⿻⃕ 卍 07. Sayonara ☁︎︎.⋆
Angst Week Day 07
Chifuyu × Readers
Tokyo Revengers
©Ken Wakui
卍
Cahaya mentari menembus jendela kamar mereka, mulia menghangatkan ruang dan sedikit menyilaukan.
Si wanita a.k.a (y/n) membuka mata duluan, ia mengerjap sembari mengucaknya pelan. Baru hendak duduk, tangan lain menahannya agar tetap berbaring, kemudian memeluknya dengan erat.
"Di sini saja," ucap pria itu yang tak lain adalah suaminya (y/n), Matsuno Chifuyu. Yap, benar. Kini wanita itu menyandang marga Matsuno. Matsuno (y/n), atau bisa dipanggil nyonya Matsuno.
Sudah seminggu sejak pernikahan mereka. Acara pernikahan tidak begitu mewah, tapi tetap meriah. Seluruh teman-teman mereka datang dan memberi ucapan selamat. Rencananya minggu depan mereka akan bulan madu.
"Sudah jam 8, kita harus sarapan, mandi, dan beberes rumah," kata (y/n).
"Ayolah, ini kan hari terakhirku libur. Malam ini aku akan berangkat kerja, Takemichi mana bisa kutinggal lama-lama," sahut chifuyu menolak, pria itu malah mempererat pelukannya dan mengendus wangi tubuh istrinya di pagi hari.
(Y/n) hanya pasrah. Toh sebenarnya ia sendiri menikmati waktu seperti ini. Mumpung suaminya masih di rumah. Chifuyu merupakan tangan kanan dari Hanagaki Takemichi, seorang petinggi Toman.
Sebenarnya (y/n) sudah beberapa kali meminta Chifuyu keluar dari Toman, tapi pendiriannya pada Toman berkat seorang Bayi Keisuke membuat pria itu enggan pergi dari sana. Kalau sudah keras kepala memang sulit.
(Y/n) balas memeluk. Morning kiss menjadi sarapan bagi mereka, tidak peduli dengan bau jigong karena keduanya sama-sama baru bangun dan belum sikat gigi.
Bebebnya menit kemudian, (y/n) kembali mengajak Chifuyu bangun, tapi pria itu masih ingin bersantai di kasurnya yang empuk.
"Kalau kau tidak mau bangun, biar aku saja." (Y/n) memberontak. Ayolah, menjadi ibu rumah tangga itu tidak mudah. Ia ingin menjadi istri yang baik bagi Chifuyu dan tidak mengecewakan mama mertua. Setidaknya ia harus bisa menyiapkan sarapan untuk suaminya, bukan?
"Aah, (y/n) ...." Chifuyu masih merengek manja ingin membelai dan dibelai oleh istrinya, tapi (y/n) sudah lebih dulu beranjak dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka. Setelah itu ia menyiapkan roti panggang, secangkir teh hangat untuknya, dan kopi untuk Chifuyu.
Hahya roti panggang, tapi bau mentega yang ikut terpanggang bersama roti berhasil menarik indera penciuman Chifuyu sehingga membuat pria itu pun melangkajkan kaki ke dapur, hendak mencicipi roti panggaang buatan istrinya.
"Sudah hilang ngantuknya?" tanya (y/nk) ketika melihat suaminya yang sudah keluar dari kamar.
Chifuyu mengangguk pelan dengaan senyum yang masih disertai kantuk. Kemudian duduk di kursi meja makan.
"Cuci mukamu dulu! Kalau tidak, tidak akan ada sarapan untukm!" kata (y/n) ketika melihat Chifuyu hendak menyeruput kopinya. Pria itu mendengus kesal, kemudian melakukan apa yang istrinya katakan.
Pagi yang cukup menyenangkan.
Tak terasa hari mulai menjelang siang.
Drrttt! Ddrrttt!
Ponsel Chifuyu berdering, sang pemilik pun mengangkat telepon. Sementara (y/n) menunggu suaminya selesai berbincang. Ia tebak, pasti telepon itu dari Takemichi atau rekaan kerjanya yaang lain. Dan, ya ....
"Hahh ...." Wajah Chifuyu sedikit ditekuk setelah menerima telepon.
"Ada apa?" tanya (y/n).
"Mereka memintaku datang ke sana sekarang, katanya ada hal penting yang harus dibicarakan." (Y/n) hanya menanggapinya dengan senyuman. Sepertinya Chifuyu akan berangkat lebih awal.
"Tidak apa, tapi hati-hati oke?"
Tak butuh waktu lama untuk bersiap, setelah semua persiapan selesai, Chifuyu pun berangkat ke gedung pertemuan Toman.
卍
Malam harinya. Tentu hari ini Chifuyu tidak pulang, kemungkinan dia akan pulang sekitar 2 atau 3 hari lagi. Tapi malam itu ... adalah malam yang berbeda.
Ting! Nong!
Seseorang menekan belum pintu rumah Matsuno. (Y/n) yang tadinya tengah berkunjung ke alam mimpi pun jadi terbangun.
Tamu tengah malam? Yang benar saja? Apa mereka tidak tahu sekarang waktunya orang istirahat? Tunggu! Atau jangan-jangan itu Chifuyu? Hari ini dia pulang?
(Y/n) pun bergegas membuka pintu, berharap orang itu adalah Chifuyu.
Kriett
"Paketin, Chi ..." Ternyata bukan. Orang bertamu itu adalah Takemichi dan Kazutora.
Penampilan mereka berdua cukup berantakan, apa lagi Takemichi. Salah satu kakinya diperban dan wajahnya penuh luka. Hei, bagaimana dengan Chifuyu?
"(Y/n)-san ...," lirih Takemichi. "Chifuyu, dia .... "
Tiba-tiba firasat buruk menyerangnya. Sebenarnya apa yang terjadi pada Chifuyu?
"Apa? Ada apa dengan Chifuyu? baik-baik saja, kan? Diana dia?" (Y/n) sedikit celingukan mencari sosok Chifuyu di belakang Takemichi dan Kazutora.
"Maaf ... kami tidak bisa menyelamatkannya ...," kata Takemichi lagi dengan nada lebih lirih.
"Menyelamatkan? Apa maksudmu? Menyelamatkannya dari apa?" tanya (y/n) tidak mengerti.
"Dari Kisaki." Kazutora yang menjawab. "Dia membocorkan rahasia Toman ke polisi agar Kisaki ditangkap, oleh karena itu Chifuyu dan Takemichi diincae. Mereka berdua dijebak. Sayangnya aku hanya bisa menyelamatkan Takemichi, saat aku sampai di sana Chifuyu sudah ... dia ...." Kazutora tidak melanjutkan perkataannya, rasanya ia tidak tega mengatakan ini pada (y/n).
"Sudah apa? APA MAKSUDMU SUDAH?! MANA CHIFUYU?! DI MANA DIA?! DI MANA SUAMIKU?! APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA?!"
"Tenangkan dirimu, (y/n)-chan. Maaf ... aku partner yang buruk ...."
"Tidak ... tidak ... Chifuyu tidak mungkin meninggalkan aku! Kenapa kalian meninggalkan dengan orang jahat?! Kalian ingin dia mati?!"
Kantuknya hilang, kini air mata yang membasshi wajahnya. "Sudah kubilang jangan berurusan dengan mereka ... keras kepala ..."
Mereka baru menikah, bulan madu saja belum. Kenapa harus seperti ini? Tidak bisakah Chifuyu lebih lama menemaninya?
Sekarang Chifuyu pergi ... untuk selamanya.
卍
End
Yosh! Day 7 ni!
Tamat sudah angst week kali ini, semoga kalian terhibur dengan cerita-cerita yang kami sampaikan.
See you!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top