❀ೃ࿔ New Family ₊•

Word's : 716 kata
Published : 20 Desember 2021
Revisi : 23 Desember 2021

-----------------------------------

༝₊˚✿ ρяσмιѕє ˚₊༝

"(Name)-chan apa yang ka--"

"Tadaa~!" Gadis kecil tersebut tersenyum cerah sembari menunjukkan gelang dari rangkaian bunga yang dibuatnya.

"Ini untuk Mika dan ini untuk (Name)" katanya sambil memakaikan gelang tersebut ke Mika. Senyumnya semakin mengembang ketika melihat hasil karyanya cocok berada di lengan Mika.

"Gelang itu pasti senang telah menemukan pemiliknya~!" lanjut (Name).

"Whaa...ini sangat bagus, (Name)-chan! Bagaimana caramu membuatnya?" tanya Mika antusias. Kedua manik heterochrome-nya berbinar binar.

"(Name) belajar sendiri. (Name) juga sudah buatkan untuk bunda dan teman teman lain" kata (Name) sembari menunjukkan keranjang penuh dengan hasil karyanya.

"(Name)-chan hebat. Tapi..., kenapa punyaku beda sendiri?" Mika menatap seluruh isi keranjang tersebut, menyadari bahwa hanya miliknya yang berbeda sendiri.

"Aah, karena warna mata Mika" jawab (Name) cepat.

"Warna mata...ku. Ini aneh ya, (Name)-chan..?" gumam Mika sendu.

"Eeh, bukan begitu Mika. Maksud (Name), warna mata Mika cantik dan beda sendiri. Makanya (Name) buatkan juga gelang khusus untuk Mika" jelas (Name).

"Benar?"

"Um um! Warna mata Mika cantik. (Name) suka"

"Arigatou (Name)-chan. Ngomong-ngomong, ini bunga apa?" tanya Mika sembari menatap gelang barunya.

"Ini bunga....." (Name) memasang pose berpikirnya. Mika menatapnya penasaran.

"Lonceng..." jawab (Name) tidak yakin.

"Lonceng?" ulang Mika

"Bentuknya seperti lonceng disana. Jadi (Name) menyebutnya bunga lonceng" jari jari mungil (Name) menunjuk sebuah bangunan gereja. Di atas bangunan tersebut terpasang sebuah lonceng besar yang masih terawat.

"Souka..." Mika membaringkan dirinya di rerumputan sembari kembali menatap gelang miliknya.

"Mika, jangan ketiduran lho. Bunda akan kesulitan kalau kamu ketidur disini" kata (Name) ikut membaringkan dirinya di rerumputan.

"Baiklah~"

---

"Mika, bisa kemari sebentar?" seorang wanita paruh baya memanggil nama Mika. Mika yang sedang bermain dengan (Name) menoleh sebentar.

"Bunda memanggilku?" tanya Mika memastikan sembari menunjuk dirinya sendiri.

Bunda tersenyum tipis lalu mengangguk. Maniknya menatap (Name) sebentar, seolah meminta izin pada gadis kecil tersebut.

"(Name) akan menunggu sambil membuat gelang kok, bunda~!" kata (Name) sembari tersenyum manis.

"Baiklah. Mika, ikut bunda sebentar ya" kata bunda sembari menuntun Mika menuju sebuah ruangan bernuansa kayu.

Mika menatap sekeliling, maniknya terfokus pada dua orang insan yang sedang duduk berdampingan di ruangan tersebut.

Sang bunda menutup pelan pintu ruangan tersebut kemudian kembali menuntun Mika untuk menduduki salah satu kursi yang ada.

"Mika...mereka akan menjadi keluarga barumu"

Mika memproses apa yang baru saja dikatakan oleh sang bunda. Keluarga baru? Apa yang dimaksud oleh bunda?

"Tapi..., bagaimana dengan bunda?" tanya Mika pelan. Maniknya menatap sang bunda yang mengulas senyum getir.

Perlahan, bunda menyejajarkan tingginya dengan Mika. Tangannya bergerak pelan mengelus surai anak yang telah dirawatnya sejak bayi.

"Kalau Mika ikut dengan mereka..., Mika akan lebih bahagia"

"Aku sudah bahagia disini, bersama bunda, (Name)-chan dan teman teman yang lain"

Bunda kembali mengulas senyum getir. Walaupun ingin, dia tidak bisa mengurus Mika dan semua anak anak yang ada di panti asuhan tersebut. Pada akhirnya, satu per satu dari mereka akan bertemu dengan keluarga baru dan memulai hidup yang lebih baik.

Itu yang dipikirkan oleh sang bunda.

---

"(Name)-chan" panggil Mika pelan. Tidak ada jawaban, Mika kembali memanggil nama gadis kecil. Namun, masih tidak ada jawaban.

Mika menoleh sebal. Maniknya menatap (Name) yang fokus, bisa dibilang terlalu fokus membuat gelang.

Sudah keberapa kalinya (Name) tidak mendengarkan panggilannya selama seminggu ini? Padahal Mika ingin memberi tahu gadis tersebut hal yang penting.

"(Name)-chan" panggil Mika gemas sembaru mencubit pipi (Name). Membuat sang empu meringis kesakitan.

"M-mika lepassin! Pi-pipi (Name) s-sakit!" pinta (Name) memohon.

Mika akhirnya melepaskan cubitannya. (Name) meringis kesakitan sembari mengelus pipinya. Cubitan Mika tidak main main ternyata.

"Hey, (Name)-chan"  suara Mika kembali terdengar. (Name) kembali mengalihkan atensinya pada Mika. Dia tidak ingin dicubit lagi.

"Sepertinya aku akan pergi..." gumam Mika pelan. Kalau saja (Name) tidak menajamkan pendengarannya, mungkin dia tidak akan mendengar apa yang dikatakan Mika.

"Jalan jalan dengan bunda?"

"Bukan...ini berbeda" Mika menunduk lesu. Mempertimbangkan apakah dia harus mengatakannya pada (Name) atau tidak.

"Aku.., mungkin kita tidak akan bertemu lagi"

"...."

"Aku akan diadopsi oleh keluarga baru. Bunda mengatakan bahwa mereka akan menjemputku besok...." lanjut Mika.

"...."

"(Name)-chan?" Mika mengalihkan pandangannya ke arah (Name). Tatapannya berubah menjadi khawatir melihat (Name) yang tidak memberikan merepon apapun.

"(Name)-chan, kamu mendengarku?" Mika melambai lambaikan tangannya di depan (Name). Berharap mendapatkan respon dari gadis kecil tersebut. Sayangnya, ia tidak mendapatkan respon sekecil apapun.

-----------------------------------

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top