Izumi Mitsuki, Nikaido Yamato- Your Last Word
Seandainya dia bukanlah seorang buronan, mungkin ia tidak akan melakukannya. Sisa hidupnya akan digunakan untuk menghabiskan waktu bersamanya.
Sama seperti ketika ia tidak mengetahui bahwa sosok pria yang selalu bersamanya adalah buronan terkenal yang sulit untuk ditangkap selama bertahun-tahun.
Membuat dirinya yang hampir putus asa dan selalu pesimis menjadi pribadi yang penuh dengan energi positif dan bersemangat.
Andai saja dirinya bukanlah anggota FBI, ia akan berusaha sebisa mungkin menyelamatkan pria itu.
Namun, kewajibam ialah kewajiban. Walaupun orang tersebut adalah bagian dari diri kita, kesalahan tetaplah kesalahan. Itulah yang mereka ajarkan kepadanya.
"Haha, pada akhirnya aku tertangkap olehmu ya. Ya, tapi rasanya itu lebih baik daripada mereka yang tidak punya sopan santun sama sekali," ucapnya sembari tersenyum. Wajahnya tidak menunjukkan sedikitpun penyesalan. Bahkan tak merasa takut kala sebuah pistol berada di dahinya.
" ... Yamato-san," masih terbesit rasa ingin membawa pria itu, Nikaido Yamaro pergi. Tidak peduli bahwa ia akan dicap sebagai buronan juga dan dikeluarkan dari FBI.
Sorot matanya dingin, tapi masih ada secercah cahaya kesedihan.
"Tidak apa-apa, aku ikhlas. Lihat? Kau bahkan mengikatku. Tembaklah aku, aku sudah lelah berlari. Selama kau yang menangkapku aku bersyukur."
"Kenapa?" Manik zamrudnya menerawang, mengenang kembali memori-memori ketika mereka bersama tanpa mengetahui status sebenarnya satu sama lain.
Yamato kembali tersenyum dan menatapnya. Ekspresinya mencoba meyakinkan sosok dihadapannya.
"Karena aku akan tenang disana. Tidak menyesal dan memiliki dendam. Karena kau yang membuatku menyadari perbuatan apa yang telah kulakukan selama ini. Mungkin aku akan berada di neraka, namun aku tidak keberatan.
Aku sudah melakukan banyak dosa, jadi aku patut mendapatkannya," manik orange-nya mengecil. Semburat tipis menghiasi kedua pipinya. Ia tidak bisa berkata-kata.
"Haha, kau selalu seperti itu. Membuatku terpojok dan tidak bisa mengelaknya," pelatuknya mulai terdorong sedikit. Bersiap untuk meluncurkan peluru kecil yang mampu menembus kepalanya dengan kecepatan tinggi.
"Maaf ya, tapi ini bagian dari tugas."
"Tidak apa-apa. Aku senang mengetahui bahwa yang menembakku adalah orang yang kusukai..."
Pelatuk pun ditarik ke belakang. Meluncurkan peluru kecil dan membuat otak pria berambut hijau itu hancur.
Darah mengalir dengan deras tepat disaat pria itu terjatuh. Kini ia telah berpindah dimensi.
Berada di tempat yang jauh dari sekelompok pria berbaju hitam, lautan darah, dan berbagai benda tajam yang harus ia bawa.
" ... bodoh, kau bodoh sekali Yamato-san. Aku membencimu," butir demi butir tetes mata jatuh. Ia semakin membenci pria itu kala kata-kata terkhir yang dilantunkannya sebelum pelatuk itu sepenuhnya tertarik.
Seandainya ia bisa mengubah alur waktu, ia ingin mengubah masa lalu pria itu dan dirinya. Bertemu lebih awal dan bahagia bersama.
Seandainya itu bisa, mungkin ia akan lakukan dari dulu.
'Mitsu, terima kasih. Tetaplah bersemangat tanpaku.'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
433 words
Req from HanamiHanamiya
Mak, ini requestnya. Maap lama yak, aku sempet lupa masa:(
Maap juga kalo feelnya ga berasa. Aku bingung bikinnya gmn////
Ok anggap aja ini shounen-ai, seandainya bukan pair YamaMitsu, mungkin ini bukan shouen-ai:")
Pair: YamaMitsu (shounen-ai)
Anime: Idolish7
Pub: 17 Januari 2020
Jangan lupa vote and comment, ingat selalu ada yang mengawasimu :D
See you in next story~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top