🌹03

[Use earphone to better experience]

┌─────────────────┐ .

Ting!🔔
1 pesan belum terbaca!
'''From ↳'''
Dazai-kun💕✨

└─────────────────┘

[Name] terlihat tak berselera untuk membaca pesan itu. Membaca nama di ponselnya saja sangat berat baginya.

Rasanya ada yang lepas, namun masih ingin ia simpan.

"Aku lupa menghapus nomer ini" ucap [Name] pelan. Namun, saat [Name] ingin menghapus nomernya, ia tak sengaja menekan nontifikasi pesan dari Dazai.

Awalnya, ia ingin cepat menghapus pesan itu. Tapi, sesuatu menghalanginya.

Tiba - tiba ada seseorang mengetuk pintu apartemen nya.

"[Name]-san? Ini rumah [Name]-san kan? [Name]-san dirumah?"

"Ya, tunggu sebentar. Aku akan segera keluar"

Dengan cepat [Name] menyabet hoodie yang tergantung di pintunya. Lalu mengambil masker dilemari. Dan mengambil topi di kasurnya.

Se-praktis itu untuk menutupi matanya yang sembab. Namun, disini kita sadar 1 hal. Ruangan[Name] Berantakan.

"Ya? Aku sendiri" [Name] membuka pintunya.

"Ada paket untukmu, tapi aku tidak bisa membawa paketnya ke atas. Kamu harus ikut kebawah" ucap pengantar barang tersebut, lalu meminta [Name] jalan lebih dulu.

Dalam hati ia curiga kenapa pengantar barang tersebut tidak bisa membawa barangnya ke apartemennya, tapi rasa penasaran membuat ia turun juga.

"ini paketmu" lalu pengantar paket itu tiba - tiba menghilang digantikan sebuah mobil mewah berwarna putih yang terlihat baru.

[Name] tahu sesuatu. Ini adalah mobil yang ia pilih dulu saat sedang jalan - jalan bersama Dazai.

ini darimu yah? name tersenyum licik.

Lalu, pengantar paket itu memberikan sebuah kunci mobil dengan sepucuk surat diatasnya.

[Name] berfikir ia akan mengembalikan kunci mobil ini ke kediaman Osamu jadi, ia mengambil kunci mobil itu dengan tatapan tertajam yang pernah ada.

Hanya saja, matanya yang tajam tidak terlihat oleh pengantar paket karena tertutup topi.

Sayang sekali, pengantar topi itu lebih tinggi dari [Name] . Jika lebih pendek, ia akan disuguhi tatapan ala - ala cewek pms.

Name membaca surat yang ada bersama kunci mobil itu.

Saat membacanya, [Name] kaget dan menjatuhkan kunci mobilnya.

Oha, Name-chan! Aku yakin kamu membaca surat ini. Naluri penasaranmu sangat kuat ya~
Oh, naluriku juga kuat kok.
Aku hanya ingin bilang, tetap jaga kesehatan! Jangan lupa mandi 2 kali sehari, aku yakin kamu selalu mandi saat akan pergi bersamaku saja kan? Jangan terlalu banyak minum - minuman manis, karena itu akan membuatmu gagal diet. Ha~ aku lupa kau maniac makanan manis~.
Jangan lupa minum air hangat saat datang bulan, jangan lupa minum minuman herbal juga yah~

Dan.. Satu lagi. Hm.. Mungkin yang ini cukup berat untuk kutulis.

Jangan lupa.. Temukan lelaki yang baik, lebih baik dariku. Jangan lupakan janji kita untuk terus bahagia. Walau aku tidak ada di sampingmu, aku selalu ada di hatimu.

Aku akan pergi hari ini, sesuai kehendakmu lho [Name]~

Dari Dazai-maaf. Dari pecundang yang gagal menjaga hati gadisnya.

"Da-Dazai-kun akan pergi?"

[Name] terkejut setengah mati saat membaca surat itu. Ia segera merogoh sakunya. Sial, dia tidak membawa ponselnya.

[Name] berlari dengan kaki kecilnya ke apartemennya yang terletak di lantai 2. Ia bahkan hampir jatuh saat menaiki tangga karena lift nya penuh.

Saat Sampai dikamarnya, ia segera mengambil ponselnya dan mencari nama Dazai.

Ia segera menelepon Dazai, tapi tidak ada jawaban.

Tanpa fikir panjang, Name turun kebawah lagi dan mengendarai mobil yang Dazai berikan untuknya.

1 hal yang harus kamu ketahui disini, perasaan wanita mudah sekali berubah. Ia mungkin kasar, tapi itu hanya sesaat. Dia akan sangat - sangat menyesal saat sesuatu yang berharga baginya pergi.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

"Maaf, nomor yg ada tuju tida-"

Tut.

"Agh! Dazai.. Dazai-kun! angkatlah!"

"Maaf, no-"

Tut.

"Halah, sialan!"

Perjalanan yg cukup mengerikan, [Name] melajukan mobilnya secepat mungkin berharap yg dituju menunggunya.

Dengan air mata yg terjun jatuh membasahi pipinya, ia mengendarai penuh dengan perasaan yg campur aduk.

🌹

Akhirnya, ia sampai pada bandar udara di kota Yokohama. Memakirkannya, lalu berlari secepat sisa tenaganya mencari insan yg dicintanya.

Mencari ke seluruh sudut dari bandara tersebut, menyimak satu-persatu orang yg ada di sana.

"[Name]-chan?"

"Dazai!" berbarengan dengan memutar balik badannya.

Ah, sial. Ternyata hanya ilusi semata.

Sedikit putus asa, namun [Name] bersikukuh mencari Dazai kekasihnya, agar berbaikan dan malah ikut lari bersama.

Yah, walaupun hanya harapan kecil di dalam hatinya.

Di tengah ia mencari, ia seperti tak asing melihat seseorang. Ya, mungkin dia Dazai.

Dengan senang, [Name] berlari menghampiri dan menyapanya, "Dazai-"

Orang yg dipanggil Dazai tersebut berbalik dan tersenyum manis seakan nostalgia pada seluruh kenangan manis bersamanya.

"Ya? Siapa ya?"

Ah, wajahnya berubah, [Name] kembali halusinasi. Orang tersebut bukanlah Dazai melainkan seseorang yg hanya mirip sepertinya.

"Ah, maaf maaf, aku salah orang" Berbalik, dan berlari karna malu.

Oh iya! Dia ingat, Dazai pernah mengirimkan foto tiket nya yg memperlihatkan tujuan dan pesawat yg ia tunggangi.

Terpikirlah ide untuk melihat tabel penerbangan pesawat yg sama dengan Dazai.

Ah, ternyata sudah 2 jam yg lalu Dazai pergi terbang dan meninggalkan kota ini.

[Name] sungguh putus asa, sekarang dia benar-benar lelah. Ia menyerah, kembali ke parkiran dan masuk ke mobil dengan wajah yg muram juga aura yg gelap.

Duduk di kursi pengemudi, lalu menghela nafas berat.

Ingin nangis rasanya, ia tak terpikir apapun selain Dazai, Dazai, Dazai dan Dazai.

Hatinya masih tak begitu rela mengikhlaskannya pergi.

Momen-momen manis bersamanya mulai berputar kembali. Mulai dari Dazai yg bertingkah lucu, mengajaknya bunuh diri bareng, serta kejahilannya pada [Name].

Hal itu bukan membuat ia senang, melainkan menambah rasa sakit di hatinya. [Name] menangis sejadi-jadinya, merasakan sesal yg perih, tak sangka akan berpisah seperti ini.

"Dazai... Dazai-kun.." panggilnya di tengah tangisnya yg begitu mericuh.

[Name] menangis diiringi lagu dari radio dengan lirik yg sama dengan keadaannya sekarang.

Dengan asa yg hilang, [Name] membawa pulang jiwa raga nya dengan mobil pemberian terakhir sang kekasihnya Dazai.

Di perjalanan dengan tangis [Name], tak sengaja ia lihat secarik kertas yg terlipat di atas sun visor sebelah kaca spion tengah mobil.

Hai kesayanganku [Name] :)

"

Dazai.. Padahal.. Pada saat terakhir pun kau masih menyayangiku"

Kau suka mobilnya?
Aku ingin kau memakainya dan menjemput ku.


"Aku.. sudah mencarimu!"

Mengenai kejadian itu, aku minta maaf.
aku bahkan tak tahu-menahu tentangnya yg langsung datang ke kamarku dan menggodaku!

Salahku juga saat itu tak langsung memberi penjelasan padamu.. Bahwa aku telah dijodohkan olehnya.

Ah, tentang surat tanda tangan itu aku tak menanda-tanganinya sama sekali! Bahkan surat itu pun ku robek kau tahu!

Karna aku masih mencintaimu, [Name]...

"Jangan.."

Tapi, ya sudahlah.

"Jangan katakan itu.."

Selamat menempuh hidup barumu, kasih.

Kekasih tersayangmu, Dazai.

"Maafkan aku, maafkan aku Dazai.. aku sungguh egois" [Name] kembali menangis kencang. Kini salah pahamnya terjawab.

Aku pikir, Dazai-lah yg tak pantas ku sesali.

Namun ternyata, yg bajingan sebenarnya adalah aku yg tak pernah memikirkan perasaannya.

Seharusnya aku beruntung mendapatmu. Tapi dengan bodohnya aku membuangmu seakan sampah..

Dazai.. Aku sadar betapa pentingnya dirimu pada hidupku.

"Ck! Sial... Harusnya ku dengar dulu penjelasannya.."

"[Name] bodoh! bodoh!!!"

[Name] mengganti saluran radio dan mencari lagu yg akan menghiburnya untuk saat ini.

Namun, tak sengaja ia mendapati sebuah berita heboh di saluran radio nya tersebut. "Telah diberitakan pesawat XXX dengan kode XXX dari kota Yokohama telah mengalami kecelakaan dan terjatuh ke dalam lautan.

Belum diketahui pasti korban yg ada di dalam awak kabin......"

Sontak membuat [Name] kaget, ia langsung membuka ponselnya dan mencari ruang chat dirinya dan Dazai.

menyamakan kode pesawat dan tipe pesawatnya. Ternyata sama.

Jelas hal itu membuat [Name] menangis kembali, membuat fokusnya pada mengemudi buyar.


Karna itu, [Name] tak memperhatikan jalanan yg ia tak sadari bahwa sudah berada di arah yg berlawanan.

[Name] baru menyadari ketika sebuah truk besar yg sedang melaju cepat dan mobilnya yg juga memasuki kecepatan tinggi saling menabrak kepala.

[Name] terpental jauh di belakang truk tersebut.

"Da-.... zai......" sepenggal kata terakhir dari [Name] sebelum akhirnya matanya tertutup dan tak tahu apakah ia akan selamat atau tidak.

🥀

Pusing. Mataku buram.. dimana ini? [Name]? kaukah itu?

END.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top