❐🜸. "Bagian Pertama"

Langkah kaki yang terdengar ringan berjalan dengan gemulai ditanah pagi. Surai pendeknya bergoyang mengikuti pergerakan yang ia buat dari langkah kakinya.

Suasana yang agak berkabut dan masih temaram membuatnya harus menyipitkan matanya untuk memperjelas pandangannya ke depan untuk berhati-hati saat berjalan.

"Ah! Yue-chan!"

Gadis itu berbalik, lagi-lagi menyipitkan matanya agar bisa melihat siapa yang baru saja memanggilnya tadi. Seutas senyum pun langsung bertengger di rupanya yang ayu kala mendapati salah satu teman desanya lah yang memanggil.

"Lafina-chan, ohayou." Sapa Yue pada gadis yang memanggilnya tadi.

Lafina mengumbar senyum, "Hun! Ohayou mou, Yue-chan. Kau terlihat bersemangat hari ini ya!"

Yue terkekeh dan mereka pun melanjutkan perjalanan mereka berdua yang hendak sama-sama ke pasar desa.

Sudah menjadi hal biasa bagi keduanya untuk pergi ke pasar bersama untuk membeli beberapa bahan makanan.

"Oh ya Yue-chan, hari ini kamu mau masak apa?" Lafina bertanya kala keduanya tiba di sebuah gerobak sayuran. Jemari-jemari lentik Lafina beberapa kali bergerak kesana kemarin, mencari sayuran yang masih sangat segar.

Sementara Yue yang ada disebelahnya justru terkesan cuek dan acuh, dia memilah beberapa wortel dan mengambil beberapa butir. Begitu pula dengan kol serta kacang panjang.

"Mungkin tumisan. Lafina-chan sendiri bagaimana?" Tanyanya balik.

"Sup miso dan ebi furai. Bibi, bisakah aku mendapat ini dengan 10 yen?"

Yue mendengus, "Dasar kau ini." Gumamnya seraya kembali memilah sayuran.

Setelah merasa cukup dengan sayuran yang ia pilih, keduanya segera membayar dan kembali melanjutkan belanjaan mereka untuk satu hari ini.

∆∆∆∆

"Tadaima."

Pintu yang terbuka kembali tertutup, Yue dengan tangan penuh belanjaan mencoba melepas alas kakinya. Manik mata birunya menelisik sekitar, mencari keberadaan sang kakak yang kadang akan menyambutnya seraya membantu dirinya membawa bahan makanan.

'Aneh' pikir Yue kala merasakan rumahnya terasa sangat sepi.

Dia kemudian berjalan masuk seraya menenteng belanjaannya ke dapur, barang kali kakak serta ibunya ada disana.

Lagi-lagi suara pintu tergeser terdengar, suara yang dihasilkan dari gesekan itu seolah menggema di rumah mungil tersebut.

Manik mata Yue menelisik sekitar, dirinya tak menemukan adanya keberadaan sang kakak maupun orang tuanya. Mereka seolah-olah hilang begitu saja.

"Okaa-san? Otou-san? Onee-chan? Doko ni aru no?" Yue berseru.

Apakah mereka keluar tanpa memberitahunya? Atau kenapa?

BRAK

Suara pintu yang dibanting dengan kasar membuat atensi Yue teralihkan. Dia yang tadinya menatap tak menentu ke arah dapur sekarang dengan segera menuju ke pintu depan.

Mungkin saja itu orang tuanya.

"Okaa-san! Otou-san! Kalian darimana? Lalu Nee-chan jug—"

"Persetan dengan anak tak tahu diuntung itu! Yue! Ikut Otou-san sekarang!" Pria baya itu dengan segera mengenggam lengan Yue kasar. Lantas menyeretnya keluar dari rumah menuju sebuah lapangan yang tak jauh ada dari rumah mereka.

"It-ittai! Otou-san! Hanase!"

"Diam! Aku sudah muak memiliki anak tak berguna sepertimu! Lebih baik kau, aku jual saja daripada kau tak bisa melakukan apa-apa. Ck, jika saja kakak bodohmu itu tak kabur dari rumah mungkin kekayaanku bisa 2x lipat karena menjual kalian berdua." Tungkas pria tersebut dengan emosi yang meluap-luap. Ia seolah menebalkan muka pada pandangan orang-orang yang menatap ke arah dirinya, ah maksudnya Yue.

Mereka memang merasa kasihan, tapi mereka juga tak bisa berbuat apa-apa selain mendoakan kebaikan untuk Yue.






























Ternyata memakai Wattpad Beta sulit juga hshshshs.
Ya sudah lah sementara begini dulu. Jaa~

01/03/2022.
Reupload (12/03/2022).

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top