[2]

Todomatsu telah mencerna isi buku itu seluruhnya, dan kini pikirannya terpaku pada suatu ritual. Pada halaman yang menjelaskan tentang ritual itu, tertulis bahwa ia membutuhkan beberapa buah lilin hitam, korek, serta satu orang. Tidak, tidak akan ada yang terluka dalam melaksanakan ritual itu. Untuk lebih jelasnya, di sana disebutkan bahwa orang itu akan digunakan sebagai tempat roh tersebut sementara. Oleh karena itu, Todomatsu berniat untuk mengajak salah satu teman perempuannya untuk melakukan ritual itu. Yah, bukan mengajak sih, lebih tepatnya, Todomatsu menipu mereka.

Dan teman yang ia pilih kali ini ada Totoko, teman masa kecilnya.

Beberapa hari berlalu dan Todomatsu telah menyiapkan segalanya, mulai dari bahan yang diperlukan, juga Totoko. Dengan menggunakan barang mahal sebagai umpan, ia berhasil mengajak Totoko pergi.

Awalnya ia sama sekali tiada menaruh kecurigaan pada Todomatsu, namun lama kelamaan tempat yang mereka tuju entah kenapa makin sepi dan sepi. Totoko mulai curiga, niat busuk Todomatsu mulai mampu untuk ia cium.


Hah, Todomatsu-kun ingin mengajakku ke suatu tempat?

Tempat sepi? T-tapi dia kan sudah pernah menikah?! Dia bahkan terlihat sangat kehilangan istrinya itu- Apakah dia sudah move on?


Dengan perlahan, ia memperlambat langkahnya. Menatap bingung Todomatsu yang berjalan di depan. Meski merasa aneh, ia tetap berjalan mengikutinya.

Todomatsu tiba tiba berhenti di dekat sebuah lorong gelap. Ia berputar sehingga mampu untuk menatap sang gadis di belakangnya.

"Totoko-chan, bisa tolong pakai ini?" Tangannya menyodorkan sebuah blindfold berwarna hitam tebal. Tentu saja Totoko makin curiga.

"A-apa yang akan kau lakukan padaku?!" Ia jelas menolak. Sikap Todomatsu sangatlah mencurigakan.

Tapi tentu saja Todomatsu telah memikirkan hal ini. Ia tahu betul tabiat Totoko, mengingat mereka adalah teman masa kecil yang sudah bertemu sejak mereka masih belum bersekolah.

"Aku menyiapkan hadiahmu di dalam. Barang mahal yang kumaksud ada di dalam," Todomatsu hanya tersenyum tak berdosa. Mendengar hal itu, Totoko terpancing dan akhirnya mengenakan blindfold itu di matanya.

"Ayo genggam tanganku, akan aku tunjukkan," Dengan ragu ia memberikan tangannya pada Todomatsu untuk digenggam. Mereka pun berjalan masuk ke dalam gang yang gelap itu.


Sikapnya itu mencurigakan, tapi ia berkata bahwa ia akan memberiku barang mahal disini??


Totoko masih tenggelam dalam pikiran awalnya. Sementara kini Todomatsu sudah melepas genggamannya. "Tunggu disitu sejenak, aku akan menyiapkannya," Ujar Todomatsu sembari berjalan menjauh.

Sekian menit berlalu, namun Todomatsu masih belum selesai. Ia bahkan tidak mengatakan sepatah katapun. Interaksi terakhir mereka adalah saat Todomatsu memakaikan sesuatu yang ia rasa seperti mantel padanya. Aneh sekali.

A-ada apa ini? Tidak mungkin- Ini pasti adalah tipuan!! Mantel ini? Ia pasti berniat melakukan sesuatu padaku!!

Melakukan dengannya, di tempat seperti ini? Tidak cocok untukku yang imut ini!!

Amit am-

Belum selesai ia berbicara dalam benaknya, Totoko tiba tiba merasakan sesuatu merasuki tubuhnya.

"Kyaaaaa!! T-tubuhku!!"

Sekian detik setelah teriakan itu terdengar, ia terdiam. Melihat reaksi temannya itu, Todomatsu sedikit panik.

"...A-apakah berhasil...?" Ia berrgumam pada dirinya sendiri, mempertanyakan perihal keberhasilan ritual itu.

Sebuah suara kemudian membuatnya terpaku. Suara yang sudah lama tak ia dengar, suara orang yang sungguh ia sayangi.

"Aku...? Dimana ini?

"(Y/n)?!"

Secara mengejutkan ritualnya itu berhasil. Kini ia dapat memanggil arwah sang istri yang sudah meninggalkannya. Dengan kaki yang gemetar, ia berjalan mendekati gadis di hadapannya.

"Akhirnya... Akhirnya aku bertemu denganmu...!"

Perlahan lahan ia melepaskan blindfold yang tadinya dikenakan, matanya bertemu pada sepasang mata berwarna (e/c).

"...Todomatsu-kun...?" Melihat sosok suaminya berada di depannya tiba-tiba membuatnya terharu dan kebingungan secara bersamaan. Ia tentu merasa sangat senang dapat bertemu dengan belahan jiwanya lagi, tetapi ia juga merasa kebingungan karena bisa tiba-tiba bertemu dengannya.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, ada di tubuh siapakah dirinya sekarang? Dari sekian perasaan yang ia rasakan, hanya pertanyaanlah yang dapat ia keluarkan.

"Bagaimana aku bisa disini? Bukankah seharusnya aku sudah-" Todomatsu memotong pertanyaan (y/n) dengan meletakkan jari telunjuk tepat di bibirnya.  "Tidak usah memikirkan hal itu...! Yang penting adalah kita bersama sekarang..." 

"B-benar, tapi-"

"Tidakkah kau merindukanku?" Todomatsu kembali berucap. Kalimat itu membuat (y/n) memincingkan matanya. "Tentu aku sangat merindukanmu..." Pandangan (y/n) kini turun.

Mendengar hal itu, Todomatsu menyunggingkan sebuah senyum. "Aku juga sangat, sangat sangat sangat merindukanmu... Aku selalu memikirkanmu setiap hari, setiap malam. Aku sangat ingin bertemu denganmu... Oleh karena itu, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu hari ini... Apakah kau mau?"

(Y/n) terdiam sejenak, sedikit meragukan ajakannya. Namun pada akhirnya, sang perempuan menganggukkan kepalanya pelan. Mungkin hanya hari ini saja tidak apa apa...

"Terima kasih! Terima kasih...!!" Ia memeluk erat tubuh di hadapannya. "Aku sudah mempersiapkan barang barang yang kau perlukan," Lanjutnya setelah melepas pelukan. Ia lalu beranjak dan mengambil barang barang dari dalam tasnya, seperti wig, dan pouch berisi make up.

Todomatsu tidak mau ia pergi dianggap pergi kencan dengan Totoko, oleh karena itu, dirinya berniat menyamarkan penampilan sang wanita dengan memakaikannya rambut palsu dan make up. Tidak lupa, ia sedikit banyak mengubah beberapa penampilannya yang mencolok. Jika tidak ada yang menyadarinya, maka semakin bagus.

.

.

.

Mungkin hari itu adalah hari paling menyenangkan yang Todomatsu rasakan. Senyum selalu tersungging di bibirnya, tawa selalu keluar dari mulutnya. Hal itu membuat (y/n) juga ikut senang. Todomatsu bahkan melupakan kenyataan bahwa (y/n) yang sekarang bersama dirinya hanya dalam wujud jiwa.

Dan tentu saja, ritual ini tidak akan bertahan selamanya.


✧✧

---------------------------------------------------------
















Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top