❀ೃ࿔ Our Promise ₊•
Word's : 689 kata
Published : 22 Desember 2021
Revisi : 24 Desember 2021
-----------------------------------
༝₊˚✿ ρяσмιѕє ˚₊༝
Mika terbangun dari tidur lelapnya. Ia menatap sekitar, menemukan satu per satu teman teman yang sudah menemaninya selama di panti asuhan.
Maniknya terhenti pada satu tempat tidur kosong yang tak jauh dari miliknya. Rasa panik dan khawatir bercampur dalam diri Mika.
"(Name)-chan kemana?" gumam Mika pada dirinya sendiri. Dengan cepat, ia menapakkan kakinya ke lantai lalu berlari kecil ke arah tempat tidur tersebut.
"Tidak ada...." perasaan Mika tambah panik. Ia ingin meminta bantuan pada teman temannya. Namun, ia merasa tidak enak jika harus membangunkan mereka selarut ini.
Akhirnya, Mika memutuskan untuk mencari (Name) sendiri. Kaki mungilnya segera berlari mengelilingi panti asuhan. Walupun begitu, ia berusaha untuk tidak membangunkan satu orang pun agar tidak ada yang terganggu.
"(Name)-chan!" jerit Mika tertahan sembari menatap figur (Name) yang duduk sendirian di halaman belakang.
"(Name)-chan..." panggil Mika lagi lalu menepuk bahu (Name). (Name) terlojak kaget, refleks ia berbalik menatap Mika.
"Mika..." gumam (Name) pelan. Semenit kemudian, gadis kecil itu menepuk tempat di sampingnya. Mengisyaratkan Mika untuk ikut duduk bersamanya.
"(Name)-chan, apa yang kamu lakukan?" tanya Mika. (Name) menunduk sembari menggerakkan kaki mungilnya.
"(Name) sedang memikirkan sesuatu" jawab (Name). Mika memiringkan kepalanya bingung.
(Name) memainkan jari jarinya lalu menunjuk beberapa pot bunga yang tertata rapi. Mika mengikuti arah jari (Name).
"Bunga lonceng?"
"Uhm, Mika ingat saat (Name) membuatkan gelang untuk Mika kan?" Mika mengangguk mengiyakan.
"(Name) menggunakan bunga lonceng milik bunda. Bunda juga sudah membolehkan (Name) menggunakannya" jelas (Name).
Mika menatap bingung (Name) dan pot bunga lonceng secara bergantian. Terdapat tanda tanya besar di kepalanya.
"Mika akan pergi besok, kan?" suara (Name) memecah keheningan. Mika menunduk pelan. Maniknya berkaca kaca, menandakan bahwa ia bisa menangis kapan saja.
"Eeh? Mika, jangan menangis. (Name) tidak marah kok" (Name) menepuk punggung Mika. Berharap bahwa ia dapat menenangkan Mika, walau hanya sedikit.
"Aku tidak ingin meninggalkan bunda dan teman teman yang lain. Mereka sudah seperti keluargaku, kamu tahu itu kan (Name). Mereka berharga untuku..." kata Mika tertahan. Ia berusaha untuk menahan air matanya jatuh.
"(Name) tahu kok... Tapi bunda sudah bilang kan? Kita tidak bisa disini selamanya"
"Tapi...ini tidak adil. Kenapa aku yang dibawa? Kenapa tidak yang lain?"
"Karena mereka melihat hal yang spesial dari Mika" Mika menggeleng kuat.
Dia tahu, dia tidaklah spesial. Dia hampir tidaka bisa melakukan apapun. Dia bahkan tidak mempunyai hal yang menarik.
"Apa karena warna mataku...?"
"Apa hanya karena warna mataku berbeda dari yang lain?"
"Mika..."
"Andaikan aku ti---"
CTAK
"(Name)-chan itu sakit!" Mika mengelus keningnya yang dijitak. Sementara itu, (Name) menggembungkan pipinya sebal.
"Warna mata Mika itu cantik! Tidak aneh! Itu unik!"
"Mika juga spesial! Untuk bunda, (Name) dan teman teman lain, Mika itu spesial! Jadi jangan pernah berkata bahwa Mika bukan orang yang spesial!"
Mika terdiam menatap (Name) yang masih misah misuh sendiri. Tanpa sadar, sebuah senyuman tipis terukir di wajahnya.
"Pft-"
"Apa?!"
"Wajah (Name)-chan lucu saat sedang marah. Itu benar benar lucu hahaha"
"Mou berhenti tertawa! (Name) serius"
"Ahaha...maaf (Name)-chan tapi ahaha" Tawa Mika semakin tak terbendung. (Name) melipat tangannya sebal.
Dua menit kemudian, tawa Mika mereda. Digantikan dengan senyuman.
"Arigatou (Name)-chan! Untuk semuanya"
"Hump, Mika memang harus berterima kasih pada (Name)"
"Um! Sudah selarut ini, ayo kembali sebelum bunda memarahi kita!" Mika menarik pelan lengan (Name). Baru beberapa langkah, (Name) menghentikan langkahnya. Membuat Mika terpaksa ikut menghentikan langkahnya.
"Tadi perasaan (Name) taruh disini" gumam (Name). Ia berbalik menatap halaman, maniknya berbinar ketika menemukan apa yang dia cari.
Dengan cepat, (Name) melepaskan tangan Mika kemudian berlari kecil ke halaman. Mika yang penasaran ikut melangkah mendekat.
"Nah! Ini buat Mika!" (Name) menunjukkan sebuah liontin. Tidak sampai situ, (Name) segera memasangkan liontin tersebut pada Mika.
"(Name)-chan ini..." Mika menatap liontin perak yang diberikan (Name).
Ada ukiran bunga lonceng di bagian atasnya, disertakan dengan namanya. Di dalam liontin tersebut, terdapat sebuah foto kecil berisi dirinya, bunda, (Name) dan teman teman lainnya.
"Sebagai hadiah kenang kenangan. Juga Mika harus berjanji agar tidak melupakan kami!" (Name) tersenyum cerah.
"Um! Arigatou (Name)!" Mika membalas senyum (Name). Malam itu juga, ia membuat janji lain pada dirinya. Bahwa ia akan menemui (Name) kelak dewasa nanti.
-----------------------------------
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top