،ꫂ̽᭠ᩬ' [6/7]
They know...
And they coming for us
---
،ꫂ̽᭠ᩬ' ρяє¢ισυѕ ѕмιℓє ꫂ҉
"Runa, Runa bangunlah!" desis Rey sembari mengguncang guncang tubuh Haruna. Membuat sang empu nama tersadar kemudian menatap Rey bingung.
"Mereka datang kemari..kita harus membawa Makoto ke tempat yang aman" kata Rey cepat sembari menarik pergelangan tangan Haruna.
"Huh? Chotto..jelaskan pelan pelan" Haruna yang belum mengumpulkan nyawa sepenuhnya kesulitan mengejar langkah lebar Rey.
"Tetua mengetahui kalau ada Makoto disini. Kita harus segera membawanya pergi sebelum mereka menemukannya" jelas Rey lagi
"... bagaimana-"
"Tidak ada waktu menjelaskannya.. cepat bawa Makoto pergi sekarang" Rey menggendong Makoto kemudian menyerahkannya pada Haruna.
"Ael sudah menghubungi Aileen... Kau bisa pergi kesana dulu" lanjut Rey.
"Kalian?"
"Kami akan baik baik saja, kalian berdua, cepatlah pergi" Haruna mengangguk mengerti. Segera dia memperbaiki posisi Makoto agar ia tak terbangun. Suara gemerincing lonceng terdengar di sekeliling Haruna. Sementara itu, Rey segera membukakan pintu yang terhubung dengan halaman belakang.
"Jaga diri kalian.." gumam Haruna sebelum akhirnya melesat menuju ke dalam hutan.
"Semoga berhasil..." Rey bergumam sembari menatap punggung Haruna yang kian menjauh.
"Apa kau pikir mereka akan baik baik saja? Keadaan di kota sana.. agak kacau" Arfael muncul di sebelah Rey.
"Kacau?"
"Mereka heboh karena salah satu dari mereka mengaku melihat wajah kitsune yang menghancurkan kota sebelah.."
"Huh.. kupikir kau sudah menghapus ingatan mereka yang melihat wajah Runa..."
"Memang.. tapi mungkin, ada yang terlewat"
Rey mengumpat dalam hati. Itu berarti, kota tersebut bukanlah tempat teraman bagi Haruna dan Makoto saat ini.
"Kita harus--"
"Rey-sama.. tetua datang menemui anda" seorang pelayan datang terburu buru menghampiri Rey.
"... segera beritahu, aku akan segera kesana" pelayan tersebut mengangguk lalu melangkah pergi.
Rey mengacak rambutnya frustasi. Rian sedang tidak ada di kediaman dan Haruna baru saja pergi, otomatis dia yang harus bertanggung jawab atas kediaman dan semua orang yang ada disana.
Tapi bagaimana.., bagaimana dengan sepupu malangnya? Dia tidak mungkin membiarkannya pergi tanpa peringatan.
"Akan kukejar Hana, kau urus saja disini" kata Arfael sambil memperbaiki lengan jas putih yang dikenakannya.
"Tolong ya, Ael" Arfael mengangguk. Sedetik kemudian, Arfael segera melesat masuk ke dalam hutan.
"Semoga tidak terlambat..."
-------------
--------
----
Revisi : 28 Oktober 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top