(crossover) Nanase Riku, Kujou Tenn, Tenshouin Eichi- same but not same(I)

Kau menghela nafas. Kian hari tugas yang kau dapatkan kian banyak. Berharap bahwa semua dapat diselesaikan dalam satu malam, namun rasanya mustahil.

Bukan salahmu bila tugas ini semakin banyak, tapi salahmu juga yang langsung menyetujui permohonan dari setan putih itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Tenshouin Eichi.

Benar-benar mirip seperti kakakmu, luarnya baik tapi dalamnya setan. Tapi, apakah karena hal itu kau menjadi suka kepadanya?

Kau menggelengkan kepalamu, rasanya tidak mungkin kau akan menjadi istri dengan 3 sifat di satu tubuh itu.

"(Name), kok melamun?" Kau tersentak kala orang yang sedang berada dilamunanmu kini berada dihadapanmu dengan wajah polosnya.

"Eichi-senpai!? Ahh, kau mengagetkanku," kau tercekat kemudian menghela nafas. Merutuki dirimu yang melamun akan ketua unit Fine itu.

"Ingin kubantu? Sepertinya berat," Eichi mengulurkan tangannya untuk membiarkanmu memberi beberapa tumpukan kertas. Namun, mengingat ia memiliki gangguan pernapasan kau menolaknya.

Memang berat, tapi ini lebih baik. Toh sudah kesekian kalinya kau menghadapi hal seperti ini.

"Tidak, nanti Mak Keito ngamuk. Lagipula ini juga merupakan tugas produser, lebih baik Eichi-senpai duduk diam ditempat daripada jalan sedikit nanti bengek," Eichi mengembungkan kedua pipinya karena penuturanmu.

Tidak terima karena penyakitnya menghalangi dirinya untuk membantu.

"(Name)-chan, kau jahat sekali."

"CHA-"

Ahh, kau tidak bisa menahanannya. Ketika Eichi mulai memanggilmu dengan suffix "-chan" dan membuat ekspresi seimut dan memelas sebisa mungkin.

Kau tidak tahan, seumur hidupmu kau lemah dengan hal yang seperti ini. Seolah mengurusi kakakmu yang selalu menggunakan raut memelas dan memohon setiap saat kakak tertua ataupun dirimu menolak permintaannya.

Akhirnya kau membiarkan Eichi mengambil berkas didekapanmu. Berjalan bersama mencari tempat yang nyaman untuk mengerjakannya.

Tidak ada satupun percakapan selama perjalanan hingga menemukan sebuah tempat yang nyaman.

Sebuah tempat duduk dibawah pohon rindang. Anginnya tidak begitu kencang dan cocok untuk mengerjakan semua tugasmu. Karena kau memang membutuhkan tempat yang sepi dan nyaman.

"O ya (Name),"

"Hm?"

"Kau selalu bercerita tentang kakakmu yang kembar dan bilang bahwa sifat mereka berada di diriku semua, memangnya mereka seperti apa?" Tanganmu yang sibuk menulis berhenti. Kau menundukkan kepalamu hingga Eichi tidak bisa melihat jelas manikmu.

Atmosfir tiba-tkba terasa dingin. Seolah pertanyaan yang Eichi lontarkan begitu tabu di dirimu.

Bibirmu terbuka, berusaha untuk tidak bergetar dan menjelaskan dengan lancar.

"... ya, aku mempunyai sepasang kakak kembar. Mereka laki-laki dan tidak identik. Kakak pertamaku sehat, berbeda dengan kakak keduaku yang memiliki riwayat asma sejak lahir. Mereka saling melengkapi sejak dulu. Kakak pertamaku begitu baik, ia selalu menemani kakak keduaku, merawatnya, dan selalu berada disisinya.

Ia menghibur kakak keduaku agar terus tersenyum. Selisih usiaku dengan kedua kakakku hanyalah dua tahun, namun aku merasa tidak pernah berada dalam lingkup mereka. Aku adik mereka dan satu-satunya perempuan dari 3 bersaudara.

Aku selalu kagum dengan suara dan tarian kakak pertamaku sejak kecil. Dan bercita-cita ingin menjadi seperti kakakku ketika aku besar nanti," kau mengambil nafas sejenak.

Kau eratkan genggamanmu pada pulpen, berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan amarah dan rasa sakit yang mulai menjalar di hatimu.

Mencoba sebisa mungkin tersenyum, mengeratkan topeng yang melekat di wajahmu agar tidak terbuka.

"Ya, itu yang kutahu. Hingga pada akhirnya kakak tertuaku meninggalkan kami. Ia lebih memilih bersama orang asing. Dan itu membuat kondisi kakak keduaku drop.

Walai sekarang sudah lebih daei sebelumnya. Mereka baik, namun kakak pertamaku sama sepertimu. Diluar bagaikan malaikat namun didalam layaknya setan," kau mengakhirinya dengan hembusan nafas kesal.

Eichi awalnya tertegun dengan kisahmu, kini menjadi diam. Ia tidak tahu harus berkomentar apa.

"Jadi, aku itu malaikat berhati setan dan mempunyai penyakit yang sama dengan kakakmu?"

"Tepat~ sekali!" Kau tersenyum lebar diieingi dengan tatapan jahil. Eichi menghela napas, betapa jahatnya produser Fine ini.

"Hidoi yo, aku tidak seperti itu."

"Kalau tidak seperti itu mungkin Yumenosaki tidak perlu ada pertumpahan darah bodoh," kau kembali melanjutkan aktivitasmu yang tertunda tadi sembari melupakan masa lalu yang begitu pahit.

"Ngomong-ngomong, nama mereka siapa?"

"Maksudmu?"

"Kedua kakakmu, kau tidak pernah menyebut nama kakakmu ketika bercerita," kau melirik Eichi. Nama kedua kakakmu begitu tabu dipikiranmu. Rasanya kau tidak ingin menyebut nama mereka, karena masa lalu itu kau merasa bersalah kepada kakak keduamu dan tidak bisa mewujudkan impian yang selalu kau impikan.

Ingin seperti kakak pertamamu yang bisa menari dan bernyanyi serta berdiri di panggung yang megah.

"Hmm ... namanya populer dikalangan wanita. Kau pasti mengetahuinya," Eichi memasang pose berpikir

Banyak idol yang populer dikalangan wanita. Ia tidak tahu satupun, terlebih dengan margamu

"Aku tidak tahu."

"Huft, kalau begitu aku kasih 2 clue."

"Ehh ... kenapa tidak memberi tahunya langsung," kau terkikik melihat raut Eichi yang lelah akan teka-tekimu. Tapi mau bagaimana lagi, kau terlalu membencinya hingga tak ingin menyebut namanya.

"TRIGGER, center."

Tbc...
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Omake

Siang telah berganti sore. Kau merenggangkan tubuhmu, merasakan kenikmatan yang didapat setelah mengerjakan tugas untuk hari ini.

Masih akan banyak tugas yang menantimu besok. Jadi sebisa mungkin kau pulang cepat dan istirahat. Ahh, kau bahkan membayangkan betapa empuknya kasurmu dan mencoba menghasutmu ke dunia impian.

Langkah kakimu seketika berhenti. Manikmu mengecil diiringi dengan ekspresi terkejut.

Melihat sosok kakakmu berdiri di gerbang sekolah, menunggumu pulang. Manik merahnya bertemu dengan manik (eye's colours)mu.

"Ah, (Name)-chan!!" Ia melambaikan tangannya dengan senyum energiknya.

Panik, kau segera menghampirinya.

"Riku-nii!? Apa yang kau lakukan disini??" Kau bertanya dengan nada sekecil mungkin agar tak seorangpun mengenali kakaknya.

Walaupun sudah beehias kacamata, topi, dan masker tak dipungkiri ia akan terrangkap basah.

"Aku hanya ingin menjemput imouto-ku. Sudah lama aku ingin melakukan hal ini."

"Tetap saja tidak boleh Riku-nii bodoh! Udara malam buruk bagi kesehatanmu. Ahh, kau bisa dikenali bisa terus menerus disini," kau mendorong kakakmu tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara.

Menjauhinya dari lingkungan sekolahmu, tanpa mengetahui beberapa murid melihat eksistansimu dengan pria itu.

"Ne, hanya perasaanku atau (Name)-chan sedang bersama Nanase Riku?"

"Tidak ada idol diluar sekolah ini yang akan berkunjung. Kau salah lihat kali."

"Ma, mungkin kau benar. Padahal aku ingin sekali meminta tanda tangannya bila itu benar-benar Nanase Riku."

" Untuk apa kau melakukan itu?"

"Karena ia mirip dengan (Name)-chan, senyum dan energiknya itu. Tidakkah kau menyadarinya?"

"Setelah dipikir-pikir kau benae juga. Tunggu dulu, kalau tidak salah marga (Name) itu Nanase bukan?"

"Eh-"

"... uso darou?"
.
.
.
.
.
.
.
.
Manik birunya menatap lama gerbang sekolah. Senyum diwajahnya melebar, mendapat fakta menarik setelah apa yang baru saja kau ceritakan dengannya. Kini ia tahu jelas mengapa dirimu begitu menyukai dirinya walau kau sering menyangkalnya.

"Hmm, tidak kusangka kau itu adik dari dua idol terkenal itu (Name)-chan. Kau begitu menarik."

Owari.
.
.
.
.
.
.
.
1057 words

Crossover: Ensemble Stars x Idolish7

Yey akhirnya crossover ansuta dan i7 kesampean. Setelah mendapat inspirasi dari beberapa book yang sering kubaca akhir-akhir ini.

Ya, dari dulu aku mikir Eichi itu mirip kek Tenn sama Riku. Jadi kubuatlah fanfic ini hehe.

Sekalian melepas penat dari home learning, kapan sekolah? Aku kgn sekolah ;-;

Pub: 27 Maret 2020
Re up: 14 September 2020

Jangan lupa vote and comment~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top