[ℙ𝕣𝕠𝕝𝕠𝕘𝕦𝕖]
.
.
.
.
Hari dimana hubungan yang awalnya hanya berkedok 'pura pura' berubah menjadi rasa, di tangannya tertulis pilihan-pilihan yang akan menuntunnya pada takdir. Jalan yang manakah yang akan dipilih? Akankah ia mencapai keinginannya?
-----
Kisah ini dimulai ketika dia - Tomoya Mashiro - memberanikan diri untuk meminta sahabatnya agar menjadi pacarnya untuk sementara beberapa hari sebelumnya. Alasannya? Karena ia merasa risih akan beberapa fan perempuan yang terus menerus mengejar dan mengganggunya. Mereka bahkan sempat bercekcok memperebutkan dirinya.
Ia berpikir bahwa hal itu akan berhenti jika ia dirumorkan memiliki pasangan. Oleh karena itu, Tomoya memutuskan untuk meminta tolong pada Hajime.
Mereka bisa saja melukai Hajime. Namun Tomoya percaya, mereka tidak memiliki keberanian yang cukup untuk melukainya, mengingat bahwa Hajime adalah salah satu orang penting bagi Tomoya yang bahkan ia sendiri tidak berani melukainya. Jika ia menemukan Hajime terlukai, apalagi oleh gadis gadis tersebut, ia tidak akan tinggal diam.
"Eh? Pacar pura-pura...?" Hajime menatap sosok di hadapannya sembari mengedipkan matanya beberapa kali. Tomoya menganggukkan kepalanya pelan mendengar pertanyaan Hajime, tangannya memijat mijat keningnya yang sedikit sakit. "Ya... Kau tahu, 'kan, betapa mengerikannya Tomofan akhir akhir ini? Aku ingin menghentikannya. Apakah kau mau dan merasa nyaman akan hal itu?"
Tomofan merupakan ungkapan yang gadis gadis itu gunakan untuk menyebut dirinya. Jujur, sebenarnya Tomoya pun kebingungan kenapa bisa ada fan club untuk dirinya di sekolah itu. Menurutnya ia nampak biasa saja.
"Uhm... Aku tidak terganggu dengan hal itu, tapi... Apakah tidak apa apa kalau aku yang menjadi pacar pura-puramu? Tidakkah Hidaka-senpai lebih baik?" Ujar Hajime. Tomoya menghela nafas. "Hokuto-senpai sudah bersama dengan Akehoshi-senpai, kan...?" Balasnya. Terlihat beberapa residu patah hati yang masih Tomoya rasakan.
Mendengarnya, Hajime sedikit membelalakkan matanya - menyadari ia telah mengatakan hal yang salah. "B-benar... Baiklah, aku akan melakukannya, Tomoya-kun," Senyum mengembang di bibir Hajime.
"Kalau begitu, apakah kita bisa memulainya besok? Aku akan menyatakan perasaan padamu di kelas," Tomoya kembali bertanya, yang hanya dibalas oleh anggukan Hajime.
"Terima kasih, Hajime! Kau memang benar-benar penyelamatku..."
-----
Malam itu, entah kenapa Tomoya mendapatkan mimpi yang aneh saat ia terlelap. Seseorang yang tidak terlihat jelas memintanya untuk membuka telapak tangan, lalu memberikan satu bungkus fortune popsicle padanya.
Tomoya kebingungan melihat plastik berwarna biru terang berisi popsicle itu.
Seakan bisa membaca pikiran Tomoya, ia berucap bahwa ramalan yang tertulis di ujung stick tersebut akan berubah sesuai dengan jalan yang ia pilih, dan ia memiliki batas waktu sebanyak satu bulan.
Jika ia mendapat beruntung besar, maka hubungannya dengan 'orang itu' akan berubah menjadi hubungan cinta. Namun sebaliknya, jika ia mendapat kutukan, maka hubungannya dengan orang itu akan berubah.
Belum sempat menanyakan hal lain, sosok itu kemudian menghilang, meninggalkan Tomoya sendiri dalam kebingungan. Bersamaan dengan hal itu, ia terbangun bermandikan keringat.
'...Mimpi itu... Apa maksudnya?'
✧✧
---------------------------------------------------------
Maaf pendek dan aga ngga nyambung ueueuue :')) Ide lagi ngga lancar jadi aku harus memeras otak :'))
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top