Bab 18. Misteri aneh
Rafel, seorang pria yang sedang berjalan di sudut kota
Dia berjalan bersama temannya bernama Lestrad
Lalu sampai lah di tempat dimana seorang wanita sedang di introgasi
"Aku ga tau! Aku beneran ga tau apapun!"
"Apakah memang begini kondisinya saat itu?" Tanya Rafel
"Ya... Tapi saat kami tanya dia tetap menjabat tak tau dan seakan sangat panik" jawab Lestrad
Rafel mendekat
"Aku benar benar tak tau apapun!" Ucap sang wanita npc :v
"Tenanglah, kamu tak akan menyakitimu" ucap Rafel
Lalu Rafel menggunakan sihir spiritnya saat wanita itu menatap matanya, lama kelamaan wanita itu mulai tenang
"Tenang kami tak akan menyalahkanmu... Jadi ceritakan apa yang kau tau?" Tanya Rafel
"A aku... Sedang menjenguk orang tuaku, aku selalu kesana setiap malam, namun kali ini aku agak telat
Aku berjalan di setiap sudut lalu saat ingin masuk, aku mendengar ledakan besar, aku langsung lari... Setelahnya aku tak tau apa apa lagi" jawab sang wanita
"Hm... Baiklah kalian antar wanita ini pulang!" Ucap Rafel memerintahkan pada prajurit lain
"Jadi apa penyebabnya adalah bom?" Tanya Lestrad
"Iya... Tapi anehnya, tidak ada bekas ataupun bubuk mesium sama sekali" jawab Rafel
Keduanya berfikir lalu Rafel teringat satu hal
"Oh iya Lestrad"
"Ya?" Jawab Lestrad
"Jangan beri tau laporan ini pada yang mulia!" Ucap Rafel
"Lah? Memangnya kenapa? Bukankah kita harus melaporkan semua hal yang terjadi kepada yang mulia?" Tanya Lestrad
"Hahh... Ayolah! Yang mulia masih sangat muda di tambah lagi ia harus menjadi diamond selanjutnya kan?... Tidak perlu lah kita bebankan dia dengan masalah ini" ucap Rafel memberi tau hal nya
"Ayolah! Kita harus menunggu hingga kita mendapat jawaban yang pasti lalu setelah itu baru kita beri tau dia!" Ucap Rafel membujuk
"Hahh... Oke oke, aku paham" ucap Lestrad
.
.
.
Scane berpindah dimana Rafel masuk ke dalam rumah
Ia melihat sebuah gambar yang unik, bertandakan ketiadaan dari sebuah gambar aneh itu
"Jadi, siapa lu sebetulnya?" Tanya Rafel menatap lekat gambar unik itu
Lalu ia berjalan dan mendekati Mading yang sangat banyak foto dan kejadian yang sama
"Apa... Tujuanku ngincer mereka semua?" Tanya Rafel lagi melihat Mading itu
Lalu ia melihat tulisan yang berkata
'dead', 'missing', dan 'how'
Lalu di dekat kata itu ada gambar unik yang ia lihat di semua tempat kejadian tersebut
Rafel menunduk dan mengingat semua kejadian dimana ada korban dengan luka bakar, dan tanda unik itu
Lalu Rafel teringat kata seseorang di benak nya
'ingatlah nak, kapanpun kamu tersesat... Para roh akan memimpinmu... Bukalah hatimu, dan dengarkan suara mereka'
Suara itu muncul di benak Rafel dan Rafel segera mengangkat kepalanya, berjalan ke sebuah meja, mengambil kapur dan menggoreskan ke lantai
Sepertinya itu adalah tanda ritual, Rafel melihat tanda itu dan mulai mengucapkan mantra
I bistow upon you an offering
Her me as i welcome you to the land of mortals
I command and conjure...
Lalu garis kapur itu bercahaya... Muncul sebuah lingkaran sihir di atas gambar kapur itu
Rise... was your out
Asap merah dan putih mulai bermunculan, muncul seorang iblis bertanduk hitam, mata merah darah di campur kuning emas, dan rambut merah bercaknya darah
"Akhirnya! Setelah ribuan tahun gua di panggil lagi ke dunia manusia!"
Terlihat wanita iblis itu sangat senang
"Jadi... Apa lu pengendali roh yang manggil gw?" Tanya iblis itu
.
.
.
Scane kembali berganti, dimana Rafel berlari dan terdengar suara tepisan pedang / hempasan pedang
Terlihat Liko yang sedang berlatih dengan pedang Rafel akhirnya datang
"Maaf maaf, aku telat" ucap Rafel sedikit menunduk
"Gimana sih? Padahal kamu gurunya, kenapa kamu yang malah telat?" Tanya Liko
"Hahh... Aku semalam begadang yang mulia, ada sedikit urusan" jawab Rafel
"Kenapa? Patroli malam lagi?" Tanya Liko
Rafel dengan cepat mengangguk dan meng iyakan
"Yahh... Begitulah, yasudah ayo kita lanjut latihannya" ucap Rafel meng alihkan pembicaraan
Rafel berjalan ke arah tempat pedang tersebut, mencabut satu pedang dari sarungnya(?) Dan berjalan menuju manekin yang di jadikan target
"Oke, jadi akan ku ajarkan teknik yang di ajarkan padaku oleh kakek yang mulia, sang diamond pertama" ucap Rafel yang awalnya ke arah Liko memutar badannya ke arah manekin
Liko terdiam sembari menunduk, lalu ia mengangkat kepalanya dan kemudian memanggil nama Rafel
"Rafel" panggil Liko
"Ya? Ada apa yang mulia?" Tanya Rafel
"Aku pikir... sebaiknya kamu yang melanjutkan jejak kakekku... Menjadi diamond yang baru" ucap Liko membuat Rafel kaget, namun ia tepis mungkin hanya bercanda batinnya
"Hah?... M maksud yang mulia?" Tanya Rafel memastikan kalau itu adalan candaan
"Jangan belagak bego... Aku serius" ucap Liko
"A aku juga serius! Maksud yang mulia apa?... Kenapa tiba tiba memintaku menjadi diamond?" Tanya Rafel
"Aku... Aku tidak bisa melanjutkan ini" jawab Liko
Liko berjalan ke arah tempat duduk di dekat tempat latihan, dan kemudian duduk di sana
Rafel mendekati Liko dengan melihat raut wajah Liko yang sedih
"Menjadi seorang rajai... Menjadi kesatria legendaris... aku tidak bisa menjadi seperti ayahku!... Maupun kakekku aku pasti, hahh... Aku pasti akan mengacau segalanya" ucap Liko
"Ya... Anda tidak harus menjadi seperti mereka, anda hanya perlu menunjukkan sikap anda sendiri" ucap Rafel
"Justru itu alasan mengapa aku memintamu menjadi diamond yang baru... Kau satu satunya kesatria terkuat dan terhebat setelah ayahku" ucap Liko di mengerti oleh Rafel
"A... Hahh... Baiklah akan ku pertimbangkan lagi" ucap Rafel
"Benarkah!?" tanya Liko
"Ya, tapi bukan berarti latihan kita selesai" ucap Rafel mengingatkan
"Hahh... Iya iya" ucap Liko
.
.
.
Scane berpindah
Dimana Rafel dan wanita iblis alias belial sedang melihat keadaan di tempat kejadian sebelumnya
"Jadi... Apa lu tau sesuatu?" Tanya Rafel
"Ya... Aku bisa menunjukkan buktinya tapi" ucap belial dengan perkataan yang di gantung
"Tapi apa?" Tanya Rafel
"Ada syaratnya" jawab belial
"Baiklah jadi apa syaratnya?" Tanya Rafel
"Semua jiwa yang sudah mati disini akan menjadi milik gw, dan gw janji bakalan mengabdi dan setia sama Lo!" Jawab belial
Rafel berpikir
"Gimana?... Yah ini lumayan loh, lagian gw juga jarang jawab panggilan dari manusia kek kalian, tapi apa yang gw lihat dari elu... Gw langsung tertarik sama aura lu yang unik" ucap belial
"Hahh... Oke silahkan serap jiwa yang ada disini" ucap Rafel memperbolehkan
Lalu langsung lah belial mengangkat jiwa jiwa orang yang sudah mati disana
×××
"Permisi aku kemari-"
Rafel kaget karna ada wanita kemarin
"Hah!? Kau ngapain kesini!" Ucap Rafel
Wanita itu sepertinya terkena efek dari penghisapan jiwa yang di lakukan belial
"Eghh!? Akhh!? Ergh!!!"
"Hah!? Belial stop!" Teriak Rafel
Tak berselang lama akhirnya belial mwng stop kan aksinya itu
"Hah belial!" Ucap Rafel menatap kesal belial
"Now (sekarang)... witness everyting (lihatlah semuanya)" ucap belial
Rafel seperti kerasukan sekarang
Ia dapat melihat kejadian semua yang ada disana
Dari datang nya orang, meledaknya tempat itu, dan kemunculan gambar unik tersebut
"Aghh!? Hahh hahh... A apa itu!?" Ucap Rafel
"Ya... Itu adalah kejadian dari tempat ini" jawab Rafel
"Arghh!!! Sial sial!" Ucap Rafel
Lalu Rafel berlari ke arah wanita yang sudah tak bernyawa itu
"Belial lu apain dia!!" Ucap Rafel
"Eee-... Kayaknya dia datang di waktu yang ga pas deh" jawab belial
"Eghh!!! Sial... Ini terus gimana!" Bentak Rafel dengan nada pelan
"Kita baru aja bunuh orang yang engga bersalah!" Lanjutnya
"Lah? Kenapa nyalahin gw! Dia sendiri yang masuk sembarangan" kesal belial
"Hahhh... Gawat, gawat, gawat gawat!" Gumam Rafel
Rafel berlari ke arah pintu lalu menutup kencang pintu tersebut
"Eghh... Sial sial sial!"
"Padahal gw udah bilang ke elu ya! Gw udah bilang 'stop'!" Bentak Rafel
"Mana bisa di stop bodoh! Lu ngomongnya telat!" Bentak belial balik
"Hahh... Matilah gw, matilah gw... Hahh lu ga bisa balikin jiwa dia lagi?" Tanya Rafel
"Mana bisa! Gaada refun ya!" Jawba belial
"Belial! Gw ga bercanda!" Bentak Rafel dengan penekanan
"Gw juga ga bercanda! Sekalinya jiwa orang udah gw ambil gaakan bisa di kembaliin lagi!"
"Lu pikir jiwa bisa di mainin segampang itu?" Ucap belial
"Huftt... Sial sial sial... Haduh kenapa harus begini?" Tanya Rafel
Rafel berjalan ke arah wanita itu
"Hahh... Oke, oke... kita ga bisa biarin orang tau masalah ini" ucap Rafel
"Haaa... Yaa... itu gampang" ucap belial
Lalu seketika tubuh mayat di sana menghilang, Rafel yang sadar apa yang terjadi melihat tempat mayat wanita itu
"Haa... Lu apain mayatnya?... B belial?" Tanya Rafel
"Yaa... Gw pindahin ke underworld" jawab belial
"Hah!? Kenapa!" Kaget Rafel
"Pake nanya! trus lu mau biarin mayatnya disini?" Tanya belial
"Kan lu sendiri yang bilang, ga boleh sampe ada orang yang tau, gimana sih!" Kesal belial
"Tapi ini salah... Kita baru aja bunuh orang, dan lu... Dengan mudahnya mindahin mayatnya ke neraka gitu!?" Ucap Rafel
"Ya... terus mau gimana lagi! Nasi udah jadi bubur!" Ucap name
"Yaampun... Hahh... Yaampun yaampun... Sial... Haaa..." Ucap Rafel pasrah
Rafel melihat kembali tanda tersebut, menatapnya lekat belial yang melihat Rafel menatap lekat pun melihat ke arah yang di tuju mata Rafel
"Belial... Lu tau, ini gambar apa?" Tanya belial
"Hm... Gw ga yakin, tapi-" ucap belial menggantung ucapannya
"Apa?" Tanya Rafel
"Di neraka, ada sebuah kisah tentang makhluk yang tak bernama dan juga tak berwujud" jawab belial
"Trus... Sebenernya makhluk ini tuh apaan?" Tanya Rafel
"Hmm sebenernya sih... Bukan karna dia tak bernama ataupun tak berwujud"
"Sebuah name yang tak boleh di sebut dan sebuah wujud, yang tak boleh di ingat... Semua orang yang mengetahui nama ataupun melihat wujud aslinya antara udah mati, atau menemui akhir yang lebih buruk dari kematian"
"Mungkin ini cuma tebakan gw aja, tapi semua ini, keliatannya kayak sesuatu yang bakal di lakuin makhluk itu"
.
.
.
Scane kembali berpindah
Terlihat Rafel dan Lestrad yang berjalan dan Rafel yang menjelaskan semuanya
"Lalu tubuhnya membesar dan meledak begitu saja, sehingga darah bermuncratan dimana mana" jelas Rafel
"Tunggu dulu... Dari mana kau tau semua itu?" Tanya Lestrad
"Ahh... Aku di bantu oleh iblis... Ahh sudahlah! Kau tak akan mau melihatnya sendiri! Aku bahkan hampir muntah melihat kejadian itu" ucap Rafel
Mereka sampai di lorong istana
"Aku sudah bilang pada Indra, bahwa aku akan meminjam perpustakaan miliknya" ucap Rafel
Mereka masuk ke kamar Indra terlihat biasa biasa saja
"Masuklah" ucap Rafel
"Hah... Masuk ke dalam lemari?" Tanya Lestrad
"Pfft... Ini bukan lemari"
Lalu Rafel membuka pintu yang membuat Lestrad kagum dan masuk ke dalam
"Whohhh..."
Lalu Rafel berjalan menuju tangga
"Tunggu-" ucap Lestrad
Lestrad lalu keluar melihat sekitar lalu kedalam lagi
"Ruangan ini,lebih besar di dalam di banding di luar!?" Kaget Lestrad
"Oh ya? Kayaknya perasaanmu aja deh" ucap Rafel
"Gimana bisa orang nyimpan perpustakaan di dalam lemari!?" Kaget Lestrad
"Yahh... Tentu saja sihir" ucap Rafel
Lalu Lestrad menghampiri Rafel
"Nah ini dia, nama warga warga Vermillion" ucap Rafel
"Hmm... Untuk apa?" Tanya Lestrad
"Aku ingin kau mengumpulkan warga warga yang ada di Vermillion, pegilah" ucap Rafel
.
.
.
"Yang mulia ada kabar dimana Rafel sedang mengumpulkan para warga karna kasus pembunuhan berantai" lapor okims
"Apa!? Aku bahkan tak pernah mendengar kasus pembunuhan berantai!" Ucap Liko kaget
"Aku juga tidak tau, saya baru saja juga mendapatkan kabarnya tadi" ucap okims
"Hahh... Okims bantu Rafel dan yang lain mengumpulkan warga!" Perintah Liko
"Baik yang mulia" ucap okims lalu pergi
"Hah... Apa lah yang Rafel pikir kan sekarang" ucap Liko menghela nafas
Terlihat ada seseorang yang mengincar Liko dari belakang
.
.
.
Kembali ke Rafel dimana semua warga sudah di kumpulkan
"Semua nya sudah?" Tanya Rafel
"Ya semuanya sudah, tapi ada satu warga yang tidak ikut dan di kabarkan menghilang tanpa jejak" jawab Lestrad
"Siapa?" Tanya Rafel
"Wanita, yang kita introgasi kemarin malam" jawab Lestrad
Rafel teringat apa yang terjadi kemarin ia hilang fokus
"Rafel! Rafel!" Teriak Lestrad
"A ah!? Kenapa!?" Tanya Rafel
"Kau dengar tidak?" Tanya Lestrad
"Ahh, iya aku mendengar nya... Baiklah"
Lalu Rafel bertepuk tangan
*Prok
*Prok
*Prokk
"Mohon perhatian,maaf karna sudah menganggu kalian pada hari ini... Ehh aku hanya ingin bertanya... Tentang..."
Rafel mengamati semua ciri warga itu
"Yaitu... Sensus... Berkala"
Teringat Rafel melihat sebuah bercak hitam di tangan salah satu pendatang
"Kamu nyari apaan sih!" Ucap Lestrad
"Sebelum disana meledak... Aku sempat melihat dimana... Ada bercak hitam di salah satu tangan korban" jawab Rafel
"Aku ingin bertanya... Kalau... Salah satu dari kalian akan di bunuh... Kira kira... Siapakah targetnya?" Tanya Rafel
Semua warga itu kaget dan heboh
"Hah kita bakalan di bunuh!?"
"Rafel... Dengar dulu!" Ucap Lestrad
"Shht! Diamlah!"
"Rafel!"
"Lestrad!" Kesal Rafel
"Hahh... Apa!" Ucap Rafel
"Ada satu orang yang tidak ikut!" Ucap Lestrad
"Hah siapa?" Tanya Rafel
"Yang mulia Liko... Mungkin karna daftar ini khusus penduduk dan warga Vermillion maka otomatis nama yang mulia juga tidak ada" jawab Lestrad
"Hah!?"
'apa mungkin...' batin Rafel
Rafel langsung segera berlari ke arah luar
.
.
.
*Brakk
"Yang mulia!"
"Rafel!? Apa apaan kau mendobrak seperti itu!" Kesal Liko
"Hah... yang mulia anda tidak apa apa?" Tanya Rafel
"Maksudnya? Kamu yang kenapa sih?" Tanya Liko
'tunggu... Kalau memang disini yang mulia Liko tidak apa apa... Apa mungkin, korban selanjutnya adalah orang yang aku kumpulkan tadi!?' batin Rafel
'tapi... Tidak ada tanda tanda korban / pelaku disana' lanjut Rafel
"Rafel!"
"Yang mulia Malik!?"
Rafel langsung tunduk
"Jangan bersikap seperti itu... Berdiri lah Rafel" ucap Malik
"Mana berani saya berdiri yang mulia" ucap Rafel
"Hahh... Kau selalu seperti itu" ucap Malik
"Maksud yang mulia?" Tanya Rafel
"Jangan selalu salahkan dirimu, dan jangan bebankan dirimu... Rafel" ucap Malik
"..." Rafel terdiam
"Jadi bagaimana keadaan Vermillion?" Tanya Malik
"Hahh... Yang mulia Liko, sepertinya syok akan kepergian anda... Dan Vermillion hancur karna sebuah kasus pembunuhan berantai" jawab Rafel
"Jadilah diamond dan wujudkan takdir Rafel" ucap Malik
"Saya tidak yang mulia" ucap Rafel
"Mengapa?"tanya Malik
"Mana mungkin, ada diamond yang tangannya berlumuran darah sepertiku!" Ucap Rafel
"Maksudmu?" Tanya Malik
"Aku... Sudah membunuh salah seorang warga Vermillion yang tak bersalah!" Jawab Rafel dengan penuh penyesalan
"Lalu... Apa hubungannya?" Tanya Malik
Rafel mengangkat kepalanya lalu berdiri
"Apa salahnya?... Maka dari itu, tutupi semua kejahatan yang kau buat dengan cara menjadi diamond... Hajar brengsek itu! Yang sudah mengotori Vermillion!"
.
.
.
"Rafel!" Panggil Liko teriak
"Ada apa yang mulia?" Tanya Rafel
"Kamu kenapa sih! Di panggil dari tadi malah bengong" ucap Liko
"Ahh... Tidak apa apa yang mulia... Saya pergi dulu, maaf karna sudah mendobrak pintu anda" ucap Rafel
"Okey tak masalah" ucap Liko
"... Oh iya yang mulia,anda ingin aku jadi diamond kan?" Tanya Rafel
"Ya... Lalu?" Tanya Liko
"Saya akan menerima tawaran itu" ucap Rafel
"Benarkah!?" Tanya Liko
"Tentu... Saya tak akan pernah menolak" ucap Rafel
Rafel berjalan keluar
"Makhluk tanpa wujud dan nama ya..." Gumam Rafel
"Lihat saja... Akan ku buru kau sampai ke neraka sekali pun!" Ucap Rafel keluar dari pintu penuh cahaya itu
.
.
.
Kesisi Misel
Misel mendapatkan mimpi mengapa bisa?
__flashback__
"Anubis?" Tanya Misel
"Misel!? Kok lu bisa disini!?" Ucap Marvel
"Hai"
"Eh bentar... Itu, bukannya Speade pertama ya?" Tanya Marvel
"Apa yang lu liat sama apa yang kita liat beda vel!"
"Dia itu petunjuk roh... Yang akan menuntun kita entah dari masa lalu ataupun masa depan... Di diriku..."
Terlihat lah raja Malik
"Aku... Lihat, Azre disana" ucap genah
"Kalau aku... Aku lihat master Nevin" ucap Samsul
"Kalo lu via?" Tanya Marvel
"Gw..."
Terlihat Marvel disana
"Gw juga ga tau siapa" ucap via
"Lah... Masa petunjuk roh lu sendiri lu ga tau?" Ucap Marvel
"Ya namanya juga ga tau, mau gimana lagi!" Ucap via
"Udah udah! Sekarang... Mis lu liat siapa?" Tanya Rafel
"Ehm... Gw lihat..."
Misel menatap lekat dan seketika blush hard
"Ehh... Kalian pasti gaakan mau tau" ucap Misel memalingkan wajahnya
"Siapa?" Tanya Marvel
Mis mendekat ke via dan membisikkan sesuatu
"... Ohh~ aciee~" ucap via
"Viaa!!" Kesal Misel
"Ahahaha~... Dasar stunder" ucap via
"Cih!" Kesal Misel
"Emang dia liat siapa?" Tanya Rafel
"Dia... Lihat lu fel" jawab via menunjuk Rafel
"H heh!? M mana ada!" Ucap Misel blush hard
"Hah... Adek gw suka panglima iron!? Dari mana bagusnya sih!" Kesal Samsul
"B berisik!" Ucap Misel
__flashback end__
Terlihat dimana... Dirinya yang dahulu
Ia melihat dirinya yang tiada
Keluarganya menangis haru akan kepergian Misel
"... Jadi ini ya bagaimana rasanya" ucap Misel
×××
Lalu tempat kembali berganti
Misel terbangun di sebuah ruangan dirinya mengira kalau ini adalah mimpi buruknya
Ia mendengar ketokan pintu membukanya
"Ada apa?" Tanya Misel
"Kami membutuhkan anda... Kesatria light"
"Hah..." Misel bingung
"Kenapa? Apakah ada masalah?" Tanya prajurit itu
Misel menggeleng pelan dan kemudian menutup pintu
Terlihat dirinya di cermin sangatlah... Cantik namun spek bidadari, ia mengikat utal rambut panjang hijau miliknya lalu memakai jubah hitamnya yang sudah di sediakan
.
.
.
'ini... Dunia apa!' batin Misel
Terlihat banyak orang berkumpul termasuk keempat kesatria yaitu Marvel, via, Rafel, dan genah
Misel melihat dimana Marvel bersama via
Dirinya ke arah lain terlihat Rafel yang latihan sendiri
"Hai... Mau bantu latihan?" Tanya Misel
"Ga udah sel... Gw bisa sendiri" ucap Rafel
"Beneran... Kalau sendiri nanti teknik berpedang lu bisa karatan loh~" ucap Misel
"Hahh terserah lah" ucap Rafel
Mereka akhirnya sparring Misel sebenarnya bisa dengan mudah mengalahkan Rafel namun ia ingin melihat sejauh mana kemampuan Rafel
"Lumayang juga" gumam Misel
Semakin lama semakin banyak juga jurus yang di keluarkan Rafel
"Menyerah?" Tanya Misel
.
.
.
Semua kenangan itu terlalu manis untuk name
"Gw ga bisa!" Ucap Misel
Lalu Misel melihat tempat yang sangat menenangkan
"Ini... Dimana?" Tanya Misel
"Misel... Sedang apa disini?" Tanya seseorang yang sangat ia kenal
"Rey!?" Kaget Misel
Rey melambai
"Lama ga ketemu... Gimana kabar?" Tanya Rey
"Baik... Tapi akhir akhir ini ada masalah" jawab Misel
"Ya gitulah... Semua tak akan selesai dalam waktu dekat, kebahagiaan tak akan bertahan lama tanpa usaha" ucap Rey menasihati Misel
"Hahh... Iya" jawab Misel
Misel melihat bintang disana
"Jurang ini..."
"Kenapa?" Tanya Rey
Misel menggeleng pelan
"Gaada ko" jawab Misel
Rey melihat bintang jatuh Misel membuat permohonan
'semoga... Ini menjadi kenyataan'
Lalu muncul pintu di belakang Misel dan Rey
"Sepertinya ini sudah waktumu" ucak Rey
"... Ya... Terima kasih ya... Rey" ucap Misel
Mereka akhirnya berpisah
.
.
.
"Egh... Hmmp- kau orang pertama yang keluar Misel" ucap Anubis
"Biasa nge cit hehe~" ucap Misel
Lalu keluarlah Samsul dan genah, begitupun Rafel
"Udah selesai kalian?" Tanya Rafel
"Iya" jawab mereka
"..." Semua menjawab namun hanya Misel yang terdiam menatap ke bawah
Mengingat kata Rey
"Berhati hati dengan pria berambut putih itu... Dia akan mencelakaimu Misel"
Misel masih teringat hal itu sebelum di bangunkan Samsul
"Kenapa? Masih belum terima sama mimpi mu sel?" Tanya Samsul
"Engga... Hanya aja" ucap Misel di gantung
"Ahh~ gapapa, itu hanya terlalu indah untuk sementara" ucap Misel
"Indah?... Ya gw juga sih... Gw ketemu master sama PepPey" ucap Samsul
"Gw ketemu Abang, sahabat, sama adik gw" jawab Misel
"Lu memang punya adek?" Tanya Samsul
"Iya... Namanya Alia" jawab Misel
"Ohh~ oke" ucap Samsul
Misel menatap Rafel dengan tatapan lekat sekaan ada sesuatu yang membuatnya heran
'maksudnya apa... Tapi-...'
[Yap... Itu hanya mimpi... Rafel tak seperti itu]
"Tapi kenapa!?... Kenapa Rey bilang begitu!"
[... Hahh]
"Maksud?"
[Dia pengen rusak hubungan lu sama Rafel... Lu tau kan dia sahabat lu yang palin protektif]
"Oke... Makasih star"
.
.
.
TBC
6 September 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top