Bab 14. Masalalu dan kekelaman

Eps sebelumnya

"Heh semoga kita kembali lagi kesini"

"Sempai jumpa lagi disini ya" ucap Marvel

Semua sudah membuka pintu dan memasuki pintunya

"Ku doakan keselamatan kalian dari sini" ucap Anubis

The nex eps

"Aduh kok ini gelap amat?, Halo... Haloo"

"Ada orang disini?"

"Halo! Ada orang ga! Halo!"

Seketika di depan menjadi warna putih terang

"Halo!? Wei apaan tuh!?" Kaget Samsul

Semua seakan menjadi putih menerangi matanya

Samsul mengerjabkan matanya berkali kali dan terlihat ia berada di keranjang dan terlihat ada genah

"Loh genah?" Batin Samsul

"Halo, loh kok kamu bisa disini?" Tanya genah

"Dari mana asalmu?" Tanya genah

"Hah? Apaan sih!" Kesal Samsul

"Kok lu kayak lagi ngomong sama bayi dah!" Kerutu Samsul

"Ini loh!? Kok gw jadi bayi!!" Kaget Samsul

"Hai siapa namamu?" Tanya genah

"Hmm... Di keranjangnya juga gaada surat apa apa, siapasih jaman sekarang suka banget buang anak sendiri!" Kesal genah lalu datanglah Azre

"Lu nemu apaan?" Tanya Azre

"Ini... Ada keranjang di semak semak, pas gw liat ada bayi di dalamnya" jawab genah sambil menoleh ke Azre

"Bayi?... Hah bayi siapa?" Tanya Azre

"Ya mana gw tau!" Jawab genah

"Trus lu mau adopsi juga?" Tanya Azre

"Yaiyalah! Masa kita tinggalin gitu aja!" Kesal genah

"Lu istri aja ga punya, anak udh tiga" ucap Azre menyindir

"Bacod ya!" Kesal genah

Skipp beberapa tahun kemudian

Sringkkkkk

Bunyi petir memenuhi tempat itu

"A aduduh a adududududuh" ringis Samsul kesakitan tersetrum

"Sul kamu gapapa!?" Kaget genah lalu berlari kearah Samsul yang memegang tangannya yang tersetrum

"Papa! Aku, aku akhirnya bisa sihir pa!" Ucap Samsul senang lalu menghadap ke genah

"Yaelah sihir gitu doang bangga!" Ledek PepPey berjalan ke samping genah

"Bacod banget ya! Ayo ngadu kalau mau!" Kesal Samsul ke PepPey dan langsung nantangin

"BOLEH AYO!" Seru PepPey yang merasa di rendahkan

"Eh eh eh!- eh, udh udh! Kalian kenapa ga bisa akur akur sih!" Kesal genah memisahkan mereka berdua

"Lagian si paling jago ini yang mulai duluan!" Kesal Samsul menyalahkan PepPey

"Sihir lemah, udh gausah banyak omong deh!" Kesal PepPey

"Ngomong apa lu? Ngomong lagi coba!" Kesal Samsul maju dua langkah ke depan PepPey

"Udh udh, ga penting siapa yang lebih kuat, yang penting seberapa keras kalian berusaha keras untuk melatih sihir kalian" ucap genah memisahkan mereka berdua

"Dan siapa tau, nanti kalian juga bisa menjadi sekuat para kesatria legendaris" lanjut genah

Samsul menunduk melihat ke bawah

"Huh... Liat aja, aku bakal jadi sekuat mereka!" Ucap Samsul percaya diri

"Iya, tapi tetep aja lu di bawah gw" ucap PepPey meledek Samsul

"Yae awas aja lu yak!" Kesal Samsul langsung melihat kedepan

Semua menjadi putih,

Terlihat Nevin memeluk PepPey

"Gak, gak gak! Plis tolong! Tolong jangan ingatan ini! T tolong, tolong jangan ingatan ini!" Batin Samsul meminta untuk menghilangkan kejadian kelam itu

Whusss

Terlihat Nevin yang terlempar akibat api hitam milik PepPey

Nevin yang terlempar berusaha untuk di tangkap oleh Samsul yang berada di belakangnya... Dan saat itulah Misel berteleport

Semua menjadi gelap gulita akibat Samsul yang menutup matanya

Dan saat ia membuka mata terlihatlah PepPey terbaring tak bernyawa dan aksesoris Misel di sampingnya juga darah dimana mana membuat Samsul bertanya tanya

"Vel PepPey kenapa!? Vel lu napa diem aja sih! Vel PepPey kenapa!?" Tanya Samsul

Terlihat batu Sapphire yang pecah, lalu bercahaya dan perlahan lahan cahaya itu menjadi gelap membuat Samsul mengingat fungsi batu itu

"Hiks... Gw udh coba cegah dia hiks gw udh bener bener coba... Tapi dia masih aja ngelakuin ini" ucap Marvel dengan air mata yang menetes perlahan lahan ke baju milik PepPey

Semua menjadi gelap lagi, setelah itu terdengar suara kicauan burung, terlihat sebuah rumah/gubuk... Apa sih yang bener!

Terlihat Marvel dan Samsul berada dekat jembatan tersebut dan Marvel mulai berbicara

"Sul..." Ucap Marvel memanggil nama Samsul

"Hmm?.." jawab Samsul yang langsung menoleh kearah Marvel

Marvel yang di jawab pun menoleh lagi kearah Samsul

"Lu yakin mau lakuin ini?" Tanya Marvel

"Iya... Pikiran gw sudah cukup bulat sih gw perlu liat dunia luar sana" jawab Samsul memalingkan wajahnya kearah lain

"Lagian selama ini, batu topaz ga bisa diem" lanjutnya memperlihatkan batu topaz

"Ga bisa diem? Emang lu dengerin apaan?" Tanya Marvel

"Ya... Dia kayak maksa maksa gw buat pergi ke suatu tempat gitu loh, gw ga tau itu tempat apa tapi... Hahh gw harus temuin tempat itu vel, mungkin kalau gw ke sana gw bisa cari jalan untuk jadi lebih kuat dan tau cara ngendaliin topaz" jawab Samsul melirik batu topaz yang ada di tangannya

"Berapa lama lu bakal pergi?" Tanya Marvel dengan nada bimbang

"Ya ga tau juga, kenapa? Kangen lu?" Tanya Samsul

"Hahh... Kalau ada kerjaan di rumah gw kan jadi harus ngelakuin sendiri! Hahh males banget dah!" Kesal Marvel

"Hahaha ya mampus lah sendirian selama gaada gw" ucap Samsul

"Hadeh...." Gumam Marvel dengan menghela nafas

"Heh liat aja vel, pas gw balik nanti gw akan jauh lebih kuat dari sekarang" ucap Samsul melirik Marvel

"Sip, gw tunggu ya" ucap Marvel

Scan berganti, sekarang Samsul sedang berada di pasar Tighrinna

Samsul berjalan dan mampir di satu toko Samsul melihat lihat dan tiba tiba

"Woi woi woi! Maling maling! Tangkap maling! Tangkap maling! Maling maling maling! Melingg!!!" Seru seseorang

Samsul yang melihat itu melancarkan aksinya mendekat atau berlari kearah maling yang sedang berlari tersebut

Saat sampai di suatu jalan Samsul sudah ada di depan
/Dih nge cit yakan Thor? -Starla
/Ho'oh tuh, ban Samsul vel! -Author
/Ga gitu juga wehh! Namanya juga pengguna batu topaz! -Samsul

Oke oke lanjut

Whusss

Sebuah angin mendorong mereka yang melihat kebelakang dan mereka terduduk

Mereka melihat Samsul yang menghalangi di depan

"Siapa lu hah! Mau sok jadi pahlawan!" Kesal salah satu dari mereka

"Kita hajar aja udh!" Jawab salah satu dari mereka

Srnggg

Mereka mengeluarkan sebuah pisau/pedang dan maju untuk memukul Samsul

Srangkkkkk

Petir/listrik menyetrum mereka membaut mereka terduduk

"Akh... Sial!" Ucap satu dari mereka karna sakitnya di setrum

"Kabur kabur kabur kabur buru!" Seru satunya lagi

Mereka lari dari sana meninggalkan barang hasil curian mereka

"Wah, makasih banyak banget mas, jika ga rugi banyak banget saya" ucap seorang pria yang kena maling

"Santai, aku juga cma kebetulan lewat kok" jawab Samsul

"Owh? Kamu pasti pendatang ya disini?" Tanya seorang pria tersebut

"Iya"jawab Samsul mengangguk

"Memangnya, mau kemana?" Tanya seorang pria tersebut

"Kalau kau perlu bantuan untuk pergi ketempat yang jauh, aku bisa membatu kau untuk kesana" tawar pria tersebut

"Aduhh... Gausah repot repot gapapa" ucap Samsul merasa ga enak

"Jangan gitu, gini gini akupemilik sand Runner terbesar disini, kau mau kemana? Ayo bilang aja?" Tanya sang kapten tersebut menawarkan lagi

"Ehh... Kalau gitu aku mau ke suatu tempat yang ingin ku kunjungi sih" jawab Samsul menatap ke bawah lalu menatap sang kapten

Terlihat kapal bergerak dengan cepat

"Jadi... Ada tujuan apa kau sebenarnya ke Lush Paradisa?" Tanya sang kapten

"Ya hmm.... Kau percaya ga kalau ada seseorang di setiap mimpiku yang menuntunku ke sana?" Tanya Samsul

"Hahahaha... Kalau kau tak mau kasih tau yaudah gapapa, tapi ku peringati di dalam sana kau harus berhati hati saja" ucap sang kapten memperingati Samsul

"Hah? Memangnya ada apa di dalam sana?" Tanya Samsul

"Aku sudah banyak berkeliling dunia, dan ada salah satu cerita yang ku dengar tempat ini salah satunya yang paling ngeri ceritanya, entah gimana gaada satu orangpun yang bisa keluar selamat dari sana" jawab sang kapten mendongeng

"Aa... Hmmm... Tapi ada salah satu yang aneh di cerita kapten" jawab Samsul

"Aneh gimana?" Tanya sang kapten

"Logika nya gini... Kalau gaada satu orang pun yang selamat, terus itu Carita asalnya dari mana?" Tanya Samsul
/Sul... Lu punya otak ga sih? Itu bisa aja kan salah satu keluarganya menyebarkan berita pencarian anaknya atau kerabatnya yang ilang dengan alasan mencari sesuatu di Lush Paradisa? -Starla
/Ya kan tetep ga masuk akal Cok! -Samsul
/Kata orang Jawa, sek kerepmu ora peduli! -Starla
(Terserahmu aku ga perduli!)

Oke oke lanjut

"Itu eee.... Yaa... Ee... Aaa... Aku juga ga tau tapi intinya hati hati ajalah" jawab yang kapten juga ga tau tu cerita asalnya dari mana

"Hahaha, ya oke oke" jawab Samsul dengan sedikit tawaan

Skip

Terlihat sebuah hutan dengan indah yang hutan tersebut di namakan sebagai Lush Paradisa atau bisa diartikan hutan penuh ilusi

Samsul berjalan dan terus berjalan sampai ke sebuah bangunan tua entah berantah

Samsul stop di tengah jalan

"Jadi sebenernya ini tempat apaan? Lu sebenernya nuntun gw kesini buat apa topaz!" Ucap Samsul

Samsul berjalan lagi dan di tengah jalan batu topaz bercahaya

"Apaan lagi sih?" Tanya Samsul

Batu itu seperti berbicara pada Samsul dan mengarahkannya

"Hah apa?" Tanya Samsul yang tak terlalu mendengarkan

"Owhh jalan lurus kedepan, o oke..." Ucap Samsul lalu jalan

Samsul terus berjalan ia menemukan sebuah bangunan seperti sebuah kuil rusak itulah yang di sebut sebagai, kuil Marduk

"Oke jadi... Apa yang sebenernya ingin lu tunjukkin ke gw?" Tanya Samsul

Samsul berjalan lurus dan saat sudah berhenti batu topaz bercahaya lagi dan tiba tiba atsmofer berubah... Saya Samsul bercahaya yang berwarna kuning oranye

"Zarukh... Mindikhu khusi dikh, delze elzasia ilzuzia novatu umergazia difnigkh, ezglenh derefti ezarzuri erekhti"

"Anak muda... aku telah melihat kemampuanmu, hatimu, keberanianmu, kesetiaanmu, semangatmu, ketangguhan mu, dengan ini, aku akan memberikanmu semua berkah, dari kekuatanku..."

"U uh!? W waa i itu itu apaan tau!? I itu suara siapa!? Hahh... Hahh" kaget Samsul karna hal itu

Skip

Semua menjadi gelap gulita lagi

POV Samsul

Setelah kejadian itu... Gw berlatih di tempat itu, pagi, siang, malam, terus berlatih... Jujur gw ga tau apa tujuan gw berlatih... kenapa gw bersikeras banget buat jadi kuat apakah untuk kawan kawan gw? Untuk keluarga gw? Atau sebetulnya hanya untuk kepuasan diri gw sendiri?

POV end Samsul

Terlihat kematian Nevin, kematian PepPey, dan Herobrine yang berhasil mengambil empat batu

"Masih aja kamu nyalahin diri sendiri ya" ucap seseorang dengan nada yang lembut dan hangat

Seseorang tersebut adalah... Nevin

Samsul membuka matanya dan melihat sekitar untuk memproses dimana dirinya sekarang

Ia melihat kesana kemari lalu ke sampingnya terlihat ada Nevin

"A... Master Nevin?" Tanya Samsul Nevin melihat Samsul yang memanggil namanya

"Heh... Sudah beda sekali ya kamu sekarang" ucap Nevin dengan nada lembutnya

"Kok... master bisa ada disini?" Tanya Samsul

"Loh, justru aku yang heran kenapa kamu bisa ada disini?" Tanya Nevin balik

"Aku... seseorang berkepala anjing yang nyuruh aku kesini" jawab Samsul menunduk

"Orang?.. kepala anjing?.." tanya Nevin keheranan

"Kamu bukan tipe yang suka minum kan?" Tanya Nevin

"Hah!?.. engga lah Master aku serius!" Jawab Samsul dengan nada seolah ingin menyakinkan Nevin

"Ahahaha... Yasudah apapun itu, sepertinya ada yang mengantar jiwamu kesini" ucap Nevin dengan kekehan kecil

Samsul melihat kesamping ada sebuah api ia menatap api itu

"Sekarang apa lagi yang kamu khawatirin?" Tanya Nevin

"Jujur... Aku sendiri pun bingung" jawab Samsul

"Bingung? Bingung kenapa?" Tanya Nevin

"Sebetulnya aku ini latihan dan menjadi lebih kuat tuh untuk apa? Herobrine kan juga udh ga ada, jadi buat apa?, Apa yang mendorongku maju terus? Apa ini hanya untuk kepuasan pribadiku?" Tanya Samsul menunduk

"Ya... Kalau lu tanya gw juga mana gw tau dari dulu kan lu begitu" jawab seseorang yang terdengar familiar

Terlihat seseorang dengan mata manik toska di depan Samsul

"Weh!? Pey?" Kaget Samsul

"Apaan sih! Gausah teriak teriak gw ga budeg!" Ucap PepPey kesal

"Loh Master Nevin mana?" Tanya Samsul karna yang di hadapannya

"Ya mana gw tau" jawab PepPey

"Bener bener... Tempat yang aneh" gumam Samsul

"Tapi lumayan bikin tenang juga kok nih tempat" jawab PepPey menikmati udara di tempat itu

Samsul melihat ke api dan memanggil PepPey

"E... Pey gw" ucap Samsul yang ia potong dengan perkataan sendiri

"Apa?" Tanya PepPey

"Anu.. ee... Gimana ya gw... Emhh...." Ucap Samsul gelagapan bingung ingin mengatakan apa

"Apaan? Ngomong jangan setengah setengah napa!" Kesal PepPey

"Gw... Gw mau minta maaf" ucap Samsul menoleh kearah PepPey

"Maaf kenapa?" Tanya PepPey

"Karna gw lu harus... Lu harus ngorbanin nyawa lu sendiri" jawab Samsul

"Hmmp... Lu masih mikirin itu?" Tanya PepPey

"Tapi gw heran kenapa lu lakuin itu? Kenapa lu ngorbanin nyawa lu sendiri? Kerjaan kita tiap hari berantem. Gw juga udh bikin lu babak belur, kita juga bukan saudara kandung" tanya Samsul bertubi tubi

"Bener juga sih.." jawab PepPey

"Lu bukan saudara kandung gw" lanjutnya

"Terus kenapa lu lakuin?" Tanya Samsul

"Entah ya susah di jelasin, mungkin karna... Lima belas tahun kita bersama sebagai saudara itu nyata" jawab PepPey menggunakan kata kata Samsul dulu untuk menyadarkan PepPey

Samsul terdiam dan teringat kata katanya dulu

"Siapa peduli kalau dia kalau dia bohong! Perjuangannya selama lima belas tahun untuk membesarkan kita itu nyata!"

Samsul menunduk

"Gimana kabar Marvel?" Tanya PepPey

"Dia baik kok sekarang dia udh diangkat jadi Speade" jawab Samsul

"Hah!? Beneran, bisa jadi Speade si boboho yang payah sihir itu!?" Tanya PepPey

"Eh jangan gitu lu" peringat Samsul jangan ngejekin Marvel

"Jujur gw pengen liat dia jadi Speade gimana" ucap PepPey menundukkan kepalanya

"Aaa.... Ga beda sama Marvel biasanya sih, begonya juga masih sama" jawab Samsul

"Ahahhahahahaha... Badutnya pasti juga masih sama" ucap PepPey terkekeh dengan jawaban Samsul

"Ahaha masih!" Jawab Samsul ikutan terkekeh

"Lu percaya aja sudah jadi Speade pun masih badut tuh anak" ledek Samsul

"Ahahhahahah"

Mereka tertawa bersama

Mereka selesai tertawa PepPey melihat ke samping dan berjalan

"Mau kemana?" Tanya Samsul

"Gw sih ga kemana mana lu yang harusnya pulang" jawab PepPey

"Gw betul betul ga tau apa yang ganggu benak lu sekarang tapi... Jaga Marvel sul... Satu pesan dari gw sih jaga Marvel sul jaga adik kita baik baik bisakan?" Tanya PepPey dengan nada sendu

"Hmm... Gausah khawatir bakal gw jaga dia" jawab Samsul

Semua menjadi putih lagi dan perlahan lahan menjadi gelap

Flashback

"Jadi di situ kau sembunyikan sihir milik Asshur nak" ucap Annum

"Akh... Jsdi ini yang mereka incer ya... Para sialan itu!" Kesal Azre

Lalu di belakang Steve ada sebuah portal Steve di hisap masuk ke dalam portal tersebut

Flashback off

"Halo! Halo! Ah... Dimana ini? Haloo? Azre! Rafel! Kalian di mana! Haloo!" Seru Steve

"Anak muda pemilik cermin" ucap seseorang

"H halo? Siapa disana?" Tanya Steve

"Aku datang dari dalam dirimu... Aku adalah suara hati mu yang terdalam aku adalah kegelapan yang kau temui lima belas abad yang lalu aku adalah engkai pemilik cermin" jawabnya

"Pemilik cermin?apa itu?" Tanya Steve

"Tidakkah kau tau siapa dirimu?" Jawabnya

"Ya aku tau tapi, tapi apa maksudmu pemilik cermin?" Tanya Steve

"Cermin Rat-ja, senjata yang digunakan oleh para dewa alat yang digunakan saat perang babylonia dan sekarang, kau adalah senjata itu" jawab suara itu

"Aku? Senjata? Maksudmu saat aku jadi Herobrine?" Tanya Steve

"Betul" jawabnya

"Lalu untuk apa kau bawa aku kesini?" Tanya Steve

"Tidakkah kau ingin tau?" Tanya suara itu

"Tau apa?" Tanya Steve

"Apa yang terjadi setelah kau menemukan kuil Marduk? Setelah ledakan sihir yang besar, setelah empat batu di satukan, dan apa yang terjadi pada ibumu" jawabnya

Steve menunduk untuk mempertimbangkan hal itu

"Ibuku? Ibuku selamat dari ledakan sihir itu?" Tanya Steve

"Dia adalah salah satu manusia yang dapat menampung sihir dari dalam void dan selamat dari ledakan itu" jawab suara itu

"Oke perlihatkan padaku" jawab Steve lalu mereka berpindah

"Inikan... Ini kan kampung halaman ku, aku berhasil kembali ke overworld?" Tanya Steve

Terdengar suara tangisan... Tangisan yang sangat kuat dan menunduk hati orang yang mendengar tangisan itu

"Steve... Anakku Steve hahh hiks" ucapnya sambil mengeluarkan isakan tangis

Steve berjalan maju saat sampai terlihat ibu Steve yang sedang menangis duduk di sebelah Norch

"Maafkan aku ya... Semua terjadi begitu cepat" ucap Notch

"Ibu? Ibu! Aku disini ibu!" Seru Steve mendekati ibunya

"Ibu kenapa? Aku disini loh!" Ucap Steve ke ibunya yang menangis tersedu sedu karna kehilangan putra satu satunya yang ia cintai

"Dia tidak akan bisa mendengarkanmu" ucap suara misterius

"Apa?" Tanya Steve

"Ini semua hanya kejadian masa lalu" jawab suara itu

"A hiks... Maafkan ibu nak... Maafkan ibu..." Ucap Helen atau ibu Steve yang menangis

Terlihat ada sebuah pemakaman

Dan ada spand yang bertuliskan

In memories Steve

Terluhat Helen menaruh bunga disana

"Selamat ulang tahun ya nak... Maaf ibu tak bisa memberimu banyak" ucap Helen menahan tangisnya

Lalu datang Notch kearah Helen

"Helen... Tidak terasa sudah satu tahun ya" ucap Notch

Helen melihat Notch yang membawa tas di punggung dan di tangannya

"Kamu mau kemana?" Tanya Helen

"Semua penduduk yang selamat dari the ribort sudah pergi Helen, mustahil bagi kita untuk membangun kembali tempat ini jadi.. aku pun akan pergi" jawab Notch

"Begitu rupanya..." Jawab Helen

"Lebih baik kau juga cari tempat yang baru" ucap Notch

"Aku akan tetap disini" jawab Helen tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan

"Tapi kau akan sendiri disini" ucap Notch

"Tidak apa apa, akan ku jaga tempat ini" jawab Helen

"Kenapa? Untuk apa?" Tanya Notch dengan nada bimbang

"Bagaimana kalau suatu saat Steve kembali? Aku tidak bisa meninggalkan tempat ini begitu saja" jawab Helen

"Tidak usah pedulikan aku... Kau hati hatilah di luar sana" ucap Helen meyakinkan Notch

Notch pergi dan Helena menatap makan Steve lalu masuk

"Bagitulah kesehariannya... Menunggu menunggu dan menunggu berharap kau untuk kembali, hingga dua puluh tahun kemudian dia meninggal dunia" ucap suara misterius

"Dua puluh tahun, aku sudah pergi selama itu, kenapa dia masih saja tetap menunggu!" Ucap Steve menahan tangisnya

"Hanya satulah yang bisa dipahami oleh seorang ibu" ucap suara misterius

Mereka berpindah di suatu tempat dan ada sebuah surat

Steve melihat surat itu dan membacanya

Untuk Steve... Ibu tidak tau Kapan dan apakah kau akan membaca tulisan ini atau tidak.. tapi ibu yakin bahwa kamu masih ada di luar sana dan suatu saat kamu pasti akan kembali, selama dua puluh tahun ini ibu berfikir... Apa mungkin jika lebih baik ibu melarangmu saja saat kau hendak pergi, tapi setelah ibu fikir ber ulang kali tidak mungkin ibu tega melarangmu waktu itu.. mengingat betapa antusiasnya kau saat meminta Notch memperbolehkanmu untuk ikut waktu itu, setelah puluhan kali kamu memohon kepadanya ibu ga pernah melihat kamu senyum selebar itu sebelumnya maaf ya nak... Sebenarnya ibu ingiin sekali menunggu mu hingga kamu pulang... tapi, hadiah dan surat ini akan menjadi yang terakhir kalau suatu saat nanti kamu pulang, ingat satu pesan ibu... jangan sampai apa yang terjadi sekarang menghentikan langkahmu, tetaplah maju dan jangan pernah berhenti menjelajah dunia luar sana lalu kalau bisa, jangan lupa pulang ya nak sesekali saja, kalau suatu saat kamu tersesat gunakanlah kompas itu untuk mencari jalan selamat ulang tahun, anakku Steve
-for Steve

Steve membaca itu dan perlahan lahan air mata membanjiri wajahnya.. kata kata yang sungguh ingin membuatnya menangis, sungguh ia tak ingin seperti ini, kenapa dunia sangat kejam dan ibunya rela menunggunya hanya untuk itu?

Sungguh sangat membuat hatinya tersentuh sekaligus sakit, ia tak bisa membedakan rasa sakit hati atau rasa hangat yang di tinggalkan ibunya, semua meluap dari dalam hati Steve

Tangisan tersebut sebagai pertanda hilangnya sang cahaya meninggalkan seorang yang memberi makna dalam hidupnya

Sungguh sangat menyentuh hati namun juga sangat membuat hati hancur saat membaca itu, satu kata yang hanya bisa Steve ucapkan

Terima kasih untuk semuanya ibu...

TBC
Yooww gimana red kali ini? Menyentuh atau membuat kau nangis? Sama aku jugha nangis sih awalnya pas baca sendiri tapi okelah aku lanjut nanti eps lima belas im coming!

9 Juni 2023

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top