໑. 18. ❪ !#⃞ 𝐃ate & 𝐋over✶ 𝐂.𝐎.𝐒
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
❁፧⿴⃟᎒⃟֍۪۪̣̣۪۪۪⏜፞⏜❟❪✶❫❟⏜፞⏜֍۪۪̣̣۪۪۪⃟᎒⃟⿴፧❁
╾╌╌╌╌╌╼╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╌╌╸
.
▭⎼▭⎼▭⬚۪۪❁۫۫᭢₍🐍⁾۪۪❁۫۫᭢⬚▭⎼▭⎼▭
꒰ Chapter Eighteen - Date & Lover ꒱
▀▀▀▀◤◗⬚̷⃕͜⸙༘۪۪۪۫۫۫❀۪۪۪༘۫۫۫⸙⃔͜⬚̷◖◥▀▀▀▀
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
❪ !#⃞ . 𝐖𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫, 𝟏𝟗𝟗𝟐❫
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
⠀⠀⠀ Satu minggu telah berlalu sejak kejadian itu, kejadian yang mengakhiri musim gugur dengan sesuatu yang tak terduga, dimana Chamber of Secrets yang semua orang sangka hanya lah lagenda, ternyata benar adanya
Salazar Slytherin ternyata benar-benar membuat sebuah Chamber of Secrets, yang menurut lagenda memiliki monster menyeramkan didalamnya yang siap untuk menghabisi para murid Muggle-Born
Omong-omong soal Muggle-Born, sudah banyak para murid Muggle-Born yang sudah berjatuhan karenanya. Mereka membeku tanpa alasan, Colin Creevey menjadi salah satu korbannya, bahkan hantu seperti Sir Nicholas de Mimsy-Porpington, atau Nearly Headless Nick saja menjadi salah satu korbannya juga
Bahkan Hogwarts sedang dalam pertimbangan ingin di tutup (sementara) atau tidak, salju pertama sampai sudah tak seistimewa biasanya karena lebih banyak ketakutan ketimbang kegembiraan yang membanjiri Hogwarts
Sementara itu saat ini di perpustakaan milik Hogwarts, sepasang remaja berbeda tahun dan asrama sedang saling terdiam mengerjakan tugas milik mereka
Sesekali si gadis bersurai jahe menunjukkan isi bukunya kepada lelaki bersurai platina di hadapannya, untuk meminta di bantu mengerjakan tugas rumah miliknya
Begitu juga si lelaki bersurai platina yang benar-benar menyerahkan tugas PTIH nya sepenuhnya kepada gadis itu, karena pertanyaan bodoh yang tak di mengerti oleh nya, sesuatu yang berkaitan dengan Profesor Gilderoy Lockhart
Kedua remaja itu adalah si Slytherin Draco Malfoy dan si Gryffindor Victoria Weasley, ya keduanya memang masih menjalankan misi Vixcy untuk membayar 'ucapan terimakasih' kepada Draco Malfoy itu dan hal itu sudah berjalan seminggu lamanya
"Dray, berapa banyak tanduk landak untuk step kedua membuat cure for boils ?" tanya gadis itu sembari menatap kearah depan, kearah lelaki yang saat ini sedang menunduk dan mengerjakan soal astronomy miliknya itu
Ya, ntah sejak kapan, kedua remaja itu menjadi cukup dekat hingga Draco Malfoy mengizinkan gadis yang lebih muda memanggilnya dengan nama depan, bahkan Draco terkadang mau membantu gadis itu menyelesaikan tugas miliknya
"Baca bukumu baik-baik" jawab Draco singkat sembari melirik sekilas gadis dihadapannya dan melanjutkan menyelesaikan tugasnya
Ya, Draco Malfoy tetaplah Draco Malfoy orang yang mengesalkan. Vixcy tau Draco melakukan hal itu juga untuk membantunya agar gadis itu pintar, Draco memang tak pernah memberikan gadis itu jawaban dengan instan, selalu menyuruh gadis itu membaca dan mencarinya lebih dulu
"Tidak ada, sepertinya aku tidak mencatatnya" kesal gadis itu yang memang sudah mencari jawabannya sejak 10 menit yang lalu, Draco menghentikan gerakannya yang saat ini sedang menulis jawaban astronomi miliknya
"Apasih pekerjaanmu selama di kelas, makanya kalau Profesor menerangkan jangan tidur" ucap Draco sarkas yang dibalas gadis itu dengan tatapan kesal "sudah ku bilang, aku tidak tidur dikelas !" pekik gadis itu kesal yang hanya dibalas Draco dengan lirikan sekilas
"Apa kau perlu ku pinjamkan kacamata Potter agar bisa melihat ini ?" suara sarkas Draco lagi sembari menunjuk tajam di kata 'masukkan 2 duri landak kedalam kuali' yang berhasil membuat Vixcy mengerjapkan matanya, kemudian sedikit mencondongkan tubuhnya untuk menatap perkamen catatan miliknya
"Berhenti membawa-bawa Harry, Malfoy. Lagian memang kau mau meminjam kacamatanya ?" ucap gadis itu kesal menyembunyikan rasa malunya karena lagi dan lagi matanya melewatkan jawaban miliknya
"Tidak sudi" ucap Draco kemudian kembali memfokuskan dirinya kepada soal astronomi miliknya, sementara Vixcy hanya merotasikan mata malas dan mulai menulis jawaban miliknya
Keduanya kemudian saling terdiam dengan pikiran mereka masing-masing tertuju kepada soal pekerjaan rumah milik mereka, hingga suara seseorang berhasil mengalihkan perhatian keduanya
"Hai V -Malfoy ?" suara lelaki yang belum lama keduanya ceritai itu yang saat ini menatap keduanya secara bergantian dengan alisnya yang bertaut penuh tanya
"Potter, sedang apa kau disini. Berniat mengganggu kencan kami karena beberapa bulan yang lalu aku mengganggu kencan kalian ?" suara Draco datar yang dihadiahkan pekikkan dan suara nafas tercekat kaget dari Vixcy yang menatap lelaki itu tak percaya
"APA KATAMU ?!" suara teriakkan itu bukan dari Harry, melainkan lelaki dengan rambut persis seperti gadis Weasley itu yang tak lain adalah Ron Weasley yang kini membuat semua orang menatap kearah mereka dengan desisan agar tak berisik
Sementara gadis dengan rambut lebat berwarna coklat di sebelah Ron baru saja memukul bahu lelaki itu, memperingatkan. Ya, tak mungkin Harry datang tanpa kedua sahabatnya itu
"Ron, Dra -Malfoy hanya bercanda !, diam lah. Kau akan membuat madam Pince memarahi kita" suara Vixcy, sebelumnya gadis itu memberikan gelengan cepat kearah Harry yang menatap tak percaya kearahnya
"Bercandamu benar-benar tak lucu, Malfoy. Jangan berani-berani, kau tak akan mendapat restuku sampai kapan pun. Ayo" suara Ron penuh kekesalan sembari memegang tangan sang adik dan sedikit menariknya
"Ron !, aku belum menyelesaikan tugas rumah -" suara gadis itu terhenti oleh suara dari Draco "kau pikir siapa yang mau dengan adikmu !, dia datang kemari karena keinginannya sendiri, dasar Blood-Traitor aneh !" suara Draco kesal, tak terima atas semua ucapan dari lelaki dengan keluarga yang menurut Draco sangat dibawah keluarganya itu
Draco mendadak terdiam setelah mencernah ucapannya, di tambah dengan diam nya gadis di hadapannya. Ya, Vixcy yang semula berusaha menghentikan kemarahan Ron mendadak terdiam karena Draco yang menyindir status darahnya
Sementara Ron semakin di buat panas oleh lelaki itu dan terus mencoba menyerang Draco walaupun jelas di tahan oleh Hermione dan Harry, sementara Draco hanya menatap tak suka kearah Ron lalu beralih menatap kearah Vixcy
"Ron, hentikan !. Aku berjanji akan pergi setelah menyelesaikan tugas ramuanku" pekik Vixcy sembari mendorong Ron sedikit mundur, sebelumnya saphirenya sempat bertemu tatap dengan silver milik Draco, tapi langsung di alihkannya menuju saphire sang kakak
Ron menghentikan seluruh ucapan emosinya dan juga gerakannya yang ini memukul Draco, terutama setelah Madame Pince memukuk penggaris kayu panjang ke mejanya
Ron kembali menatap kearah sang adik, yang membuat adiknya menganggukkan kepala sembari menggumamkan kata 'aku berjanji' yang membuat Ron mendengus kesal dan memberikan Draco tatapan tak suka untuk terakhir kali lalu keluar bersama ketiga sahabatnya menuju luar perpustakaan
"Soal -" suara Draco terhenti oleh suara Vixcy "tak apa, memang begitu adanya" ucap gadis itu seolah pasrah, mengerti kemana arah pembicaraan mereka lalu kembali melanjutkan menulis tugas rumahnya
Draco hanya menghela nafas kasar, lalu kembali melanjutkan tugasnya. Tak pernah seumur hidupnya ia merasakan penyesalan atas apa yang dia ucapkan selama ini dan ini pertama kalinya di hidupnya
Tak ada suara diantara keduanya, Vixcy benar-benar fokus ke tugasnya ingin cepat-cepat pergi dari perpustakaan, sementara Draco sesekali melirik gadis itu, sedikit merasa 'kecarian' saat tak mendapatkan dan mendengar suara penuh tanya dan tingkah polos namun jahil dari gadis itu
Vixcy kemudian menyelesaikan tugasnya dan membereskan barang-barangnya tanpa suara, lalu bangkit setelah memakai ranselnya menuju keluar perpustakaan, bahkan Draco yang ingin menahannya terurungkan karena gerakan cepat gadis itu
'Lagian, untuk apa aku mengkhawatirkan perasaan gadis itu ?' pikir Draco pada akhirnya dan kembali mendengus kesal dan melanjutkan mengerjakan tugasnya lalu kembali keasramanya dengan wajah yang muram
╾╌╌╌╌╌╼❁╾╌╌╌╌╌╸
Vixcy saat ini berada di salah satu bangku yang ada di sekitar danau hitam, kepalanya menunduk dan tangannya menutup wajahnya dengan pundak yang naik turun, dia sedang menangis atas ucapan Draco Malfoy kepadanya
"Kau pikir siapa yang mau dengan adikmu ?!"
"Dasar Blood-Traitor"
Tangisnya semakin mengencang saat mengingat kata-kata Draco untuknya itu, hingga sebuah tangan menyentuh pundaknya yang berhasil membuat gadis itu semakin menyembunyikan wajahnya
"Ku- kumohon, aku sedang tak ingin berbicara denga siapapun" suara gadis itu menahan suara seraknya dan barusaha menenangkan dirinya agar tangisnya tak tertalu ketara "bahkan denganku ?" suara seorang lelaki yang cukup akrab di telinganya yang berhasil membuat gadis itu terdiam sebentar
Ia kemudian mulai menghapus air matanya dan mendongakkan kepalanya untuk menatap leaki yang menjulang di samping kirinya, Tom Marvolo Riddle, lelaki Slytherinnya yang kini menampilkan senyum lembut kepada gadis itu
Tom kemudian mendudukkan dirinya di sebelah Vixcy yang tampak mengizinkannya untuk duduk, sama halnya dengan hubungannya dan Draco Malfoy, Vixcy juga sudah cukup akrab dengan Tom Riddle
Bahkan jauh lebih akrab, gadis itu belakangan ini menjadikan Tom sebagai teman curhatnya dan little bit falling in love. Walaupun terkadang gadis itu bertanya-tanya kenapa dia bisa mencintai lelaki itu
"Apa ini karena Malfoy lagi ?" suara Tom sembari menghapus sisa air mata di pipi Vixcy yang membuat gadis itu mengangguk perlahan dengan air mata yang kembali mengalir
Ya, Vixcy selalu bercerita tentang Draco Malfoy kepada Tom, bahkan hanya Tom yang tau tentang dirinya yang di jadikan 'babu' untuk tugas oleh Draco selama dua minggu, hanya untuk membalas ucapan terimakasihnya
Tapi sebelumnya Vixcy tak pernah menangis saat bercerita tentang betapa Draco membuat hatinya hancur hanya dengan perkataan, tapi ntah kenapa yang kali ini benar-benar membuat gadis itu sangat sakit hati
Vixcy juga sering bercerita tentang keluarganya kepada Tom, menceritakan Harry Potter juga yang menjadi topik paling favorit untuk Tom, karena setidaknya ia akan memiliki pemikiran untuk membuat Harry Potter lemah suatu hari nanti, disaat semua rencananya sudah berjalan dengan baik
"Aku tak tau kenapa, tapi kali ini dia benar-benar melukai perasaanku. Apa aku salah karena aku lahir di keluarga yang memiliki status darah 'pengkhianat' ?, aku bahkan tak menginginkan hal ini terjadi kepadaku" ucap gadis itu dengan suaranya yang perlahan menjadi sedikit serak karena bercampur dengan suara tangisnya
Tom menarik Vixcy perlahan kedalam pelukannya, yang membuat gadis itu membalas pelukan lelaki yang lebih tua 6 tahun dengannya itu dan menangis di dada lelaki itu yang membuat Tom mengusap merah jahe Vixcy dengan lembut, guna menenangkan gadis itu
Mungkin jika kita melupakan fakta bahwa Tom Marvolo Riddle memiliki hati yang sedingin es, kita akan menduga lelaki itu pasti sangat menyayangi dan bahkan mencintai gadis Weasley yang baru berumur 11 tahun itu
"Apa kau baru saja berkata bahwa kau menyesali lahir di dalam keluargamu ?" tanya Tom yang membuat gadis itu mendongak untuk menatap kearah Nyx miliknya
"Tidak, aku tak bermaksud seperti itu. Aku tak pernah menyesali terlahir sebagai Weasley, bahkan kebahagiaan di hidupku lahir sebagai seorang Weasley, mereka memang tak memiliki banyak uang, tapi mereka memberikanku banyak cinta dan kasih sayang..
... Hanya saja Malfoy membuatku berpikiran jika tak memiliki status darah yang bagus, tak akan ada yang menginginkanku"
Jelas gadis itu dengan saphirenya yang meredup karena ucapan Draco yang kembali mengisi kepalanya, sementara itu Tom mendadak terdiam bahkan jika Vixcy menyadarinya, lelaki itu semakin mengeratkan pelukkannya kepada gadis itu
Tom sedikit cemburu karena Vixcy yang lahir setidaknya di keluarga yang harmonis, tak sepertinya yang bahkan lahir tanpa cinta dan di tinggal sang ibu bahkan saat ia baru di lahirkan, sementara sang ayah yang sudah di lenyapkan, bisa-bisanya melarikan diri dan tak pernah mengurusinya
"Jangan pikirkan dia, kau tau tak semua orang tak menginginkanmu, maksudku aku disini untukmu" ucap Tom yang sudah kembali memberikan tatapan ramah kepada Vixcy yang kini mengerjapkan matanya, sedikit menatap bingung ucapan Tom, tapi kemudian terdiam saat paham apa maksud lelaki itu
"Apa kau baru saja mengatakan -" suara Vixcy terhenti oleh suara dari Tom "yeah, i love you" itu berhasil membuat gadis itu membulatkan matanya, walaupun dengan bibir yang perlahan terangkat keatas
"Uh, uhm. A-aku -" suara gugup Vixcy terpotong oleh Tom yang menyatukan kening mereka yang membuat jarak tatap mereka sangat-sangat dekat "jangan katakan apapun, kau bisa memikirkannya lebih dulu, sepertinya aku benar-benar gila karena menyatakan perasaanku kepada gadis di tahun pertama sepertimu" ucap Tom sembari hidungnya yang bermain di hidung Vixcy yang membuat gadis itu memejamkan matanya dan tertawa pelan
"Ya, kau gila. Berarti aku sama gilanya karena menyukai lelaki yang 6 tahun lebih tua dariku" ucap gadis itu di sela-sela tawanya, yang ternyata berhasil membuat Tom menyeringai puas karena semakin menarik gadis itu kepadanya
'mungkin maksudmu 55 tahun lebih tua darimu' pikir Tom disela-sela seringaiannya, Tom kemudian menggerakkan hidungnya menelusuri gadis hidung milik Vixcy hingga bibinya hampir menabrak kening gadis itu dan sedikit memejamkan mata saat hidung gadis itu berada di lehernya
"Omong-omong, apa aku boleh meminta tolong kepadamu lagi ?" tanya Tom sesekali mengecup kening gadis itu yang membuat gadis itu menggumamkan kata "tolong apa ?" dan kembali mendadak gadis itu terdiam saat Tom menggumamkan sesuatu setelahnya memberikan kecupan lama di kening gadis itu
"Bantu aku membuka pintu Chamber of Secrets lagi"
╾╌╌╌╌╌╼❁╾╌╌╌╌╌╸
𝐓o 𝐁e 𝐂ontinue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top