Iseya Shiki- Your Smile

"(Name)-chi! (Name)-chi! Lihat! Lihat! Kelopak Sakuranya Indah-ssu! Terlebih warnanya menjadi beragam!"

Kau tersenyum geli, melihatnya mengumpulkan semua kelopak sakura yang berceceran di tanah dan melempar ke angkasa bebas kemudian menari diantaranya.

Walaupun ia mendapat teguran dari temannya, wajahnya tetap bahagia.

Senyummu semakin mengembang kala semua orang mulai tertawa akan tingkahnya.

Rasanya ada beban besar yang pada akhirnya lepas pada dirimu, beban yang lama tertumpuk sejak pertama kali kalian bertemu hingga akhirnya terpisahkan oleh jarak yang jauh tuk dicapai.

"Angel-chan, kau tidak ingin bergabung?"

Pandanganmu teralihkan kepada seorang model serta kemampuannya yang mampu menghipnotis wanita hanya karena winknya.

Terkesan lebay, namun memang kenyataan.

Kau tersenyum sembari menggelengkan kepala.

"Aku tidak ingin mengganggunya. Lagipula melihatnya tertawa sudah cukup bagiku," pria berusi 20 tahun itu mengelus pucuk rambutmu pelan.

Merasa bangga atas pendirianmu dan perjuanganmu untuk membuatnya terbuka dan tertawa.

"Kau benar-benar gadis yang unik ya, Angel-chan."

"Hehe~"

Manik (e/c) kembali menatap pemuda berkacamata itu. Rambut hitamnya yang terkesan nyentrik dan tinggi badannya yang cukup tinggi untuk orang sependek dirimu.

Memori kelam deketika terputar diotakmu. Menampilkan sosok yang sama namun dengan keadaan yang tak menyenangkan.

Tak satupun senyuman merekah diwajahnya, membuatmu kala itu begitu penasaran dengan anak tersebut.

Ketika semua orang berada ditengah, maka ia akan membuat dirinya berada disudut ruangan.

"Jangan mendekatinya, kau akan menyesal bila mendekatinya."

"Anak sepertimu tidak perlu mendekatinya. Yang ada kau akan dibuat sengsara olehnya."

"Ha? Bahkan aku tidak mengenalnya. Tidak usah mendekatinya, dia orangnya jahat."

Itulah ucapan yang keluar setiap kau bertanya. Justru karena hal itu, kau semakin dibuat penasaran.

Hingga suatu hari ketika makan siang berlangsung, kau mendekatinya. Membuat banyak pasang mata terkejut melihat kenekatanmu.

"Hai, aku boleh bergabung?" Tanpa menunggu persetujuannya, kau segera mengambil tepat didepannya dan membuka bekalmu.

Sang lawan hanya melihatmu dengan manik emerladnya, lalu menatap jendela. Tak tertarik dengan antesimu yang mungkin akan berakhir sama saja seperti yang lain.

"Oh iya, perkenalkan aku (Full Name). Aku akan menjadi temanmu mulai dari saat ini," bersamaan kau mengakhiri ucapanmu, pemuda itu beranjak dari kursinya dan meninggalkanmu begitu saja.

'Tidak sopan sekali.'

'Sudah kubilang jangan mendekatinya, tp malah nekat'

'Ah~ tinggalkan saja orang seperti itu. Ia tak pantas untuk hidup.'

Kau mendelik sebal ke teman kelasmu, lalu mengejarnya.

Aktivitas ini terus berulang setiap harinya. Mengejarnya dan mengajaknya bicara, bahkan membawanya ketenpat yang kau suka walau pada akhirnya ia akan menolakmu.

Tapi itu tidak membuatmu menyerah, yang kau inginkan hanyalah melihat orang itu tersenyum dan merasakan bagaimana rasanya masa muda.

Hingga suatu hari di sore yang indah, kau melihatnya.

Tergeletak di ubin yang dingin disertai baju yang kotor dan kusut.

Kau segera mendekatinya, menanyakan segala macam dan membuatnya duduk.

'Kenapa?'

Sebuah tepisan mengenai punggung tanganmu.

"Jangan sentuh aku!"

"Eh?"

"Kenapa ... kenapa kau selalu mengikutiku? Rela mengorbankan waktu hanya untuk orang bodah dan tidak berguna seperti diriku? Kau aneh ya, banyak orang yang menginginkan dirimu tapi kau hanya menatapku saja. Bisakah kau menghentikan hal itu?!"

Kau memproses setiap kata yang ia ucapkan, kemudian tersenyum.

"Memangnya kenapa bila aku berteman denganmu? Kau orangnya baik dan energik, mempunyai motivasi yang kuat dan pandai dalam bernyanyi. Kau hanya malu mengutarakan perasaanmu karena sikap semua orang. Bagiku kau adalah orang yang kusuka sepanjang aku berteman dengan orang lain."

Kau tidak menyadari bahwa kata terakhir yang kau ucapkan membuatnya terperangah disertai semburat merah yang mewarnai kedua pipinya.

Mendatangkan sebuah perasaan aneh yang melekat kepadanya.

"I ... Iseya Shiki, salam kenal."

Hingga perasaan tersebut selalu disimpan hingga dirinya berada di dunia hiburan bersama dengan teman barunya.

"(Name)!!!"

"He!?"

Kau tersadar dari lamunanmu kala seorang Akiyama Hayato berteriak kearahnya. Kau memandangnya bingung dan gagap karena melamun.

"Haa ... pasti memikirkan Shiki lagi. Lihat orangnya, mukanya sudah mirip kepiting rebus karena kau melihatnya terus. Terlebih ekspresimu itu yang jelas terbaca kau sangat menyukainya," ujarnya sembari menunjuk korban yang mematung dan wajah menyerupai kepiting rebus.

Bahkan tak mendengar panggilan Pierre maupun Kyousuke yang sedaritadi mencoba menyadarkannya.

Semburat merah menyelimuti pipimu. Sadar akan apa yang kau lakukan dan segera meminta maaf.

"Kita sedang melakukan sesi foto (Name), tolong jangan membuat imajinasi yang tidak masuk akal."

"Ha!? Siapa yang sedang berimajinasi!? Aku kan ... aku kan sedang bersedih karena Shiki-kun bisa tersenyum secerah itu. Rasa seperti melihat anak sukses saja, hiks."

"...." seorang Fuyumi Jun sweatdropped melihat aksimu yang menganggap dirimu adalah ibu dari Shiki.

Sering terjadi, tapi ia merasa geli melihatnya.

"WOE (NAME)! PACAR LO PINGSAN! BANTUIN NAPA, JAN NGAYAL TERUS! BERAT HEH!"

Kengegasan Amagase Touma menjadi akhir dimana kau harus menolong Shiki dan proses pemotretan tertunda karena ia pingsan.

"YAUDAH SELO BAMBANK! GA USAH NGEGAS!"

"NGACA, SITU NGEGAS JUGA!"

"... ga kenal ini senior siapa."- Wakazato Haruna
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
764 words
The end.

Huwee my precious child😭😭😭

Sejujurnya aku g tau Shiki pas smp itu kel gmn, ntah di gamenya dijelasin or tidak krn saya tidak memainkan gamenya.

Kurang suka sih sebenernya sama game hehe^^'

Jadi klo misalnya melenceng dari cerita sebenarnya maaf ya^^

Pair: Shiki x reader
The idolm@ster sideM

Finish: 4 Des 2019
Pub: 11 Des 2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top