❁ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 3 - ᴄʀᴀᴢʏ❁

"Najima Meru, ya? Selamat datang di Ra*bits!" Nazuna tersenyum lebar setelah bertemu dengan sosok yang katanya menjadi produser 'khusus' untuk mereka itu.

Seorang gadis pemalu dan juga pendiam. Mungkin akan sedikit susah untuk bergaul dengannya. Ah tapi itu urusan nanti.

"Aku Nazuna Nito, leader dari unit ini! Kelasku adalah 3-B. Kau sudah bertemu dengan anggota yang lain, kan?" Najima mengangguk mendengar pertanyaan Nii-chan.

"Tolong kerjasamanya, ya!"

-----

Sudah beberapa bulan berlalu semenjak pertemuan pertama kali mereka. Perlahan-lahan kini mereka menjadi dekat, sifat Najima yang pemalu perlahan lahan mulai meleleh di hadapan mereka. Bisa dibilang, ia sudah bisa menunjukkan sifat aslinya yang berbeda dari first impression- nya pada mereka.

Nazuna tidak membencinya, tapi ia juga tak menyukai sifat asli Najima. Salah satu alasannya adalah seperti...

"Nii-chan!! Nii-chan imut sekaliii~ Charging timee~!" Najima membuka tangannya lebar-lebar dan memeluk Nazuna. Segera setelah ia sampai keruang latihan. 

"Aaaahhh~ Kawaii nee~" tangannya mengusap-usap rambut blondenya lembut.

Nazuna yang tak suka diperlakukan demikian memberontak. "Umyaaaa!! L-lwepaskan Akwu!!! Akwu tidak imut!!" Tak peduli seberapa kuatnya Nii-chan memberontak, Najima tak mau melepaskan pelukannya. Sebaliknya, ia malah makin mengeratkan pelukannya itu.

Sementara itu, para anggota Ra*Bits yang lain hanya sweatdrop sambil tertawa ringan, kecuali untuk Mitsuru. Ia malahan ingin bergabung dalam pelukan itu.

"Nee-chan~! Aku juga mau dipeluk~!!"

"Kemarilahh!!"

Mereka bertiga kemudian berpelukan. Sebenarnya yang berpelukan hanya Najima dan Mitsuru saja, Nii-chan merasa terpaksa dan terhimpit antara mereka berdua. Ia pun memasang wajah kesal, yang menurut Najima sangat imut.

"Tomo-chan, Hajime-chan~! Ayo bergabung!!" Mitsuru memanggil sisa Ra*bits yang lain dan mengajak mereka untuk bergabung, yang hanya dibalas oleh gelengan Tomoya.

"Tidak, terimakasih."

Najima tak bisa mengajak Tomoya dan Hajime, karena ia memiliki suatu rasa yang mencegahnya melakukan demikian. Tentunya bukan rasa suka.

Bisa dipastikan kalau salah satu kelemahan Najima adalah sesuatu yang menurutnya imut. Saat melihat sesuatu seperti itu, tubuhnya seakan akan bergerak sendiri untuk memeluk hal tersebut. Dan Nii-chan adalah salah satunya. Oleh karena itu, Najima sering melemparkan affection padanya. 

Ia terkadang merasa bahwa sifatnya itu terlalu berlebihan, tapi apa boleh buat? Kakak kelasnya itu terlalu imut! Meskipun begitu, anehnya, Najima tidak memiliki rasa pada Nii-chan. Ia hanya mengganggapnya sebagai kakak kelas yang sangat imut, dan juga sebagai bahan untuk dipeluk.

Najima juga diam diam sering memperhatikan teman dari kelas sebelahnya, Himemiya Tori, yang disebut sebut sangat imut. Namun, sebuah tembok membuatnya mengulur jarak pada anggota fine tersebut.

Merasa sudah puas memeluk mereka berdua, Najima kemudian melepaskan pelukannya.

"Hehe, aku sudah puas memeluk kalian untuk sekarang. Kini saatnya untuk kembali bekerja~" 

Nii-chan hanya membalas ucapan tadi dengan sorotan mata yang terlihat tak senang. "Hmph! Jangan memelukku lagi!" Ujar Nazuna. Tetapi walaupun begitu Nazuna tahu bahwa Najima pasti akan memeluknya lagi, seakan akan larangan tadi tak mempan untuknya.

"Hihi~ Make me~" Jiwa sedikit iseng Najima kambuh lagi.

Nazuna mengreyitkan alisnya, heran. Kenapa, sih, gadis ini tidak bosan bosannya melemparkan pujian padanya? Sudah berbulan-bulan berlalu, tapi ia tetap mengatakannya bagai ini saat pertama kalinya mereka bertemu. Ia juga tak merasakan kalau 'rasa' yang ada pada kalimat Najima berkurang. Justru rasanya malah semakin kental tiap kali ia mengucapkannya.

"Nii-chaaaan~ Charging timee~"

"Hehe, aku capek, Nii-chan izin peluk!"

"Nii-chan imut sekali, sih!"

"Aduh kokoro-ku tidak kuat...!"

Perasaannya juga bak diombang-ambingkan oleh Najima. Rasanya kesal diperlakukan demikian, tapi ia juga senang. Ia bingung sekali, bimbang, serta tak memahami apa yang terjadi.

Duh, lama lama Nazuna bisa gila!

...

...

...

Atau jangan jangan inilah contoh ungkapan yang sering orang-orang katakan? Apa namanya itu? 

Ah iya, kalau tidak salah "Witing tresno jalaran soko kulino" yang berarti "Cinta tumbuh karena terbiasa"-

Tunggu- Nazuna, 'kan, bukan orang Jawa...

"Eh?! A-aku tidak mencintainya!!" Nazuna tiba tiba berucap pada diri sendiri saat pikiran pikiran tentang rasa suka hinggap di benaknya - yang dengan seketika mengundang perhatian anggota unit dan produser yang berada di ruangan yang sama dengannya.

Ini pasti hanya karena ia merasa nyaman berada di sisinya, bukan karena rasa suka atau cinta. Ia pasti hanya menyukai 'afeksi' yang diberikannya.

Ia terus terusan mengulangi kalimat-kalimat itu dalam pikirannya, barangkali mencoba untuk mengelabui perasaannya.

'Benar, aku tidak mungkin mencintainya. Lagian ia kan seorang produser...' Nazuna menghela nafasnya setelah meyakinkan yang lain bahwa tidak ada apa apa yang terjadi padanya.

Ini pasti bukan apa-apa, kan?

.
.
.

...Kan?

---------------------------------------------------------

Mel/Meru

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top