❁ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 5 - ғᴇᴇʟɪɴɢs❁

Masih di hari yang sama, entah apa yang merasuki Nazuna hari itu, ia memutuskan untuk menanyakan akan suatu topik pada Najima. Yah, topik yang bisa dibilang tidak mudah untuk dibahas.

Ia sendiri juga ingin mencari tahu apa itu perasaan suka dan bagaimana rasanya.

"Najima-chin, kau pernah jatuh cinta pada seseorang?" Tanya Nazuna tiba-tiba - ditengah tengah istirahat latihan - disaat anggota yang lain sibuk entah melakukan apa. Najima yang mendengarnya pun tersedak.

"UHUK-"

"Najima-chin, pelan-pelan!" Nazuna menepuk-nepuk punggungnya pelan, secara tidak langsung merasa bersalah karena sudah membuat juniornya tersedak.

"A-ada apa, Nii-chan? Kenapa tiba-tiba?" Air muka Najima terlihat sedikit terkejut bercampur sedih. Nazuna merasa ada yang aneh dengan kontras akan kalimat dan ekspresi Najima.

"Tidak, aku hanya penasaran. Semua orang pasti pernah jatuh cinta, bukan? Walaupun setidaknya sekali dalam kehidupannya." Balas Nazuna, tepukan di punggung Najima dihentikannya.

Najima mengarahkan pandangannya ke bawah, mencoba mengingat ingat sesuatu.

"Hmmm... Yahh, kalau itu aku tidak tahu... Tapi sepertinya aku pernah menyukai seseorang, tapi aku tidak tahu apa rasa itu bisa disebut dengan cinta." Balasnya. Nazuna hanya mengeluarkan suara senandung kecil, tanda mengerti.

"A-apakah itu... Momo-chin?" Tanyanya tiba-tiba. Najima terbelalak.

"Himemiya-kun? B-bukan!! Bukan Himemiya-kun!" Nazuna sedikit menghela nafas lega. Rupanya bukan orang yang ia curigai beberapa hari ini, lanjut pada pertanyaan selanjutnya.

"Kalau begitu, siapapun orang itu, apakah sampai sekarang kau masih memiliki rasa padanya?" Tanya Nazuna. Kakinya mulai berjalan mendekati kursi terdekat dan menariknya untuk duduk.

"Aku tidak tahu pasti," Najima meneguk teh yang tak lagi panas, lalu menghela nafas. "Tapi mungkin... Mungkin saja masih..."

Ouch.

T-tunggu- Kenapa dadanya terasa sakit dan sesak?

"Walau waktu sudah berlalu lama, tapi aku masih merasakan sesuatu bergejolak di dalam diriku jika seseorang menyebut namanya atau jika aku melihat namanya terpampang di layar handphone-ku." Lanjut Najima.

Ouch, Ouch.

Sakit lagi-?!

Merasakan sesuatu yang aneh pada atmosfer sekitarnya, Najima segera menyangkal kalimatnya barusan.

"T-tapi aku sudah tak mengharapkan hubungan dengannya lagi! Kita sudah tak bertukar pesan sejak beberapa bulan, eh, atau bahkan beberapa tahun lalu, jadi-" Najima mulai panik, bola matanya juga ikut bergerak kesana dan kemari.

"Ahaha, kau kenapa, Najima-chin?" Nazuna tertawa kecil. Tangannya menepuk pelan kepala Najima.

"M-maafkan aku... Aku terlalu banyak bercerita..." Najima menundukkan kepalanya, sekaligus menikmati tangan Nazuna dikepalanya.

"Tak apa! Nii-chan akan selalu mendengarkanmu!" Balas Nazuna, suaranya terdengar ceria.

"Bagaimana dengan Nii-chan? Apakah Nii-chan pernah merasakan jatuh cinta?" Kini Najima balik bertanya pada Nazuna. Nazuna yang tak siap akan pertanyaan ini mulai merasakan bahwa dirinya tak lagi tenang.

"Ahaha, aku? Tentu saja tidak!" Rasa sakit yang ia tak pahami tadi ditutup-tutupi oleh tawa.

"Ah, Karena aku kerap kali melihat Nii-chan melamun, kukira Nii-chan menyukai seseorang... tapi ternyata tidak ya? Apalagi kemarin Nii-chan berteriak 'Aku tidak mencintainya?!'," Ujarnya, diikuti oleh wajah Nazuna yang memerah karena malu.

"Kalau boleh jujur, awalnya kukira Nii-chan menyukai Anzu-san, lho!" Najima kemudian tersenyum pada tehnya. Mengeluarkan suara gelak tawa kecil sebagai balasan. Ah, ia bisa merasakan ada yang aneh pada nada suara Nazuna. Tapi ia hanya berpikir bahwa itu hanyalah pikirannya.

"Anzu-san? Tentu tidak~ Darimana kau bisa mendapatkan pikiran seperti itu?"

"Aku juga tidak tahu, Nii-chan~ Pikiranku suka sekali menghubung-hubungkan sesuatu."

Kemudian, suara pintu terbuka tertangkap oleh indra mereka. Rupanya 3 anggota Ra*bits lain sudah kembali.

"Dasshu Dasshu! Nii-chan, Najima-chan, kita kembali~!" Mitsuru dengan semangatnya berlari masuk dan mendekati mereka berdua. Diikuti oleh Tomoya dan Hajime yang membawa beberapa makanan di belakangnya.

"H-hoi, Mitsuru! Sudah kubilang jangan berlari! Lalu, bantulah kami!!" Sang kelinci berambut coklat kembali memarahi temannya yang lain, yang sepertinya tak ia hiraukan.

"Maa, sepertinya percakapan kita sampai disini dahulu, Najima-chin~" Nii-chan bangkit, lalu menepuk kepala Najima untuk yang kesekian kalinya.

"Un, kapan kapan kita lanjutkan lagi, Nii-chan!" Ia mengangguk, merasa senang akan kasih sayang yang senpai-nya berikan itu. Kalimat terakhir mereka itu rupanya membuat rasa penasaran yang lain tergelitik.

"Nii-chan, Najima-chan, apa yang kalian bicarakan, daze?~ Aku juga ingin tahu!!" Mitsuru berdiri tepat di tengah-tengah mereka dengan mata yang berkilai-kilau.

"Walaupun aku tahu itu adalah sebuah privasi, tapi entah kenapa aku juga ingin mengetahuinya..." Hajime pun menambahi kalimat Mitsuru. Sedangkan Tomoya hanya terdiam, tidak tahu ingin ikut menanyakannya, atau menghargai privasi mereka.

Namun, Nii-chan takkan memberitahu tak peduli seberapa penansarannya mereka. Ia hanya melemparkan senyum dengan makna terselip.

"Rahasia~"

.

.

.

Sepertinya mimpi itu bagai memberikan dua petunjuk pada Nazuna, yaitu bahwa Najima yang telah mencintai seseorang, dan...


Rasa sukanya pada producernya itu.

---------------------------------------------------------

Mel/Meru

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top