BAB 4. Pelaku dan penghianat
[REVISI]
cek chap sebelumnya biar nyambung meskipun enggak
Misel langsung pergi karna malas ber urusan dengan urusan mereka
End of flashback-
Misel berjalan jalan di sekitar menemukan trio Kwek Kwek yang sedang duduk di meja makan
"Hey hey kalian ngapain rebutan cookies?" Heran si gadis speechless dengan kelakuan keduanya
"Oh Misel?" Ucap Samsul
"Yo sul" sapa Misel
"Kita lagi makan, tapi si PepPey ini mau rebut makananku!"
"Heh! Kau yang ngambil cookies ku ya! Kau sudah makan 3 dan sisanya buat ku saja!" Peppey tak mau kalah
"Huh, udahlah mending bagi dua aja udah" suruh Misel dan membelah keduanya dan menyumpalkan ke mulut Samsul dan PepPey.
"Nyam~" Samsul langsung puas begitupun dengan PepPey.
Misel melihat Marvel yang sedang berdiam diri pun mendatangi Marvel.
"Kenapa vel?" Sang empu (Marvel) yang merasa terpanggil langsung menoleh ke asal suara.
"Oh Misel tidak hanya saja..." Sang pemuda menatap arah lain
"Eh gimana kalau kita ke daerah ledakan itu?" Tawar pemuda surai dark brown tersebut membuat Samsul agak kaget begitupun Marvel.
"Tapi bukannya daerah itu di larang?" Tanya Marvel
"Ya kita pergi aja ke sana, ada yang mau aku cari tau, ayok!" Paksa PepPey
Mereka pergi bersama tanpa sadar sesuatu
'Aku selalu mengawasimu wahai nona manisku'
Ewh... Bau bau stalker Yach
"Kita ngapain sih" si surai Brown itu menatap ke arah sang saudaranya
"Bentar aku mau nyari sesuatu" ucap PepPey pasrah dengan sikap Samsul yang selalu meminta cepat cepat (tidak sabaran)
"Eh bentar" mereka langsung melirik ke sang empu (Misel)
"Kenapa sel?" Tanya Marvel mendekati Misel
Misel melihat Marvel dan berbisik pelan. Marvel agak kaget dan melihat kesana kemari.
"Eee sul pey kita pergi deh, takut ada yang liat soalnya nanti kita di tuduh aneh aneh lagi, yok" ajak Marvel lalu menarik tangan Samsul dan PepPey sedangkan Misel? Di tinggal
Misel lagi ada beberapa urusan sih
"Voichess gua ada urusan beberapa sama Ren, lu bisa buat gua jadi cuman bisa di liat Ren? Kalo udah bisa lu ilangin ingatan Ren?" Tanya sang gadis
[ Huh? Bisa sih itu hal gampang tapi kenapa ga lu lakuin sendiri? ]
"Adalah, gua mau balas dendam sedikit" senyuman licik yang terlihat menakutkan itu terukir jelas
[ Sumpah senyuman lu creepy banget ]
"Hehe... Drama akan di mulai sekarang, jadi sebelum selesai gua mau buat drama dulu." Ucap Misel
[ Hahh dasar gila ]
*Ctakkkk
Misel sudah sampai di depan kamar Ren, terlihat Ren yang masih bangun dan siap beraksi.
"Ketangkep lu brengs*k" batin Misel lalu menendang pintu
"E eh!? Misel kok kamu masuk kamarku tiba tiba?" Tanya Ren yang masih pura pura ga tau
"Dih sok ppgt banget nih ular berbisa"
"Gaada cuman gua ngira ini kamarnya PepPey" jawaban Misel berhasil membuat Ren tercengang.
"Kenapa kamu ngira ini kamar PepPey? Dan buat apa kamu ketemu PepPey?" Pertanyaan Ren membuat Misel menyeringai
"Eee- tadi dia bilang mau ngasih gua sesuatu, tapi di suruh ke kamarnya bentar" Sungguh manipulatif sekali kamu Misel
[ Anjir lu lebih manipulatif kebanding herobrine ]
"Guah gitu lochh"
[ Gw ga muji lu bege ]
"Ih jahat!"
"T tunggu!? B buat apa PepPey manggil kamu?" Ren terlihat tidak terima
"Ya ga tau, makanya ini aku mau ke kamar PepPey, siapa tau dia mau kasih aku bunga atau gimana gitu kan?" Emosi Ren terpancing dan langsung mengeluarkan pisau siap menusuk Misel
Tapi Misel sudah terlebih dahulu sadar kalau Ren mengeluarkan pisau, namun Misel membiarkannya.
"Kenapa Ren? Kok kamu natep aku begitu?" Tanya Misel ppgt.
"Kamu keliatan deket banget sama PepPey akhir akhir ini" ucap Ren yang sudah sadar kalau dari perjalanan Misel lah yang paling dekat dengan PepPey.
"Hmmn? Ya bisa di bilang ku rasa PepPey suka aku, keliatan dari cara dia natep aku" amarah Ren menarik dan menusuk Misel hal yang tidak misel duga sama sekali.
"Kau... Berani mengambil PepPey dariku akan ku buat kau menderita perlahan lahan" Ancam Ren.
"Ekhh.. L lu nusuk gua.." Misel menatap horor ke arah Ren dengan buliran air mata yang jatuh.
"H huh... A aku.." Tatapan Misel mampu membuat Ren membeku, tatapan ketakutan itu sama persis seperti tatapan nya pada seseorang.
"K kenapa Ren..." Suara terdengar sayu dan lirih. Ren tidak bisa berbicara, mulutnya terasa kelu, dan saat melihat darah keluar itu membuat Ren semakin membeku.
"Apa salah gua sama lu... Shhh- gua kira... Kita temen" ucap Misel sambil menangis.
"A aku... Aku ga sengaja Misel" Ren mencoba mendekati misel yang terduduk
"Ren..."
Panggilan itu membuat sang empu menoleh, ternyata itu adalah PepPey, Samsul, dan Marvel.
"Ren! KAU APAKAN MISEL HAH" bentak PepPey membuat Ren menangis
"A aku tidak sadar pey! D dia bilang kalau-"
Sebelum sempat Ren menyelesaikan ucapannya suara Marvel sudah mendahului perkataan Ren.
"MISEL SEKARAT! PEY PANGGIL RAJA GM!" Suruh Marvel dengan suara bergetar dan serak, terlihat Samsul yang menangis histeris
"I ini bukan salah gua..." Batin Ren. Ren menatap horor ke arah Misel yang tampak tersenyum sendu sambil memegang pipi Samsul.
"Ini bukan salahku! Ini bukan salahku!!... I ini salahku... Jika aku tidak menusuk Misel... S senyumnya sangat hangat, kenapa aku melakukan ini! Pantas saja PepPey sangat menyukai Misel!" Batin Ren yang sudah hancur balau
"INI SALAH LU REN!" Teriakan seseorang membuat Ren kaget
"AKHHH!!!-" Jerit Ren terbangun dari tidurnya
*Brakk!!!
Pintu di dobrak oleh seseorang
"Kenapa Ren!? Kenapa kau berteriak!?" Panik PepPey langsung memeluk Ren.
"P PepPey?" Ren memeluk erat PepPey.
"Kamu gapapa Ren?" Tanya Misel sambil mendekati Ren.
"M Misel.. Maafin aku jika aku ada salah sama kamu!" Sang empu (Misel) terkaget karna gadis di depannya (Ren) langsung meminta maaf.
"Hah? Kenapa kamu minta maaf? Aku ga kenapa napa Ren" si gadis mengelus punggung Ren.
"Maaf... Maaf"
"Hahh lu kenapa malah buat gua deket sama dia ngntd"
[ Tidak ramah bintang 1 ]
"Gausah main main ye, kenapa lu malah buat dia deket ma gua! Jsnsbanak"
[ Mana gw tempe gw kan tahu ]
"Gw serius voichess"
[ Gua juga serius gua ga tau apa apa ]
"Cih"
"Udah gapapa Ren" ucap PepPey Ren langsung tenang
"Ohh gitu kalian main bucin?" Ucap Samsul yang sedari tadi menjadi nyamuk bareng Marvel.
"Hehe, maaf sul" ucap PepPey.
[Ngeselin njim gua bersin ga jadi jadi Mulu 😭🖕🏻]
-lupakan yang di atas cuman sekedar iklan
"Yasudah gua mau keluar Ren, lepas dulu ya?" Pinta si gadis surai caramel itu pada Ren.
Ren mengangguk dan melepas pelukannya pada Misel tapi masih memegang tangan Misel
"Kenapa Ren?"
Ren menggeleng dan melepaskan genggaman tangannya pada Misel.
"Ga, gapapa kok sel, yaudah aku lanjut tidur ya" si gadis lalu kembali ke tempat tidurnya Misel Marvel, PepPey, dan Samsul, keluar kamar Ren.
"PepPey" panggil Ren.
"Kenapa Ren?"
"Emh, apa Misel bakalan setuju kalau dia ikut kita?"
"Kenapa tiba tiba nanya gitu?
"Engga, cuman aku udah ngerasa nyaman pas Misel Nerima aku jadi temannya."
"Entahlah, kita coba aja dulu" Ren tersenyum kepada PepPey
Malamnya
.
.
.
"Aduhh dimana sih?" Gumam seseorang dengan tampak agak kesal
"Lho? Pey?" Sang empu nama (PepPey) segera melirik ke arah pemilik suara ternyata adalah Marvel dan Misel
"O oh? Hai vel, sel, kalian ngapain?" Tanya PepPey tersenyum canggung
"Harusnya kita yang nanya lu ngapain?" Bukannya menjawab tapi Marvel malah membalikkan pertanyaan.
"Aaa, aku sedang melihat lihat tempat ledakan tadi. Dan baru saja datang" elak PepPey.
"Aneh? Lu emangnya bisa teleport pey?karna kalau elu di luar Dateng nya sedikit telat, kami dari tadi disuruh cek sekitar lorong dan di dekat sini dan kami ga liat lu naik" Marvel berusaha menguak
"Hah engga aku kekamar terus mau iseng-iseng cek lagi aja" PepPey keringat dingin yang padahal udah ketangkep basah
"Ukh, napa sih vel nyuruh kita berdua datang kesini? Mana ngantuk banget lagi" tanya Samsul ke Marvel dan Misely
"Sul, lu datang tepat waktu." Marvel tersenyum sinis
"Huh? Kenapa vel?"
"Kita udah nangkep pelakunya" Marvel menatap PepPey.
"Pelaku yang menyebabkan ledakan di kamar raja GM" lanjutnya
"Hah!? Siapa vel!?" Kaget Samsul.
"Di depan lu orangnya"
"Hah? Aku!? Ga mungkin lah"
"Iya, ga mungkin PepPey sih vel" elak Samsul.
"Kok ga mungkin?" Gadis itu menatap ke arah Samsul.
Ren sedikit bersembunyi di balik Samsul karna tatapan Misel sungguh membuatnya tidak enak hati.
"Iyakan sul! Gua dari tadi sama kalian kan! Gua dari tadi aja makan bareng Samsul" PepPey tersenyum karna Samsul ingin membelanya
"Iya, PepPey dari tadi bareng aku" jawab Samsul.
"Tadi PepPey ada keluar atau pamit gimana gitu?" Yang di tanya (Samsul) sempat berfikir
"Ada sih, ke toilet tapi cepet kok, ga sampe 10 menit" jawaban iy lantas membuat PepPey tersenyum tipis nan licik.
"Ga PepPey tetap pelakunya"
"Kok gitu!? Jarak ke kamar raja GM sama toilet kan jauh! Minimal 20(?) Menit baru sampe." Elak Samsul
"Sul, dalam waktu 3 menit pun bisa untuk melakukan peledakan itu."
"Kok bisa? Kan jaraknya jauh?" Bukan itu bukan Samsul melainkan Ren yang kali ini bertanya.
"Ini, dari tadi lu cari ini kan pey?" Tanya Marvel menunjukkan benang putih yang terlihat sedikit bekas Bakaran dan kertas.
"Hah kok bisa di elu?" PepPey tak percaya
"Udh gausah ngelak lagi pey lu udah ketangkep basah" ucap Marvel
"Gua tau semuanya, lu pasti ke toilet, dan lu langsung membakar benang ini, benang tipis yang menuju kamar raja GM dan tersambung pada bom."
"Dan tentu lu juga pasti kan adalah anak buah herobrinw, dengan semua bekas dan kebusukan lu..." Lanjutnya
"Wahh Marvel cocok jadi detektif"
[ Well gua setuju ]
"Jadi selama ini yang jadi dalang kamu PepPey" Ren membelalakkan matanya tak percaya.
"Haahh.. gausah pura pura gatau deh Ren" Marvel memutar bola matanya
"Maksudnya?" Tanya Ren bingung
"Dalang dari semua ini bukan cma PepPey aja tapi ada satu orang lagi."
" Itu elu Ren" ucap Marvel membuat Samsul refleks kaget
"Maksudnya aku kan sedang tidur jadi mana mungkin aku kan?" Ren mengelak dengan mencoba tersenyum
"Gausah ngelak Ren" ucap Misel dengan wajah penuh kecewa yang di tampakkan pada gadis itu (Ren)
"H hah!? Ga mungkin lah!?"
"Ga,bukan hanya itu, gua juga nemuin ini" Marvel memperlihatkan sebuah bulu berwarna hitam pekat.
"Bulu burung gagak? Apa hubungannya?" Tanya Ren, agak tidak masuk akal di pikiran Samsul Ren dan PepPey.
"Bulu hitam ini adalah bulu burung gagak, lagi pula mana mungkin ada burung gagak di musim ini! Dan di daerah olvia juga jarang ada gagal lewat! Sudah jelas."
"Aku sudah menemukan ini semenjak kau ikut dengan kami, jadi jelas kemampuan sihirmu... Bisa merubah dirimu menjadi apapun yang kau mau. Kau juga adalah anak buah Herobrine!" Lanjutnya
"Haha sepertinya kita sudah ketahuan ya pey" ujar Ren sembari tertawa kecil
Mata Samsul membulat sempurna, lalu sebuah bola api meledakkan semuanya
Misel kaget dan segera melindungi Samsul dan Marvel meskipun harus dirinya yang terpental.
*Booom!!
Ledakan itu menghancurkan lorong membuat kepulan asap.
Misel pov:
Aku ingat kejadian ini, segeralah aku beranjak bersiaga, dan was was.
"Sial, bentar lagi" pikirku sebelum ledakan itu melesat
Aku segera memeluk dua pemuda di sebelahku tapi...
Misel pov end:
Ren pov:
Aku terkejut melihat seseorang yang sangat ku kenal,meskipun baru beberapa hari.
"P pey..." Lirihku dengan cairann bening yang terus menerus jatuh dari kelopak mataku.
"Kenapa Ren!?" Panik PepPey lalu menangkup wajahku
Aku menangis dan menunjuk ke belakang PepPey, PepPey segera mengedarkan pandangan ke arah tanganku yang menunjuk belakangnya.
Ren pov end:
PepPey pov:
Asap dimana mana, hah ledakan yang ku buat tadi cukup dahsyat juga.
"P pey" suara yang ku kenal, suara Ren!? Suaranya seperti menangis dan sangat pilu!? Dia kenapa!?
Aku segera berbalik dan menangkup wajah Ren.
"Kenapa Ren!?" Tanyaku panik mengusap air mata Ren.
Ren menunjuk ke arah belakangku, aku agak kebingungan namun aku mengikuti arah yang di tunjuk oleh Ren.
Aku menatap nya dan melihat seseorang yang sangat aku kenal, dia suka membantuku walaupun kamu cuman 1 hari bertemu saat itu
Tapi kenapa harus pemandangan ini, kenapa rasanya sangat perih...
PepPey pov end:
"P pey.. lebih baik kita pergi" ucap Ren lalu menarik PepPey.
Ib: @SharonTan268
Peppey mengangguk dan pergi sembari menahan tangisnya
Samsul pov:
"Ukhh... H hah in ini dimana"
Aku melihat kesekitar mengedarkan pandanganku, ekhh berkabut sekali!
"Uhuk uhuk! Eghh... E eh darah!?" Pekik ku
Lalu aku melihat kesana kemari, tempat ini sangat berantakan
Oh iya aku ingat, PepPey baru saja berkhianat. Cih!
"Marvel! Misel!" Teriakku melihat kesana kemari
"Sam...sul" lirih seseorang entah kenapa terasa familiar.
Aku merasa kepalaku yang pusing tapi segera melihat sekitar.
"Marvel! Misel!!" Kali ini aku berteriak sedikit lebih nyaring
Tapi seketika nafasku berhenti berhembus, tubuhku mematung, bahkan aku tak bisa berkata kata...
Melihat seorang laki laki bersurai ungu luxury bagaikan ubi ungu itu sudah berlumuran darah. Tak lupa seorang gadis yang juga tak kalah mengenaskan.
"MARVEL MISEL!!!" Teriakku panik lalu segera berlari
"Vel!? Kau tak apa!?" Tanya ku pada adikku meski bukan adik kandung.
"M Misel.. " terlihat dia tidak bisa berkata kata, ku yakini Marvel sangat shock.
Tak hanya Marvel aku juga tak bisa berkata kata melihat kondisi gadis di depannya.
Kondisi dengan darah dimana mana, perut tertusuk kayu, bahkan badannya hampir semuanya tertimpa reruntuhan, yang keluar dari reruntuhan hanya bagian pinggang, kepala, dada,dan tangan kirinya.
"M Misel... K kau..."
Gadis ini masih sempat-sempat nya tersenyum dan terkekeh kecil, lalu mengelus pelan pipi ku sebelum tangannya jatuh
Sebelum menyentuh lantai aku menangkup tangan nya yang lumayan dingin ini.
Aku melihat ke arah Marvel, kakinya juga tertimpa reruntuhan.
"T TUNGGU DULU!? M MARVEL TENANG YA, AKU AKAN MENCARI BANTUAN!" Teriakku panik lalu berlari
.
.
.
Aku berlari melihat panglima mabros dan panglima firman tak lupa dengan genah.
"Genah! Panglima mabros! Panglima firman!!!" Teriakku
"Huh!?" Kaget mereka segera menoleh
"Samsul!? Kau kenapa!?" Panik genah segera membolak balikkan badanku yang penuh debu dan kepalaku yang penuh darah, juga bajuku yang terciprat darah, yah meski bukan darah ku.
"Gaada waktu! Marvel! Nyawa Marvel!!" Teriakku
Genah segera kaget
Lalu segeralah aku menuntunnya ke tempat ledakan tadi menemukan dua orang yang berbeda gender, yaitu Marvel dan Misel
Bukan keromantisan yang kami temui melainkan rasa sakit, Marvel terlihat memeluk Misel dengan menangis histeris.
Samsul pov end:
Marvel pov:
Ughh kepalaku sangat sakit.
Aku menoleh ke sekitar, ga, ga mungkin PepPey berkhianat! Ga mungkin!
Aku tidak bisa berfikir apa apa, akhh! K kakiku!?
Aku melihat dan
"A autch... Sakit" lirihku dan memegangi kakiku yang terjepit reruntuhan.
"M Marvel..." Suara yang sangat ku kenal
Aku segera mengedarkan pandanganku dan mendapati seorang gadis bersurai coklat caramel yang tertimpa reruntuhan dengan kondisi yang mengenaskan
"M- Misel..." Aku tak sanggup berkata kata, kondisinya benar benar serius
"Marvel! Misel!"
Suara ini!? S Samsul!
"Sam...sul" aku mencoba memanggilnya tapi tenggorokanku sangat sakit.
Aku takut di tuduh sudah melukai Misel! Apa yang harus aku lakukan!? Aku takut jika Samsul malah menuduhku dan memusuhiku...
"Marvel! Misel!!" Aku lihat Samsul mendekat tapi setelah melihat ke arahku ku dapati tubuh Samsul mematung.
Aku takut, apa yang harus aku lakukan! Disisi lain Misel sangat memerlukan bantuan! Ya tuhan... Apa yang harus ku lakukan...
Samsul segera berlari memelukku dan mengelus kepalaku, aku menangis, ku dapati tak bisa berhenti menangis.
Samsul segera menghampiri Misel setelah aku lebih tenang, dan Misel masih sempat sempatnya terkekeh saat berada di ambang kematian! Ini ga lucu!.
"T- TUNGGU DULU!? M- MARVEL TENANG YA, AKU AKAN MENCARI BANTUAN!" Teriak Samsul lalu pergi dari sana.
Tolong aku tidak bisa begini, aku mendekati Misel lalu mendekap nya. Ugh... Sangat dingin...
.
.
.
Tak lama Samsul datang membawa genah panglima firman dan panglima mabros.
Syukurlah, aku bisa lebih tenang sekarang...
Marvel pov end:
Firman pov:
Aku, genah, dan mabros sedang mengobrol sebelum datanglah Samsul berteriak.
"Genah! Panglima mabros! Panglima firman!" Teriaknya sambil berlari tergesa gesa.
"Huh!?" Kaget kami secara spontan.
Aku agak heran kenapa tubuhnya penuh debu, cipratan darah, juga beberapa luka luka lain di sekitar tubuhnya, bajunya juga sedikit sobek.
"Samsul!? Kau kenapa!?" Genah segera membolak balikan Samsul untuk mengecek keadaan Samsul.
"Gaada waktu! Marvel! Nyawa Marvel!" Samsul berteriak membuat kami kaget dan segera menarik aku ke tempat ledakan di kamar raja GM tadi siang.
Aku terkaget mendapati dua orang satu tertimpa reruntuhan dan satunya terjepit reruntuhan, mengenaskan... SANGAT MENGENASKAN!?
Aku terdiam dan segera membantu mengeluarkan anak gadis yang biasa di panggil Misel ini agar keluar dari reruntuhan.
Firman pov end:
Beberapa waktu kemudian
.
.
.
"Ugh... A aku dimana..." Lirih seorang pemuda bersurai luxury itu
"Owh ini di tempat pemulihan dan kalian di bawa dari lorong ledakan" R. GM segera menjawab pertanyaan Marvel.
"T- tunggu dimana Samsul?" Marvel segera mencari cari kesana kemari
"Samsul sedang tidur di dekat kasur milikmu" R. GM duduk diam sembari meminum teh nyam
"Oh iya!? Peppey!" Kali ini ucapan Marvel sanggup membuat R. GM hampir tak bisa menjawab.
"Hahh, Samsul sudah memberi tau semua yang terjadi" jelas R. GM
"L lalu, Misel?" Tanya Marvel
Benar benar, kali ini R. GM tak bisa menjawab pertanyaan Marvel, bahkan Marvel sendiri sampai ingat kejadian tadi malam.
"G- ga... Misel ga boleh..." Lirih Marvel"
"Hahh.. percuma anak muda, Misel su-"
Seketika
*Brakkk!!!!
"Hahh! Hahh... M Marvel... Gimana keadaan Marvel!" Teriak seseorang membuat satu ruangan gempar
"M- Misel..." Lirih nya lalu menangis sembari memeluk Misel
"Vel? Are you okay?" Suara yang terdengar sangat amat lembut dan mengusap pelan kepala Marvel.
[Fyi (for you information): umur misel auth ganti jadi 16 taon!!]
"H- hump..." Marvel mengangguk
"Samsul mana?" Tanya Misel melihat kesana kemari.
"Dia sedang tidur" Marvel menunjuk kasur sebelahnya.
"Hahh, syukurlah" Misel menghela nafas pelan lalu mendekat ke arah Samsul dan mengelus kepala Samsul.
"Samsul pasti capek karna kemarin, ayo Marvel istirahat juga." Tawar Misel tersenyum hangat.
"M- Misel..." Lirih Marvel tersenyum
"PepPey ga mungkin hianatin kita kan?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Marvel yang sedang merebahkan kepalanya di pangkuan Misel.
"Kau masih percaya sama kampret itu?"
"Ga mungkin! Pasti Ren yang udah menghasul PepPey!" Jawab Marvel
"Vel! Sadar! Peppey itu udah buta gar gara cinta! Percuma lu ngomong sama dia!"
"Tapi ga mungkin juga PepPey tiba tiba begitu tanpa penyebab!"
"Ini semua salah-"
"KALIAN BERDUA!. Ini... Ini bukan salah siapa siapa!!" Teriak genah membuat keduanya terdiam
"Ini salahku, salahku karna tidak becus menjaga kalian."
"Andai saja aku lebih baik dalam menjaga bahagia, mungkin kalian akan mendapatkan kehidupan yang layak"
"Aku minta maaf..."
"Ini bukan salah mu genah..." Misel menepuk pundak genah lalu mengelus nya.
"Ini bukan salah siapa siapa, kita hanya bisa diam dan tenang, ini minumlah kalian aku membuat teh"
Ternyata dari tadi Misel pergi tanpa bilang dan memberikan teko teh, dengan 4 cangkir berisi teh dengan beberapa nektar dan sari bunga.
"Silahkan di minum untuk menjernihkan pikiran kalian"
Lalu Misel memberikan perasaan lemon membuat teh itu memiliki rasa segar dan manis secara bersamaan.
Ibaratkan lemon tea yak -Author
Jangan perdulikan
Mereka lumayan tenang dan menikmati teh buatan Misel.
"Ketenangan ini... Sudah lama aku tidak merasakannya"
[ Oh iya, lu kan sibuk sama masalah lu sampai ga bisa tenang dan santai kayak gini ]
"Ya begitulah, senang rasanya bisa tenang begini, iyakan voichess?"
[ Ya gua setuju sama lu ]
Besok
.
.
.
"Huh! Pak tua itu menyuruh kita cepat cepat tapi dia sendiri lambat!" Sarkas Samsul.
"Tenanglah, mungkin sebentar lagi dia sampai" genah menepuk pelan kepala Samsul agar tenang
"Maaf aku terlambat" datanglah R. GM dengan kudanya
"Apa!? Kamu pakai kuda! Curang banget, masa kita jalan kaki!" Tak terima Samsul.
"Aku tidak punya kuda lagi untuk kalian" R. GM menyangkal
"Itu tadi literly kebohongan yang HQQ" sarkas Misel. Lalu Misel menatap ke arah kandang kuda yang sangat jelas masih ada 3/4 kuda disana.
"Benar benar kebohongan yang HQQ" kali ini Misel menepuk keningnya menghela nafas gausar.
"Aku sudah tua, dan aku tidak sanggup untuk melakukan perjalanan jauh seperti itu" ucap R. GM
"Ya ya, biarkanlah si tua itu, kita memang harus segera pergi." Ucap Misel lalu menggandeng Samsul membuat Samsul kaget karna tiba tiba di gendong.
Mereka sampai lebih cepat dari perkiraan. Karna tidak ada istirahat dan karna Misel menggendong Samsul terus menerus membuat Samsul sedikit merasa bersalah.
Tapi saat sampai kapal nya tetap saja terbakar.
"Eh... LAH!? KAPAL KAN DI AIR TAPI KENAPA TETEP KEBAKAR! LOGIKA MACAM APA!?" Teriak Misel tak karuan dengan kagetnya.
[ Ye kan elu udah tau monyet! ]
"Tetep aja di luar Nurul Bambang!"
"Bagaimana bisa!?"
"Hey kalian! Cepatlah naik kapal!" Ucap seorang pemuda dengan satu lelaki dan dia perempuan di belakangnya.
"G- gizan!" Teriak refleks Marvel.
"Ya! Dan cepatlah naik!" Suruh gizan.
"Kenapa kau bisa disini? Dan siapa dua orang wanita itu?" Marvel tampak terheran
"Dia adalah Miichan dan Ara" ucap gizan.
"Halo" sapa Ara.
"Aku bertemu mereka saat sedang dalam perjalanan, dan karna mereka juga petualang yang tak tau arah, aku membawa mereka ikut denganku" penjelasan itu refleks membuat Misel memandang datar ke arah gizan
"Mau ngeharem lu bg?" Sarkas dan gerutu Misel dalam hati
[ Yang sabar liang kubur nya lebar ]
"Gua sabar kok"
Di Elhims
.
.
.
"Harusnya sekarang sudah lebih baik" R. GM segera masuk dan mendapati pertarungan seekor i- //plakk di tampar fans ayon, ekhm! Pertarungan seseorang dengan Herobrine
"Itu dia! Penguasa lautan! AYON!" Teriak R. GM menunjuk R. Ayon
"Dia melawan Herobrine berarti ada kemungkinan!? Dia mengincar baru sapphire!" Panik R. GM
"Segeralah Misel berlari
Mereka kaget karna Misel berlari cukup kencang dan menerjang Herobrine
"MATI KAU BRENGSEKK!!!!"
Seketika R. Ayon dan Herobrine terkaget lalu menghindar.
Misel tampak tak perduli dengan peringatan R. GM agar jangan gegabah.
[ Bego! Lu bisa aja rusak alurnya anjing! ]
"Gua ga perduli sudah!" Tolak Misel
Lalu dengan sigap Misel ngambil sebuah triden eh, trisula? Apapun itu pokoknya! Lalu melemparnya ke arah Herobrine, itu membuat Herobrine tertusuk.
"Akhh!" Jerit Misel dan segera muntah darah.
Darah juga mengalir di mulut Misel
[ Gua udah bilang jangan rubah alurnya,n konsekuensinya bisa buat lu mati! ]
Tak mengabaikan peringatan voichess Misel segera menerjang kembali Herobrone
"Uhuk- eghh-"
"Kau sangat malang rubah kecil" ucap Herobrine mengelus pipi Misel yang terkena sayatan kecil.
Misel yang terjerat hanya bisa merintih.
[ Betapa tololnya ]
"S sialan..." Pikirnya lalu segera memberontak dan menendang kepala Herobrine.
"Hahhh .. hahh... Hahh..." Deru nafas yang tak beraturan dari sang empu (Misel) mampu membuat siapapun sadar kalau Misel kelelahan.
"Eghh-" rintih Misel sembari memegang perutnya.
"L lukaku terbuka lagi sialan"
"Hahaha, anak yang sungguh malang" Herobrine tertawa lalu mendekat sebelum di tebas Misel.
"Minggir sebelum gua tebas kepala lu dan gua cabik cabik daging lu hingga akar-akarnya" penuh tekanan, bahkan seakan- akan tidak ada yang tidak tunduk kepada Misel.
"Huh? Memangnya kau bisa apa gadis kecil?" Herobrine berani sekali menantang Misel.
"Gadis kecil? Mari kita lihat apa yang akan gadis kecil ini lakukan" kini semua ketakutan dan menjauh dari area herobrine dan Misel.
Lingkaran sihir muncul di sekitar Misel dan Herobrine, segeralah Misel menarik sebuah sabit yang terbuat dari sihir
"Sihir itu, mirip sihir Herobrine!" Pekik genah.
Biar ku tunjukkan, sihir yang sebenarnya kepadamu!!" Teriak Misel lalu mengeluarkan sihir dahsyat membuat siapapun akan ketakutan namun juga kagum(a) akan sihirnya.
"G- gadis ini!?" Panik Herobrine
Sedikit lagi Misel bisa mengalahkan Herobeine jika saja herobrine tidak kabur
"Sedikit lagi aku mampu mengalahkannya!" Kesal Misel.
Misel melihat kesana kemari mendapati Marvel yang terduduk terdiam, tapi seketika pandangan yang di lihat Misel berputar.
"A apa..."
Misel pov:
Aku melihat si Herobrine kabur dengan PepPey dan Ren, cih! Sialan.
Aku mengedarkan pandanganku menemukan Marvel dan Samsul yang sedang di ceramahi habis habisan oleh genah, haha lucu.
"A apa" pikirku merasakan kepalaku yang sakit dan penglihatan ku berputar
"Ga, ga boleh tumbang!"
"V- voichess! G- gua kenapa!"
[ Gua udah bilang efek sampingnya bakalan bahaya ]
"E-fek... Samping?"
[ Efek sampingnya lu bisa aja mati, untung aja ini masih ringan, mungkin lu bakalan muntah darah doang ]
"Doang lu bilang!?"
[ Ya mau gimana lagi? Lu sendiri yang ga dengerin peringatan gua? ]
"S- sialan!"
Akhh ga berguna ga berguna! Apa yang harus gua lakuin biar mereka ga khawatir!?
O- oh! Kabur ke spadia!.
"AHKKK!!"
S sialan! Aku kenapa harus muntah!? Ga, ga bisa begini!?
"MISEL!!!"
Sialan, aku.. malah membuat mereka... Semakin khawatir...
Misel pov end:
Marvel pov:
Aku melihat Misel yang tersenyum dan sedikit melambai, aku juga tersenyum
Tapi seketika Misel melamun
Aku seketika melihat Misel muntah darah, dan dia mulai menutup mulutnya juga memegangi kepalanya, kenapa!? Dia kenapa!?
"MISEL!!" Teriakku menggelegar membuat semua perhatian teralih ke arahku yang berlari menghampiri Misel.
Aku segera memangku Misel yang pingsan, oh astaga, apa lagi ini!
"Marvel!? Misel gapapa kan!" Panik Samsul bertanya ke arahku
Marvel pov end:
"Marvel!? Misel gapapa kan!"
"Ga sul! Misel ini jelas jelas muntah darah!"
"Bocah ini... Sihirnya sangat dahsyat" R. Ayon bergumam sambil menatap Misel yang pingsan.
Segeralah Misel di bawa ke ruang pengobatan karna kehabisan energi sihir dan mereka yang lanjut rapat
Beberapa saat kemudian
.
.
.
"Eghh-" Misel membuka matanya
Yang pertama ia lihat adalah panglima bersurai putih bagaikan silver, dengan mata berwarna soft blue, juga cardigan berwarna hitam pekat.
"S siapa? Dan kenapa gua disini?" Tanya Misel padahal udah tau jawabannya
[ Tolol! Dongo! Goblok! Bangsat! Bego! Gaada otak! Brengsek! Bajingan! Ngnt** kon-**! Anj-*! Otak lu di taruh dimana sih? Gua khawatir parah bangs**! ]
Banyak lagi cacian dan makian yang di dapat Misel dari voichess.
"Ah, salam kenal aku kaguma panglima di Elhims"
"Ini dimana?" Pertanyaan itu berhasil lolos dari mulut Misel.
"Ruang penyembuhan kerajaan Elhims, ada pertanyaan lain?"
"Gaada"
"Oke, kalau ada apa apa panggil saja aku akan membantu" lalu kaguma berdiri dan pergi
Tapi ia berhenti di depan pintu dan bertanya pada Misel.
"Namamu?"
"Misely, panggil saja Misel"
"Ya baiklah" ucap kaguma lalu pergi.
"Kalau udah lama berarti rapatnya juga berhenti kan?" Batin Misel berfikir namun ia abaikan dalam beberapa detik.
"Gas cabut kaburr~"
[ Gblk, bego, tll, bgst, ngnt**, knt**, bab*, anj-**, as* jangan kabur lah begok! Brngsk ]
"Jahat banget kata kata lu voichess..." Cemberut sang empu yang di caci maki (Misel)
[ B*d kn**L, lu jangan buat masalah lagi beg*, balik ke kasur ga lu! ]
"Ga!"
[ Balik atau gua paksa! ]
"Emang dari tadi lu udah maksa!"
Seketika ada seseorang yang menerjang Misel membuat Misel terjatuh dari kasurnya.
"Ku bilang kembali ke kasurmu..."
"V voichess!? HEEEE!!!!!" Teriakan Misel menggelegar
"E eh... Hee... T turun dongg" pinta Misel yang sudah memerah sempurna
"Lu turuti kemauan gua gua turutin kemauan elu"
"O oke oke!"
"Good girl"
*Pat Pat
Yang benar saja!? Di Pat Pat sama voichess!? Mana bentukan voichess ganteng lagi!?.
"Bisa gila gua!" Batin Misel menjerit.
"Yasudah gua pergi dulu, babay"
Segeralah voichess pergi
"Voichess anjing!" Maki nya (Misel) lalu menutup dirinya dengan selimut.
TBC
Setuju ga kalau Misel sama voichess aja? Atau tetep sama Rafel?
Of course Rafel! -Author
Oke gajadi sama Rafel aja. -Starla
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top