari gadis itu semakin banyak, dan ia yakin luka di bagian lengan yang tertutup lapisan jaket itu juga semakin parah.

"Tidak juga, ayo pergi."

[Name] bergumam pelan, "Kalau memang lama, bilang."

Dan, yah, seperti biasanya, Issei meninggalkannya.

Seperti yang [Name] tulis dalam surat, beberapa waktu yang lalu, hari ini Issei akhirnya mewujudkan keinginan [Name], bayaran karena [Name] sudah membantu Issei menulis sebuah lagu baru untuk Lancelot.

"Seperti biasanya, kan?" tanya Issei, setelah [Name] meletakkan tasnya di atas kursi.

"Iya, seperti biasanya〜" sahut [Name], kemudian Issei kembali meninggalkannya, tapi hanya untuk memesankan sebuah gelato.

[Name] tersenyum tipis, dari tasnya, diambilnya sebuah kertas dengan sebuah pena.

[Name] mulai menulis kalimat-kalimat di atas kertas tersebut, walau tergesa-gesa, tapi untungnya ia dapat menyelesaikan surat itu tepat disaat Issei kembali.

"Ini pesananmu," ucap Issei sembari meletakkan gelas berisi gelato itu di depan [Name].

Sambil tersenyum, [Name] pun mengulurkan tangannya, memberikan surat yang sedari tadi ia tulis.

"Apa lagi ini?"

"Tentu saja ini surat, ini terakhir, jadi tolong terima, ya?"

Sambil menghela napas, Issei duduk di hadapan [Name], kemudian ia menerima surat yang di berikan [Name].

"Tunggu! Jangan dibaca sekarang!" ucap [Name] panik ketika Issei ingin membuka surat tersebut.

"Tch, banyak maunya," sahut Issei.

[Name] hanya tersenyum untuk menyahuti kalimat Issei, saat ini ia hanya ingin makan sambil menatap Issei, bukan menatap tubuh berwajah kertas.

―✉️❣✉️―

Setelah selesai makan, Issei mengantar [Name] pulang, seperti biasanya. Tapi entah kenapa, saat ia menatap [Name] dari belakang, ia merasa gadis itu terlihat semakin tidak baik-baik saja.

"[Name], apa orang tuamu datang? Mereka melakukan kekerasan lagi?"

"Un."

"Sialan, meskipun kau sudah tinggal di rumah yang berbeda dengan mereka, mereka masih melakukan itu."

Langkah [Name] terhenti, ia terdiam sesaat, namun saat gadis itu berbalik, Issei hanya menemukan senyuman tulus yang terukir di wajah gadis itu.

"Tapi ini tidak masalah, karena setelah ini, mereka tidak akan mengunjungiku lagi," ucap [Name], sambil terkekeh pelan.

"Benarkah?"

"Ya!〜 Oh, tunggu! Apakah kau khawatir, Issei?"

[Name] sontak tertawa ketika Issei menyahutinya, "Tidak mungkin, bodoh!" sambil berjalan mendahului nya.

"Berhenti tertawa!"

"Iya, iyaaa!〜"

[Name] merasa senang, hatinya terasa tenang setiap kali ia bersama Issei, itu cukup untuk membuat rasa sakit disekujur tubuhnya seketika menghilang.

Setelah Issei mengantarkan [Name] pulang, Issei pun lekas-lekas membaca pesan yang [Name] berikan, ia mulai penasaran dengan isinya, kalau boleh jujur.

Issei sempat tertawa kecil saat membacanya, ia pun sempat terdiam saat mengetahui isi keseluruhan dari surat tersebut, namun setelah ia membaca ulang, Issei segera merogoh isi saku jaketnya, mencari surat yang [Name] berikan sebelumnya kepada Issei.

Issei menyandingkan kedua surat tersebut, kemudian ia kembali membaca surat yang [Name] berikan beberapa hari yang lalu.

╔═══════════════════════╗

Issei, ini adalah lagu yang kujanjikan.
Waktu itu, karena aku sibuk, aku tidak sempat merevisi beberapa, karena itu aku menundanya.
Aku harap isi nya sesuai dengan tema kalian bertiga.

"Ne, [Name], lirik ini menganggumkan!" aku bertaruh, Issei tidak mungkin mengatakan itu.

Tapi, ya sudah lah, Issei kan tsundere!

Tunggu! Jangan berpikir ingin menghajarku! Aku hanya mengatakan sebuah kenyataan!

Oh, tunggu, apakah kau justru ingin memberiku hadiah karena jawabanku benar?

Tidak, tidak, tidak! Aku hanya bercanda, jangan bunuh aku〜!

Ehehehe, benar kata Futami dan Takamichi, menggoda Issei itu menyenangkan〜

Lol! Kupikir setelah ini Issei akan mencari Futami dan Takamichi...
Lalu menghajar mereka berdua.

Sepertinya aku harus meminta maaf kepada mereka, nanti.

Oh, iya! Tentang lirik lagu itu!
Mademoiselle yang ku sebutkan di dalam lirik itu adalah seseorang yang benar-benar nyata, jadi jangan mengejeknya!

Emm... Ku pikir Issei akan tau, hehehe! Benar, dia adalah gadis yang sama, yang menjadi tokoh utama dalam novel yang sedang kukerjakan, tapi tenang saja! Aku sudah meminta izin kepadanya.

Tau kah kau sesulit apa perjuanganku untuk menulis lagu itu?

Hari demi hari, aku harus mencarinya agar ideku muncul!
Indah bukan, cerita dibalik lagu itu?

Nah, karena aku sudah berjuang, setidaknya bayar aku!

Gelato, aku ingin itu! Terima kasih〜!

[Full Name]

╚═══════════════════════╝

╔═══════════════════════╗

Ini hanya berisi tentang curahan hatiku dan juga beberapa kalimat yang tidak bisaku sampaikan jika aku bertemu denganmu.

Waktu itu Issei sering mengajariku untuk menulis lagu, bukan?
Itu adalah momen paling indah di dalam hidupku... Terima kasih, Issei!

Lalu aku ingin menyampaikan sesuatu yang terus membuatku merasa sakit dalam dua tahun terakhir..

Love you... I love you, Issei.

Dulu kupikir aku tidak akan pernah mengatakan hal ini kepada siapapun, dan aku bahkan sempat tidak mempercayai perasaanku sendiri, hingga sampai saat itu, saat di mana aku mulai terang-terangan menjauh darimu... Karena aku tau, kau tidak merasakan hal yang sama, dan ini menyakitkan.

Issei, kutebak saat ini kau pasti sedang mengumpat, bukan?
Entah mengapa aku bisa mengetahuinya, mungkin karena aku sudah terbiasa bersama Issei.
Tapi aku mengatakannya dengan jujur! Aku mencintaimu, Issei. Tidak perlu merasa bersalah atau canggung kepadaku, aku hanya ingin mengatakannya agar hati ku terasa lega.

Oh iya, lirik lagu yang Issei berikan waktu itu benar-benar sangat indah.
Dia, sosok gadis dalam lagu itu, aku tau siapa dia! Jangan remehkan instingku ini!

Aku bertaruh, itu pasti Producer, kan?
Yah, bagaimana aku tidak sadar? Issei, matamu secara terang-terangan selalu menatap ke arahnya!

[Full Name]

╚═══════════════════════╝

Laki-laki bermarga Todoroki itu segera menyambar ponselnya yang sebelumnya sudah tergeletak di atas meja.

Issei dengan segera menghubungi [Name] sambil bersiap-siap dengan memasang jaketnya dan segera berlari menuju rumah [Name], meninggalkan tanda tanya besar pada seluruh penghuni rumahnya.

"Nomor yang Anda tuju sedang sibuk, silahkan tekan 1 untuk meninggalkan pesan."

Issei berdecak sebal, namun masih mencoba menyingkirkan semua perasaan tidak nyaman dan pikiran negatif yang terus menghampirinya.

"Sial, kenapa aku baru sadar sekarang?!" batin Issei, mengumpat akan kelalaian yang ia buat.

Kedua kakinya terus melangkah dengan kecepatan yang tidak main-main, tidak perduli jika ia berkali-kali hampir menabrak pejalan kaki lainnya.

Kenapa rumah [Name] terasa lebih jauh daripada biasanya? Pertanyaan itu terus terbayang seraya ia berlari menyusuri jalanan.

"[Name]!!"

Tidak mendapat jawaban dari pemilik rumah, dengan teramat terpaksa, Issei membuka secara paksa pintu tersebut dengan menendangnya.

"[Name]!" teriak Issei, namun sama sekali tidak ada jawaban.

Tidak ada jawaban, hanya seluruh ruangan yang gelap, seperti menandakan bahwa pemilik rumah tersebut sedang tidak ada di sana atau mungkin sudah pergi ke alam mimpi.

Issei berjalan menuju lantai dua dan ia mulai merasa lega ketika ia melihat cahaya di sela-sela pintu kamar [Name] yang sedikit terbuka.

"[Name], kau di dalam?" tanya Issei sambil mengetuk pintu tersebut berkali-kali, namun ia masih tidak mendapatkan jawaban.

Issei pun membuka pintu kamar [Name] dan masuk ke dalam kamar tersebut untuk memastikan keadaan [Name], namun sayangnya rasa lega yang baru saja ia dapatkan kini seketika berubah menjadi rasa marah, kecewa, dan rasa sakit yang terasa sangat menusuk.

[Full Name] meninggal dalam keadaan gantung diri di kamarnya sendiri.

Sembari melepaskan [Name] dari tali yang menggantungnya, ingatan Issei seketika memproses untuk mengingat kembali kalimat-kalimat yang akhir-akhir ini [Name] ucapkan kepadanya.

"Tentu saja ini surat, ini terakhir, jadi tolong terima, ya?"

"Tapi ini tidak masalah, karena setelah ini, mereka tidak akan mengunjungiku lagi."

Issei menatap wajah yang tengah tertidur dengan tenang itu, sekilas ia melihat jejak air mata di wajah cantik tersebut.

"Jadi kau memang sengaja menulis surat itu dengan isi yang acak."

Issei berdecak setelah ia menyadari bahwa [Name] masih tetap tersenyum meski di dalam tidurnya, "Maaf, aku terlambat menyadarinya."

"Selamat tidur, [Name]."

____________________________________

Fin

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top