ー Again? ー

"H-hey!" Akazumi telat dalam mencegat teman seenak jidatnya itu. Membuatnya berdecak kesal. "Kenapa harus aku?"

Akazumi mengintip Jyuto sejenak dari balik pintu dapur, kemudian beralih pada arloji cantik di tangannya.

"Baiklah ... ! Aku hafal jadwal datangmu, Tuan Arogan!" Untuk jaga-jaga daripada harus bolos kerja dengan alasan dan trik klise, seperti sakit contohnya.

Namun, tetap saja, sebelum berangkat bekerja, Akazumi berdoa terlebih dahulu, yaitu berharap agar khusus untuk hari ini saja pelanggan setia di cafe tempat ia bekerja bernama Iruma Jyuto itu tidak datang. Ya, tidak apa jika ia tidak berulah seperti hari sebelumnya. Tapi, bagaimana kalau sebaliknya? Akazumi enggan menghadapi sifat arogannya.

"Mentang-mentang pelanggan ... ! Lebih baik aku pindah kerja saja kalau dia membuat kekacauan ... !" Akazumi terus menggerutu sepanjang perjalanannya menuju tempat kerja di tengah hujan yang deras. Membuat payung yang menjadi tempatnya bernaung itu jadi tiada guna kala rintik hujan masih tetap bisa membasahi mantel hangatnya.

Cukup sial keadaannya. Tapi, setidaknya, ia berharap agar apa yang disemogakan pun tersemogakan dengan segera.

Segera setelah sampai, Akazumi buru-buru masuk sebelum hujan membuat basah kuyup tubuhnya. Tak lupa ia memeriksa arlojinya, kemudian sekitar cafe untuk memastikan jika pelanggan setia beroknum Iruma Jyuto itu masih belum datang.

"Seharusnya ia sudah datang." Akazumi mendadak was-was. "Hm, sudahlah." Setidaknya ia bisa tenang dan bekerja seperti biasa tanpa harus terganggu dengan tugas merepotkan yang temannya berikan kemarin petang, lebih-lebih dia yang membuat masalah.

Dan tak ada sesuatu yang buruk terjadi sampai sejauh ini, hingga netra Akazumi menangkap sesosok pria yang ia kenali. Membuatnya berbalik badan dan buru-buru ke dapur setelah menyelesaikan pekerjaannya yang terakhir daripada harus berhadapan dengan Jyuto yang malah menimbulkan masalah lain lagi nanti.

"Hora, Akazumi!" Seseorang meneriaki namanya.

Akazumi yang terkejut pun mempercepat langkah sambil merutuki kebodohan temannya tersebut dalam hati.

"Oy, kau dengar tidak?"

Akazumi berhenti. "Huh, ada apa?"

"Itu." Temannya menunjuk ke arah di mana seorang pelanggan setia yang single yang sama seperti kemarin itu duduk di tempat yang sama, yakni meja couple seorang diri saja. "Lihat, 'kan? Sudah kubilang jika dia duduk di sana lagi, kau harus mengurusnya. Jaa, sudah tugasmu." Kemudian dengan seenak jidat dia pergi.

"Lagi?!" Sudah Akazumi duga jika pria itu hanya akan menambah masalah lain lagi.

To Be Continued
Story By LadyIruma

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top