⿻⃕ 卍 06. Not Me ☁︎︎.⋆

Angst Week Day 05
Misunderstanding
Okumura Rin× Readers
Ao no Exorcist
©Kazue Kato

.

Matahari belum sepenuhnya menampakkan diri, ia masih bersembunyi malu-malu. Hawa dingin pun masih setia menyersng kulit, membuat gadis berambut (y/hc) itu semakin menarik selimutnya hampir menutupi seluruh tubuhnya.

Kringggg!!!

Lagi-lagi jam wekernya itu selalu mengganggu tidur nyenyak dan mimpi indahnya.

"Aaargh!" gerutunya kesal. Dengan terpaksa ia pun bangun dan mematikan alarm itu. Ia mengubah posisi tidurnya menjadi posisi duduk, kemudian mengucak matanya yang masih ngantuk, beberapa belek mata menempel ke tangannya.

Gadis itu, (y/n), beranjak dari tempat tidurnya, lalu pergi ke kamar mandi. Seperti biasa hari ini ia harus berangkat ke sekolah. Bukan sekolah biasa, ini seperti sekolah exorcist. Bisa dibilang (y/n) mempunyai mata yang tidak biasa, ia bisa melihat makhluk-makhluk yang tidak bisa dilihat orang biasa dan ia bercita-cita menjadi seorang exorcist yang hebat seperti ayahnya.

Setelah mandi, ia mengambil 2 potong roti dan segelas susu, lalu mengoleskan roti itu dengan selai coklat dan mengkonsumsinya sebagai sarapan.

"Ittekimasu!" ucapnya seraya pamit dengan orang rumah, kemudian mulai melangkahkan kaki ke luar. Ia tahu, jam segini masih terbilamg terlalu pagi untuk berangkat, tapi ia memang selalu begini. Biasanya ia akan menghabiskan waktu sebelum masuk dengan berlatih bersama Shura.

"Meow!"

Di tengah jalan, tiba-tiba telinganya menangkap suara, suara yang amat familier di telinganya. Bukan sembarang kucing, itu kucing hitam milik sahabatnya, Rin. Rin biasa memanggil kucing itu dengan nama Kuro. Sesuai dengan bulunya, bukan?

"Ohayou, (y/n)!" sapaan dari sang pemilik pun tertangkap telinganya. Pemuda bersurai mavy blue itu menghampirinya dan kini tengah berjalan di sampingnya. Tidak lupa dengan pedang di punggungnya yang selalu dibawanya ke mana pun.

"Ohayou, Rin! Ohayou, Kuro!" (Y/n) tersenyum manis menyapa keduanya.

"Hari ini Rin hampir terlambat lagi, kalau bukan karena aku, dia pasti akan dihukum Shura nanti," kata Kuro. Yaa ... kucing yang satu ini memang agak lain dari yang lain, ekornya saja dua.

"Oi! Tanpa kau bangunkan juga aku bisa bangun sendiri!" protes Rin sambil memasang wajah kesal ke arah Kuro.

(Y/n) dan Kuro sedikit tertawa melihat tingkah Rin. "Oh iya, tadi kau bilang Shura?" tanya (y/n) penasaran.

Kuro mengangguk. Kemudian Rin berkata, "Aku diminta melakukan latihan tambahan agar lebih mengendalikan apiku."

(Y/n) mengangguk paham, Rin harus bisa mengendalikan apinya agar kejadian sebelumnya tak terulang lagi. Sebelumnya orang-orang takut pada Rin, bahkan menjauhinya karena Rin adalah anak dari rajanya neraka, dunia iblis, Satan.

Sebenarnya Yukio, adik kembarnya Rin jiga tentu anaknya Satan, tapi Yukio tidak memiliki api satan seperti Rin. Ditambah Yukio ini lebih pintar dan sudah lebih dulu lulus sebagai Exorcist bahkan dia menjadi salah satu pengajar exorcist di sekolah Rin. Hebat, ya?

Tunggu! Jika Rin akan berlagih dengaan Shura, itu artinya mereka akan berlatih bersama, bukan?

Dan ya ... itulah yang sedang mereka lakukan sekarang. Dan seperti biasa, karena kedekatannya, mereka berdua sering dikira sebagai sepasang kekasih.

"(Y/n)! Rin!" panggil Shiemi, salah satu teman sekelas (y/n), dia orang yang ramah. (Y/n) balas melambai, sedangkan Rin hanya tersenyum simpul.

"Kalian dari mana?" tanya Shiemi.

"Aku ada latihan tambahan dengan Shura, dan (y/n) membantuku. Ah, itu Yukio," kata Rin ketika melihat Yukio yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Ayo masuk," ajak Shiemi. (Y/n) dan Rin pun masuk ke kelas. Tak lama kemudian pelajaran di mulai.

Kelas sudah selesai, sekarang sedang istirahat. Seperti biasa (y/n) dan Rin selalu makan bersama.

"Hei, (y/n)!" panggil Rin tiba-tiba dan (y/n) menoleh. "Type cowokmu itu seperti apa?"

"Uhuk-?!" (Y/n) sampai tersedak akibat pertanyaan Rin barusan, ia pun cepat-cepat meminuk air dan Rin membantunya dengan menepuk-nepuk punggung (y/n).

"Kenapa tiba-tiba kau menanyakan itu?" tanya (y/n) saat sudah merasa lebih baik.

"Karena ... sebenarnya aku ..."

"Ya? Kau? Ada apa denganmu?" tanya (y/n) yang merasa digantungi oleh pertanyaan Rin.

"Aku, mm ... aku menyukai seseorang."

"Benarkah? Siapa?" tanya (y/n) antusias.

"Rahasia. Nanti juga kau tau. Rencananya aku ingin menembaknua hari ini."

"Aah, ayolah, beritahu aku! Siapa? Kamiki? Shiemi? Shura? Atau siapa?" (Y/n) semakin penasaran.

"Tidak, tidak. Nanti juga kau tahu."

Sepulang sekolah.

Bagusnya hari ini tidak terlalu banyak keributan, jadi mereka bisa lebih bersantai.

"(Y/n)! Bisa temani aku?" Rin meminta (y/n) mengantarnya ke suatu tempat, tepatnya toko aksesoris.

Setelahnya Rin dan (y/n) pun pergi ke toko aksesoris terdekat.

"Kenapa ka mengajakku ke sini?" tanya (y/n).

"Aku ingin memberikanmu hadiah," jawab Rin. "Pilihlah dua hadiah yang kau suka."

"Dua?" Rin mengangguk menjawab pertanyaan (y/n).

Gadis itu berpikir, entah kedua hadiah itu untuknya semua atau nanti akan couple barang dengan Rin? Tunggu! Apaa mungkin orang yang ingin Rin tembak itu adalah (y/n)? Mereka akan membuat gosip yang mengatakan mereka pacaran menjad nyata? Ah, sudahlah! Lakukan saja dulu. (Y/n) mengambil dua gelang, warna biru muda dan pink. Lalu ia kembali ke Rin dan pemuda itu membayarnya di kasir.

"Kau lebih suka yang mana, (y/n)?" tanya Rin.

(Y/n) berpikir sejenak. "Mm ... yang biru." Tawa sedikit merekah di wajahnya. Berniat jahil ingin membuat Rin memakai benda berwarna pink dengan bandul gelang Hello Kitty.

"Baiklah! Kalau begitu yang ini untukmu." Rin memakaikan gelang biru itu ke tangan (y/n). "Sebagai tanda persahabatan kita," ucapnya sembari tersenyum.

"Yang satunya?" tanya (y/n) sambil menunjuk gelang yang berwarna pink.

"Yang ini untuk Shiemi. Aku ingin memberikan ini sekalian menembaknya." Rin terkekeh riang, tidak sabar melihat ekspresi pujaan hatinya saat mendapat hadiah kecil dan pernyataan cinta darinya.

Itu yang dirasakannya, bukan yang dirasakan (y/n). Ternyata ia salah paham ... Mereka sangat dekat, tapi tidak saling mencintai. Hanya (y/n) yang mencinta, tidak dengan Rin ... Laki-laki itu mencintai perempuan lain.

"Semoga beruntung." Hanya kalimat itu yang dapat (y/n) katakan. Sedikit dukungan untuk orang yang disukainya.

"Arigatou!" Rin tersenyum makin lebar. "Kalau begitu aku ke tempat Shiemi dulu, ya. Ah, iya kau bisa pulang sendiri, kan? Atau mau ku antar?"

"Tidak usah, aku bisa sendiri."

"Baiklah, hati-hati di jalan, (y/n)! Doakan aku, ya." Setelah itu Rin pergi ke rumah Shiemi. Meninggalkan (y/n) yang masih berdiri di depan toko aksesoris, menatap punggung orang yang disukainya pergi ke rumah orang lain.

"Sial ... apa yang kuharapkan? Seharusnya kau tau, sampai kapan pun Rin akan terus menganggapmu sahabat. Tidak lebih."

Perih. Namun, tak apa. Ia akan berusaha melupakan Rin. Ia yakin, suatu saat ia akan bertemu seseorang yang lebih baik dan memang mencintainha.

End

Yosh! Satu day lagi!
Arigatou!

See you on Day 7!!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top