Date [Quartet Night]
Kotobuki Reiji : Peka (?)
Kalian baru saja selesai menonton film horror. Kalian menonton untuk mengisi hari libur -- namun kamu sengaja mengajaknya. Namun ketika kalian keluar dari bioskop, hujan begitu deras mengalir ke daratan dan berbondong-bondong orang berlari mencari hunian teduh.
"Yah, hujan,"keluhmu memandangi langit mendung yang disertai kilat.
Reiji memandangmu mengenakan blus putih dengan celana navy selutut. Dibukanya jaket cokelatnya kemudian memakaikannya kepadamu.
"[Name], gimana kalau kita main hujan?"
Kamu melongo. "Tapi basah, loh?"
"Kita tidak bisa terus menunggu di saat teduh begini, kan? Lagi pula kita hanya perlu jalan sebentar untuk sampai ke mobilku kan?"
Memang mobil kodoknya tidak terlalu jauh terparkir dari lokasi kalian berdiri. Akhirnya, kalian memutuskan lari bersama di tengah hujan. Kamu menatap Reiji berlari namun mengulurkan tangannya.
Yap, kalian bergandengan tangan saat itu juga.
Sesampainya di mobil, ia mengambil handuk yang diletakkannya di belakang jok. Mengusapkannya di atas puncak kepalamu.
"Apa bajumu basah?"tanyanya yang langsung kamu sahuti dengan menggeleng.
Reiji memandang sabuk pengaman kemudian menarik sabuk dari tempatmu. Membuatmu bisa merasakan feromonnya sejenak dari jarak yang begitu dekat.
"Apa aku sudah cukup menawan sebagai senpai-mu?"
Kamu mengerjap mendengar pertanyaan Reiji barusan. Detik berikutnya ia mengacak puncak kepalamu.
"Tidak apa kalau kau tidak mengerti [Name], aku akan menunggumu sampai peka dengan perkataanku,"ucapnya tersenyum sambil men-starter mobil yang akhirnya melaju ♡
Kurosaki Ranmaru : Sick Date
Langkahmu terfokus menuju rumah sakit. Yap, pacarmu sedang masuk rumah sakit. Karena kecapekan berlatih bermain bass dan didera maag, ia dilarikan ke rumah sakit. Akibatnya, janji kalian menonton film horror di bioskop hari ini pun ditunda.
Kamu membawa sebuket bunga lily dan parsel buah untuk menjenguknya.
Ruang 301. Dari celah jendela pintu, kamu bisa melihatnya dari luar sedang berbaring. Tadi kamu sudah mengabari akan menjenguknya.
"Kurosaki-kun?"tegurmu membuat laki-laki manik heterokrom memandangmu.
"Ah, [Name]. Masuklah."
Duduk di sebuah kursi kosong tepat di sebelahnya, kamu juga menaruh parsel dan bunga di atas meja.
"Keadaanmu bagaimana?"tanyamu kalem.
Kurosaki mengenakan piyama pasien. Kamu bisa melihat ada kantung mata yang sedikit menggelap di bawah matanya.
Kamu pun mengambil kembali tas selempanganmu kemudian berdiri, "Sepertinya masih perlu istirahat, ya? Kalau begitu aku per--"
Kamu merasakan pergelangan tanganmu ditarik olehnya -- membuatmu secara otomatis mendekap tubuh laki-laki pemilik rambut abu-abu itu.
"Aku bosan sendirian. Belum ada yang mengunjungiku selain kau, [Name],"ucapnya membelai rambutmu.
"E-eh?"
"Jadi, jangan pergi dulu."
Kamu bisa melihat wajahnya terdapat garis merah -- malu, ketika mengajakmu. Jadi, kamu memilih tetap berada di ruangannya.
"Mau makan apa? Aku ada apel, pisang, dan anggur."
Kurosaki bergeming sejenak kemudian memilih baring kembali, "Terserah."
Atas izin perawat, kamu mendapat pisau dan piring. Kamu mengupas apel beralih melirik tangan kanannya yang terbalut perban.
Sadar dengan arti tatapanmu, ia berkata, "Cuma luka kecil ketika memasang senar bass."
Kamu tersenyum kecil, "Kurosaki-kun sangat menyukai bass, ya?"
Ia menyeringai. "Kenapa? He? Kau ... cemburu?"
Kamu menancap apel dengan garpu langsung memberikannya, "Tidak!"
"Suapkan aku,"ucapnya mengenggam jemarimu.
"Cuma lecet berarti bisa makan sendiri, kan?"
Ia mendecih kemudian dengan wajah cemberut menggapai garpumu namun ia merintih. Dilirikmu sesekali kemudian mengaduh nasib telapak tangan kanannya.
"Duh-- sakit argh--"
Kamu melengos melihat tingkah Kurosaki, "Iya, aku suapkan. Aaa--"
Siapa yang sangka kunjunganmu membuat hatinya berbunga-bunga melebihi hal apapun. Cukup untuk menggantikan janji kencan kalian yang tertunda ♡
Mikaze Ai : Photobox
Sehabis menonton film sebagai referensi dalam syuting, kalian berjalan bersama-sama. Ketika dalam perjalanan menuju stasiun, manikmu terfokus ke arah sebuah photobox.
"Mikaze-kun, mau foto bareng?"
Ia menyelipkan jemarinya ke dalam saku. "Kau mau?"
Kamu mengangguk. Walaupun ia tidak begitu terlihat tertarik, ia tetap sependapat denganmu. Akhirnya kalian memutuskan masuk ke dalam boks itu.
"Wah, ada stiker member St☆rish dan Quartet Night juga! Aku mau~"
Kamu sebenarnya ingin menggunakan semua stiker itu -- merasa menjadi harem queen sesaat namun laki-laki berambut cyan terlanjur melirikmu sinis.
"Pakai yang normal saja, jangan yang norak begitu," ia akhirnya jadi yang mengatur foto.
Kamu cemberut karena keinginanmu ditentang begitu saja.
"Mode pengambilan delapan foto akan segera dimulai,"ucap mesin program yang memberi informasi.
Awalnya kalian foto dengan ekspresi normal -- alih-alih kaku. Tiba di foto kedelapan, Mikaze memelukmu dari belakang dan mengecup dahimu.
Kamu langsung membeku. Saat itu juga, foto telah tercetak. Mikaze akhirnya berjongkok untuk mengambilnya.
"Jangan terpikir untuk menggunakan stiker mereka ketika sudah ada yang asli di sini."
Kamu langsung lemas seketika -- jatuh terduduk dengan wajah memerah yang disertai kepulan asap ♡
Camus : Pistol Air
Film bioskop yang telah kalian putuskan untuk menonton di hari minggu ternyata telah kehabisan tiket. Akhirnya, kamu pulang dengan wajah lesu.
"Sudahlah kita pulang saja,"
Kamu menatapnya tidak percaya. Padahal kamu capek-capek menunggu laki-laki gondrong ini di depan bioskop selama dua puluh menit terakhir.
"Jahat! Jadi kau mau pulang, gitu?"
Ia melipat tangan. "Jadi, kau mau ke mana? Restoran Italia di hotel bintang lima?"
Kamu -- sebagai rakyat jelata bahkan tidak terpikir ke sana. Namun kamu tidak suka pergi ke tempat yang formal seperti itu. Lagi pula tidak jauh dari sini, kalian akan menemukan taman hiburan.
"Camus, kau tidak bosan ke tempat mewah ya?"
"Eh, berdiri di sini saja sudah panas. Mending ke sana yang ber--"
Cuuuuurrr.
Kamu terkekeh keras karena detik berikutnya Camus telah basah oleh ulahmu. Sebuah pistol air berwarna hijau terang yang kamu beli dari penjual mainan kini jadi sasaran keisenganmu.
"Agak sejuk kan sekarang?"
Camus mengernyitkan dahi kemudian mendecak. "Kau--"
Kamu menyeringai ngeri ketika melihatnya berjalan menuju penjual mainan. Sebuah pistol air jingga kini ada digenggamannya.
"Hari ini kau tamat, [Name]."
"Hieeey--"
Kalian pun saling mengejar -- menghindari dan berusaha menembaki air satu sama lain. Menghabiskan hari minggu dengan canda tawa ♡
A/N :
Sempat mikir keras untuk part mereka ~
Huwee nggak nyangka belum seminggu aja udah ada tiga request :"3
Terima kasih! Aku tidak menyangka ada yang menyerahkan kemampuanku untuk menulis member tamvan-tamvan ini!
Untuk He☆vens, aku masih ragu mencantumkan membernya // ngek.
Eniwei, I will progress the request ASAP! Jaa~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top