،ꫂ̽᭠ᩬ' [3/7]
Nee-chan
Can I go with you?
---
،ꫂ̽᭠ᩬ' ρяє¢ισυѕ ѕмιℓє ꫂ҉
Makoto mengerjap bingung kemudian menatap Rey dan Haruna secara bergantian. Seingatnya, Haruna juga mempunyai ekor dan telinga yang sama seperti punya Rey, tapi kenapa sekarang tidak ada? Haruna juga tidak menggunakan yukata miliknya seperti biasa, melainkan sebuah kemeja putih berlengan panjang disertai rok selutut berwarna hitam.
"Kau yakin mau pergi sendiri? Traumamu bisa kambuh" kata Rey sembari menatap Haruna dari ujung kaki sampai pucuk kepala.
"Haru baik baik saja. Ya, selama tidak bersentuhan dengan mereka. Lagipula, ada yang harus Haru pastikan sendiri disana" jawab Haruna sembari memperbaiki sepatu boots cokelat miliknya.
Ekor dan telinganya sudah ia sembunyikan. Sekarang dia benar benar mirip dengan gadis manusia pada umumnya.
Sebenarnya, bukan pengalaman baru bagi Haruna untuk menyamar sebagai manusia. Dulu dia sering melakukannya ketika menyelinap keluar. Entah itu karena ada urusan di luar atau hanya sekedar ingin jalan jalan.
"Apa nee-chan akan pergi...?" tanya Makoto pelan sembari menatap Haruna.
"..Tidak akan lama, Haru hanya menyelesaikan urusan lalu kembali secepat mungkin"
"Kenapa tidak membawa Makoto saja?" usul Arfael yang baru saja datang.
"Tidak, kita tidak tau pasti identitas Makko" tolak Haruna.
"Justru karena itu, kita bisa memastikan identitas Makoto, kan? Kalau dia sampai tersesat di hutan terlarang, berarti dia berasal dari kota yang tidak jauh dari hutan" jelas Arfael.
"Ael benar juga. Itu bisa membantu Makoto memulihkan ingatannya juga mencari kerabatnya" Rey mengangguk setuju.
"Tapi, diluar berbahaya. Dia lebih baik disini dengan kalian"
"Malah lebih berbahaya disini. Mungkin sekarang tidak ada yang tau, tapi besok besok pasti kitsune lain akan mengendus keberadaannya" kata Rey dan diangguki oleh Arfael.
"Kalian sebenarnya bersekongkol atau apaan sih?" Haruna menatap kesla kedua orang tersebut. Perasaan yang memulai masalah ini terlebih dahulu itu Rey, dia hanya ingin cepat cepat menyelesaikan masalah ini dan mengembalikan Makoto ke rumahnya.
Makoto menatap ketiga orang tersebut secara bergantian. Arah pembicaraan mereka masih terlalu jauh untuk dipahami oleh dirinya. Tapi dia tau satu hal, mereka semua sangat baik padanya.
Perlahan, Makoto mendekat ke arah Haruna kemudian menarik pelan ujung rok yang dikenakannya. Haruna merasakannya refleks memandang ke arah Makoto.
"Ne..nee-chan..apa..aku bisa ikut..dengan nee-chan?" tanya Makoto sembari menatap Haruna penuh harap.
"....Tidak, Makko tinggal di runah saja" Haruna memalingkan wajah. Mencoba untuk tidak termakan wajah menggemaskan Makoto.
"Baik..." Makoto menunduk sedih.
"Runa, kau membuatnya sedih" ingat Rey sementara Arfael menahan tawa. Walaupun menolak, Haruna tidak akan bisa menahan keputusannya itu lebih lama. Apalagi yang memintanya adalah Makoto.
"....hahh..baiklah. Tapi berjanji pada Haru, kalau Makko tidak akan berkeliaran sendirian" Makoto langsung menatap Haruna. Maniknya berbinar senang, bibirnya melengkung ke atas. Menciptakan senyuman manis sekaligus serangan bagi Haruna.
"Manis.." batin Haruna sembari meronta gemas. Rasanya tangannya gatal ingin mencubit gemas kedua pipi Makoto.
"Aku janji akan terus bersama nee-chan" Makoto mengarahkan jari kelingkingnya. Haruna tertawa kecil kemudian menyejajarkan tingginya.
Jari kelingkingnya menyambut jari kelingking Makoto. Makoto semakin tersenyum cerah.
"UWOO HANA DILAMAR. REY KAU LIHAT KAN?! HANA DILAMAR-" heboh Arfael.
".....ITU BERBEDA YA!" pekik Haruna sembari menimpuk kepala Arfael.
"Dilamar?" beo Makoto sembari menatap bingung Arfael.
"Jangan dengarkan Arfa, dia sesat" Haruna segera menggendong tubuh mungil Makoto kemudian membawanya untuk berganti pakaian.
Sementara Rey dan Arfael, mereka saling tatap kemudian bertos ria. Sudah jelas, mereka bersekongkol dalam hal ini.
---------------
----------
---
Revisi : 28 Oktober 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top