،ꫂ̽᭠ᩬ' [1/7]

You know what happen
But why.., you bring him?

---

،ꫂ̽᭠ᩬ' ρяє¢ισυѕ ѕмιℓє ꫂ҉


Suara lonceng terdengar berdentang keras di sebuah koridor sunyi. Diiringi langkah kaki seorang gadis kitsune yang sengaja dihentak, menandakan bahwa kitsune tersebut tengah kesal.

Manik merah mudanya terfokus ke arah sebuah pintu yang menjadi tempat tujuannya. Tangannya bergerak cepat menggeser pintu tersebut, menyebabkan suara debuman karena tenaga yang dikeluarkan sang kitsune.

Untungnya pintu itu tidak patah akibat ulahnya. Namun, bukan itu yang menjadi fokusnya sekarang. Melainkan seorang pria yang juga seorang kitsune yang tengah duduk di samping sebuah futon.

"RE-"

"Diamlah Runa! Aku tau, kau mau marah tapi ini bukan waktu yang tepat!" desis Rey sembari membalas menatap Haruna dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Bantu aku.. atau dia akan tamat"

"Huh?" Haruna menatap Rey bingung. Sedetik kemudian, ia berpindah ke seberang Rey lalu menatap futon tersebut. Tidak, lebih tepatnya dia menatap anak kecil bersurai kuning yang tengah berbaring di futon tersebut. Mungkin sekitaran 5 atau 6 tahun? Haruna hanya menebak nebak.

"Apa yang kau lakukan padanya?" tuduh Haruna sembari menatap Rey tajam.

"Jiwa pedonya keterlaluan" bukannya menjawab, Rey malah mengajukan sindiran buat Haruna.

"Kau mau dijemput Arfael atau kuantar ke dia?" Haruna memunculkan api berwarna biru di tangannya.

"Uuuh..." belum sempat Rey membalas, anak tersebut bergerak gelisah. Keringat membanjiri tubuhnya. Deru napas yang tadinya tenang menjadi memburu, seolah pasokan oksigen di paru parunya benar benar menipis.

"....?!" Haruna menyentuh kening anak tersebut kemudian kembali menatap Rey kesal.

"Kenapa nggak bilang daritadi?!"

"... Gimana mau bilang kalau kamu terus menuduhku sembarangan?"

"Dasar..... Dia bisa tamat kalau begini.." Haruna bergumam kemudian menutup mata. Suara gemerincing lonceng terdengar di sekitarnya. Haruna memfokuskan kekuatannya pada anak tersebut.

Perlahan, deru napas anak tersebut kembali teratur. Keringat yang tadinya bercucuran perlahan berkurang. Haruna menatap anak tersebut lega, ya walaupun dia anak manusia, dia tetaplah anak kecil yang tidak tau apapun.

"Tinggal membereskan roh roh pemarah di luar sana" Haruna menunjuk jendela yang tertutup.

"Kehilangan mangsa memang menyebalkan untuk mereka" gumam Rey sembari menghela napas.

"Akan kuurus, kau temani saja anak ini" lanjutnya kemudian perlahan bangkit.

"Jangan sisakan satupun atau dia akan terus terganggu" kata Haruna sembari memperbaiki posisi anak tersebut kemudian menyelimutinya.

"Aku akan membakar mereka sampai habis" Rey melangkah keluar dari ruangan. Meninggalkan Haruna dan anak kecil tersebut.

"Hahh...semoga berhasil" gumam Haruna sembari menatap anak kecil tersebut.

"Chou uzai, jangan melihatku seperti itu!"

Suara seorang pria terputar di benak Haruna. Haruna terkekeh pelan, sudah lama sekali sejak kejadian itu. Kejadian dimana seorang yang penting baginya pergi meninggalkannya. Menyebabkan trauma mendalam baginya.

Bagaimana kabar pria itu? Apa dia sudah tenang disana? Pertanyaan tersebut terus terputar di benak Haruna. Namun, Haruna segera menepis pemikiran tersebut ketika merasakan keberadaan lain di ruangan itu.

".. Sebenarnya, apa tujuan aslimu membawanya kesini, Rey?" Haruna bergumam sendiri sembari mengelus surai kuning anak tersebut.

"Padahal kamu menyaksikannya sendiri... Tapi kau membawanya" Haruna perlahan bangkit.

"Hah, catatan untuk kalian. Haru tidak suka penguntit" Haruna tersenyum sembari memunculkan api di tangannya.

---------------
----------
---

Revisi : 28 Oktober 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top