🖤_03_🖤

(+) Author Note :
Sebelum lanjut Shan mau kasih tahu kalau dibagian dialog Tsukasa sebelumnya didapat yang bagian..

"...... Walau tidak sepenuhnya rumor itu bohongan."

Menjadi..

"..... Walau tidak sepenuhnya rumor itu benar."

Mungkin bagi kalian itu sama aja artinya tapi bagi Shan ngga jadi nya ku ralat.

Dah itu aja catatan dari Shan.
Sekian terima kasih:) _______________________
_________

Langit berganti warna, yang awalnya berwarna biru cerah menjadi biru navy berhiaskan kelap-kelip bintang serta rembulan bersinar menenangkan setiap orang yang melihatnya.

Contohnya gadis bersurai hitam pekat satu ini memandang rembulan dengan pikirannya yang melayang-layang kembali ke masa lalunya yang bisa dibilang cukup kelam.

Flasback ON>>

Gadis kecil yang berumuran sekitar 9 tahun ini tengah berlari-lari di halaman rumahnya.

Halaman yang sangat luas untuk seukuran gadis kecil itu. Gadis itu memang satu-satunya keturunan dari pasangan Nishimura Hana dan Nishimura Ryuu.

Surai hitam legamnya bergerak kesana kemari mengikuti gerakan sang gadis.

"(Name)! sudah hampir gelap ayo masuk kedalam!" teriak seorang wanita yang pasti adalah ibu dari gadis tadi yang bernama Nishimura (Name).

(Name) sejenak berhenti mendengar panggilan sang bunda dan langsung berlarian menuju rumah bertingkat 2.

"Okaa-san!" (Name) melompat kedalam pelukan Hana dan ditangkap baik oleh Hana.

"Yosh.. Yosh.. Ayo masuk pasti Otou-san sebentar lagi pulang." (Name) mengangguk senang membuat Hana terkekeh dengan sikap anak satu-satunya dan membawanya masuk kedalam rumah mereka.

Skipp~

"Okaa-san," panggil (Name) ditengah acara makan mereka berdua.

"Hmm? Ada apa sayang?" Hana menghentikan acara makannya dan menengok kearah (Name).

"Kapan Otou-san pulang?" tanya (Name) lesu karena Ryuu yang tak kunjung pulang.

Hana yang mendengar pertanyaan (Name) hanya bisa tersenyum sendu karena Ryuu tak pernah terlambat ikut makan malam bersama keluarga kecilnya tapi kini Ryuu belum pernah terlambat pulang.

"Mungkin Otou-san sedang sibuk sekarang dan akan pulang lebih malam daripada biasanya. Jadi (Name) harus sabar yah?" ujar Hana sambil mengelus surai hitam (Name) dengan lembut.

"Hmm.." (Name) hanya mengangguk pelan dengan wajahnya yang masih murung.

Malam semakin larut, Hana masih setia menunggu Ryuu pulang didepan ruang tamu. Setelah makan malam selesai Hana menyuruh (Name) untuk tidur lebih awal agar (Name) tak murung lagi.

Ceklek~

"Tadaima~" ucap seseorang yang barusan membuka pintu depan membuat Hana langsung menghampirinya.

"Okaeri, Anata? Tumben pulang larut?" tanya Hana pada suaminya, Nishimura Ryuu.

Hana langsung mengambil alih tas kantor Ryuu beserta jas hitam Ryuu yang memang tugasnya sebagai istri yang baik.

"Hah~.. Tadi dikantor ada seseorang yang mengaku bahwa ia telah ditipu oleh perusahaan kita. Tapi, kita telah memberikan sesuai dengan apa yang ia minta dan berakhir orang itu mengamuk dan pergi tanpa hasil yang jelas." jelas Ryuu dengan wajah lelahnya menghadapi orang yang protes ke kantornya.

"Yang penting kau tidak apa-apa. Sebenarnya tadi (Name) sangat murung karena kau tak ikut makan malam dan tadi aku sudah menyuruhnya untuk tidur lebih awal." jelas Hana tentang (Name) saat makan malam.

"Maafkan aku Hana, aku tak visa ikut makan malam hari ini." ucap Ryuu sambil menunduk sedih dan mengelus pundak Hana.

"Tidak apa-apa, kau bisa ik--"

"OTOU-SAN!" tiba-tiba suara khas anak kecil terdengar ditengah pembicaraan mereka.

(Name) kecil berlari menuruni tangga dan berlari mendekat kearah sang ayah. Ryuu langsung membentangkan tangannya menyambut putri kecilnya dan seketika rasa lelahnya hilang melihat wajah bahagia (Name).

"(Name) sayang kenapa belum tidur?" tanya Ryuu pada (Name) yang ada dipelukannya.

"(Name) mau ketemu sama Otou-san."

"Tapi kan sekarang sudah malam, (Name) harus tidur." nasihat Hana pada (Name).

"Kalau begitu (Name) mau tidur bareng Otou-san dan Okaa-san, boleh?" tanya (Name) dengan mata yang berbinar-binar. Ryuu melirik kearah Hana untuk meminta persetujuan dan Hana menyetujuinya.

"Baiklah, malam ini (Name) kita akan tidur bareng Otou-san dan Okaa-san." ucap Ryuu dengan gemas melempar (Name) keatas dengan tawa yang keluar dari mulut kecil (Name).

Skipp~

Dikamar Ryuu dan Hana,
Keluarga kecil itu tidur bersama dikasur king size dengan (Name) berada diantara mereka.

"Otou-san!" panggil (Name).

"Ada apa sayang?" jawab Ryuu menghadap (Name).

"Beliin (Name) kamera!" pinta (Name) mendadak membuat Ryuu sedikit terkejut.

"Kenapa (Name) mau kamera?"

"(Name) mau foto Otou-san, Okaa-san, dan lainnya." diakhir kalimat (Name) memutar tangannya membuat lingkaran yang besar dengan gaya anak kecilnya.

"Besok Otou-san beli. Sekarang (Name) tidur dulu, udah malem." ucap Hana sambil menyelimuti (Name) dengan selimut berwarna biru gelap.

"Peluk (Name)!" (Name) menarik tangan Hana dan Ryuu untuk memeluk dirinya.

Sungguh potret keluarga kecil yang bahagia. Dengan kehadiran (Name) sebagai mentari kecil sumber kebahagiaan mereka dan mereka alan melakukan apapun agar senyum sang putri kecil mereka tetap terbit dan tak akan pernah hilang.

Tapi nasib tak ada yang tahu, yang semula terlihat baik-baik saja bisa saja dalam waktu sekejap semua berubah 180 derajat.

-▫️🖤▫️-

Brakk!!
Dorr!!

"Hana! Bawa (Name) pergi dari sini!"

"Tapi--!"

"Tinggalkan saja aku! Yang penting kalian baik-baik saja! Pergi cepat!"

"OTOU-SAN!!"

Ryuu tersenyum untuk terakhir kalinya pada Hana serta (Name) dan langsung menghadapi para penyusup yang mencoba mengejar Hana.

Hana pergi sambil mengendong (Name) dengan air mata yang tertahankan melihat pengorbanan Ryuu demi Hana dan (Name).

(Name) kecil yang melihat itu semua pun tak kalah sedih melihat ayahnya dibunuh oleh orang-orang yang mereka tak kenal.

Hana berlari tak menentu arah yang ada dipikirannya hanyalah kabur hingga orang-orang itu tak lagi mengikutinya.

Jlepp!

"Akhh!"

Bruk!

"Okaa-san! Okaa-san kenap--"

(Name) melongo melihat punggung Hana tertancap sebuah pisau, darah merembes ke pakaian Hana. (Name) kembali mengeluarkan air matanya melihat ibunya kini terluka.

Hana yang sudah menyadari bahwa dirinya terluka dan tak akan mungkin bisa berlari lagi akhirnya pasrah dan menyuruh (Name) pergi.

"(Na-(Name) pergilah.. uhuk.. sejauh mungkin dan tinggalkan Okaa-san disini." Hana tersenyum seperti senyuman terakhir milik Ryuu.

"Ta-Tapi... Hiks.. Okaa-san ba-bagaimana?"

"O-Okaa-san akan pergi menyusul Otou-san dan (Name) harus tetap hidup agar Okaa-san dan Otou-san senang nanti."

"Ta-Tapi--"

"(Name) tolong." (Name) tetap tak tega meninggalkan Hana tapi dari arah belakang datang beberapa orang dengan pakaian serba hitam mendekati mereka.

"(Na-(Name) per-g-gi.." Hana dengan tenaganya yang sudah tak ada berusaha mendorong (Name) menjauhinya.

Dengan terpaksa (Name) berlari secepatnya tanpa arah. Disepanjang perjalanan (Name) menangis tersedu-sedu hingga terkadang ia tersandung dan kembali berlari.

'O-Otou-san, O-Okaa-san ... Hiks ... Hiks ...'

Bruk!

(Name) tersandung lagi hingga terjatuh dan tak kuat bangun lagi. Dia kembali menangis ditengah jalan gang yang sempit dan kemungkinan tak ada orang yang lewat.

(Name) sudah berlarian sejak tadi tanpa henti dan tanpa arah. Kini ia sangat lelah dan tak tau lagi akan kemana.

Dorr!!

Suara tembakan yang menggema keseluruh sudut gang membuat (Name) terkejut. Mendengar tembakan itu membuatnya mengingat orang tuanya.

Ia lagi-lagi menangis mengingat itu semua. Kini ia harus bagaimana?

Pergi ketempat yang jauh? Tapi ia habya anak kecil berumur 10 thn, ia tak memiliki uang dan ia tak tahu harus pergi kemana.

Jika ia terus-terusan begini, ia akan menjadi gelandangan dan mati kelaparan atau mati kedinginan dimusim dingin.

Sungguh ia kini bingung harus bagaimana.

"Hei! Apa yang kau lakukan disini?" suara bass khas pria dewasa membuat (Name) berhenti menangis sejenak, ia mendongak melihat orang yang memanggilnya.

Pria dewasa berumur sekitar 30an dengan surai hitam runcing panjang. Ia memakai kemeja putih dan jas hitam diluar.

(Name) melihat pria itu dengan air mata yang masih sedikit keluar, OK a juga masih sesenggukan karena menangis. Ia tak langsung menjawab pertanyaan pria itu.

Melihat jas yang dipakai pria itu mengingatkannya pada sekelompok orang yang menyerang kediamannya. Raut wajah (Name) bertambah merah dan akhirnya tangis nya pecah membuat pria dihadapannya kebingungan serta gelagapan.

Pria itu bingung harus bagaimana. Ia tak tahu cara menghadapi anak kecil yang menangis. Apa anak ini menangis karena dirinya? Tapi ia tak melakukan apapun yang membuat anak itu menangis.

Drap! Drap!

Sebuah suara membuat pria itu terlihat waspada dan memasang wajah yang serius.

Ia langsung menggendong secara tiba-tiba membuat (Name) terkejut dan saat ia ingin memberontak pria itu mengatakan sesuatu yang membuat yang diam.

"Ini untuk keselamatan kita berdua."

Ia langsung berlari dengan (Name) dalam gendongannya. (Name) berpegangan kuat di leher pria itu, ia sangat takut hingga menenggelamkan wajahnya dibahu si pria.

-▫️🖤▫️-

Selesain sampe sini aja ya?
Lanjut chap depan aja
Niatnya sih diselesain dichap ini tapi kek nya nanti kepanjangan, jadi ku berhentiin disini aja.
Maap banget kalau Shan jarang UP

Bye bye~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top