୨⎯ Persimpangan Hati ⎯୧

Terlalu lama terbelit dalam lubang keputusasaan membuat Nathy terkadang berhalusinasi tentang hal yang sebenarnya tidak terjadi di dunia nyata. Hanya ilusi, yang membawanya pada suatu yang kita sebut sebagai, 'malapetaka'.

Gluttony — Persimpangan hati
[@Deruu RioTa; Deadly 7 Inside Me]
Oleh Nathxliee — Warn! Cringe

Tenggelam dalam sebuah lubang gelap keputusasaan, tanpa ada yang berani dan berniat baik untuk menolongnya. Dirinya benar-benar sudah tidak tertolong seperti manusia gila tanpa akal sehari-hari di kamar sempitnya.

Keluarga yang telah meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata, saudara saudarinya yang seperti bajingan laknat dan kesepian mendalam yang melanda tubuh mungilnya. Menggerogoti semua kewarasan yang tersisa di dalam tubuh mungil tanpa kekuatan itu.

Sehari-hari hanya bisa menggigil kedinginan dipojokkan dengan pikirannya yang sangat kalut, terpuruk begitu dalam.

Namun, Nathy tak menyangka bahwa pada titik ini, ia dapat menghalau dan berenang menjauhi lubang keputusasaan miliknya. Itu semua berkat dirinya, Gluttony. Pemuda yang menolongnya dengan berbagai macam cara, termasuk makanan dan sebagainya.

Melakukannya dengan rakus dan membuat tawa lelucon miliknya tanpa memikirkan apapun sehingga Nathy dapat melewati masa-masa terpuruknya.

Nathy tak butuh apapun untuk menyembuhkan dirinya dari kedalaman lubang gelap tak berujung.

Hanya hal sekecil kebahagiaan yang dapat menyembuhkan dirinya. Hanya setitik perhatian dan ketulusan yang bisa membantunya. Begitulah hasil pemikiran milik Nathy untuk sekarang.

Dan itu karena Gluttony.

⨴ ⨵

Pagi-pagi, Nathy sudah disibukkan dengan berbagai kepentingan perempuan. Berdandan dan memilih-milih pakaian yang bagus. Sebab, seperti janji Gluttony yang Nathy ingat terakhir kali, hari ini mereka akan bertemu di salah satu restoran yang cukup ternama di kalangan masyarakat kota tempat ia menetap.

Karena hari-hari Nathy yang dulunya di habiskan tanpa ragu di dalam kamar lembabnya, tak pernah sekalipun ia menginjakkan kaki melangkah keluar dengan janji yang tak pernah ia dapat, dari lawan jenis.

Tubuh yang kaku, keringat dingin. Entah mengapa Nathy sedikit berdebar-debar dengan apa yang akan datang pada hari ini. Setelah menenangkan diri sejenak, Nathy langsung memantapkan langkahnya untuk keluar dari zona nyaman dan bergegas untuk menemui sang penyelamat hidup milik Nathy, Gluttony!

Tanpa sadar, ia sebenarnya tidak benar-benar sembuh dari penyakit putus asanya.

⨴ ⨵

Restoran yang cukup ternama di kalangan masyarakat kota itu seperti biasa terlihat ramai. Banyak manusia saling serobotan mengambil meja yang baru saja kosong dan teriak-teriakan ingin memesan makanan yang sangat memenuhi satu ruangan.

Dengan canggung Nathy perlahan memasuki ruangan restoran yang ramai, melihat kesana dan kemari untuk mencari eksistensi milik Gluttony. Rasa gugup melanda benaknya dengan brutal.

Dimanakah Gluttony?

Dari ujung ke ujung setiap netra memandang Nathy tak dapat menemukan eksistensi dari sang kerakusan, Gluttony. Masih dalam pemikirannya yang naif, Nathy berpikir bahwa Gluttony mungkin saja terlambat sedikit karena suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan olehnya.

Tidak bermaksud untuk menghalangi jalan masuk restoran, Nathy-pun cepat menepi kala manusia-manusia di belakangnya sudah berteriak mengumpat karena Nathy sedikit menutupi pintu masuk restoran. Memilih menepi dan mencari-cari bangku yang masih kosong.

Namun nihil, waktu pagi yang sudah hampir menyentuh jam siang ini membuat restoran rame bukan main. Tidak ada satupun tempat kosong untuk Nathy duduk barang sejenak seraya menunggu.

"Nak, kau ingin duduk ya? Keluarga bapak udah selesai nih, silahkan duduk."

Seorang bapak-bapak beserta keluarganya yang tak jauh dari tempat Nathy berdiri kaku, menawarkan tempat duduknya yang lumayan lebar karena sudah selesai dengan urusan perut yang telah di isi. Mempersilahkan Nathy untuk duduk yang sedari tadi seperti orang linglung tanpa ada yang menuntun.

"A— Terimakasih banyak, pak!" ucap Nathy, lalu tangannya berusaha meraih salah satu kursi untuk dirinya yang ingin segera duduk dan menunggu Gluttony.

Tap!

Namun, belum lama ia ingin menempelkan bokongnya di kursi, sebuah tangan yang cukup kekar mengerikan menghentikan pergerakan tubuhnya.

"Maaf saja ya, kami duluan yang sudah melirik meja ini!" katanya dengan wajah yang tidak enak di pandang.

Dua pemuda dan satu perempuan berambut ungu yang tampak terlihat sangat malas dengan ini semua.

Atensi netra Nathy yang teralih dari masalah kursi berpindah pada seseorang di belakang pemuda yang sedang mencoba mengklaim sebuah tempat duduk di restoran tersebut.

Dengan masker khasnya, itulah Gluttony yang Nathy sedari tunggu!

Mengabaikan sang pemuda pengklaim kursi, Nathy segera meraih tangan Gluttony, "K-kau Gluttony 'kan? Aku sudah menunggumu sejak tadi, syukurlah kamu benar-benar datang!"

Nathy sedikit merasakan perasaan gugup tiada henti, senyuman manis yang tak dapat ditahan, berkeringat dingin berlebihan dan tubuh yang terasa lebih kaku daripada sebelumnya. Inilah dia, sang Kerakusan; Gluttony! Penyelamat hidupnya, yang mengisi dan membangkitkan gairah kehidupan milik Nathy yang sempat menghilang.

Namun, alih-alih membalas dengan senyuman dan sapaan ringan yang ceria seperti bayangan Nathy selama ini ketika mereka bertemu, dengan dingin Gluttony menepis tangan Nathy dengan kasar.

"Hah.... Dasar menjijikkan, keringatmu itu membuat jari jemariku ini ikut basah, kau tau?! Nafsu makanku langsung hilang, brengsek!"

Nada bicara yang keras dan terkesan merendahkan penuh dengan umpatan itu keluar dan terucap nyata dari bibir Gluttony.

Nathy bahkan terpaku dan meragukan pendengarannya. Apa benar di hadapannya ini adalah Gluttony sang dosa besar yang sempat menemani hari-hari suramnya beberapa hari yang lalu?

Gluttony yang ceria dan suka bercanda itu?

"Lagipula kau siapa, sih? Sok kenal banget, memangnya kita pernah bertemu, hah?!"

Nada bicara Gluttony yang semakin mengeras itu mengundang atensi dari para pelanggan yang sedang ramai-ramainya menjadi hening dan menaruh atensi mereka pada pertikaian yang mereka anggap seru kini.

"A-aku, aku Nathy, Gluttony. Kau pernah mendatangiku dan membawakan banyak makanan dan memberikanku semangat rasa lapar yang keren. Karena perhatian dan leluconmu waktu itu, aku merasa hidup kembali lagi. Kau lupa?"

Suara Nathy terdengar sedikit gemetar dan semakin mengecil, kedua matanya berkaca-kaca, ingin segera melepaskan buliran bening yang telah berada di pelupuk mata. Tidak mungkin Nathy salah ingat.

"Ada apa itu?"

"Sepertinya pertikaian antar kekasih?"

Bisik-bisik para pelanggan mulai terdengar oleh Nathy dan Gluttony beserta Wrath dan Sloth yang berada di kanan kiri sisi Gluttony.

"Ah, kau ya? Pantas aura keputusasaanmu itu sedikit membuatku mual-mual. Apa kau lupa, manusia pikun? Aku hanya memunculkan bibit benih kerakusan pada dirimu yang sudah sangat tenggelam jauh dalam hasutan roh despair! Itupun hanya iseng semata karena aku tidak suka roh bebas mendapatkan banyak point! Lalu, kenapa kau datang seolah aku dekat denganmu?" Gluttony berbicara begitu sinis, membuat Nathy semakin kebingungan.

"Tapi, bukankah kau pernah berbicara panjang lebar denganku? Kau bahkan memperkenalkan dirimu bahkan sampai mengunjungiku setiap hari... Apa kau lupa, Gluttony?"

"Mereka bahas apaan, sih? Mereka orang kuno yang baru datang di era modern ya?"

Buliran bening yang telah ia tahan tak cukup mampu untuk membendung derasnya air mata milik Nathy, belum lagi mendengar suara-suara mulut tajam dari pelanggan yang lain. Buliran bening itu segera turun tanpa henti dengan isakan yang membuat telinga Wrath kesal setengah mati.

"Hei, cepat urusi masalahmu ini! Sakit telingaku mendengar isakan cewek payah ini!" umpat Wrath yang pada akhirnya memilih duduk duluan bersama Sloth.

Gluttony mendengus sebal, ia cengkram pundak Nathy kuat-kuat hingga Nathy meringis kesakitan.

"Dengar ya, sepertinya karena terlalu putus asa otak sintingmu itu mengantarkanmu pada jalan halusinasi yang berlebihan mengenai diriku. Pergi dari sini sekarang atau aku hancurkan kamu berkeping-keping hingga bangun dari halusinasi penyakit sialmu itu!"

Dengan tatapan yang mengerikan, netra Nathy dan Gluttony sempat bersirobok beberapa saat. Tatapan tajam yang intens itu mampu membuat Nathy berpikir kalut tak karuan. Macam-macam pertanyaan datang pada setiap pemikirannya yang sempat hanya tertuju pada Gluttony seorang.

Dimanakah, dan memang... Kapan Gluttony datang menemuinya selama ini? Mengapa... Ia sangat berpegang teguh bahwa Gluttony lah yang membuatnya merasa hidup kembali?

Pada kenyataannya, itu hanyalah ilusi semata yang di ciptakan oleh hasil keputusasaan yang sangat mendalam milik Nathy. Keputusasaannya memicu agar Nathy berkhayal dan berhalusinasi tentang apa yang membuatnya dapat hidup dengan melibatkan orang-orang yang sempat terlihat dan teringat di ingatan rusak miliknya.

Selama perjalanan, Nathy hanya bisa menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Menangis terisak tanpa henti. Pikirnya bahwa ia sembuh ternyata salah, ia masih sakit. Dan penyakitnya itu membuatnya lebih gila di bandingkan hari-hari sebelumnya.

"Fufufu~ ini kah sinnerku yang kuat itu?"

"Hmm, aura keputusasaannya luar biasa bisa menambah pointku. Baguslah dosa besar ke enam itu tidak lebih dalam mencampuri perihal point besar yang aku dapat, benar-benar menyebalkan karena sempat hilang aura putus asa dari sinnerku, huh."

"Saatnya memberi bumbu keputusasaan yang terakhir, dan dia akan meledak-ledak dan aku akan kebanjiran point, haha!"

Gluttony — Persimpangan Hati
- End

✦ · · · ────

Yah, begitulah kisah beliao. Anggap saja beliao ini kerasukan Wrath yang demen marah-marah kayak rentenir (・ัω・ั).

Mengkasihan, maafkan juga cerita ini begitu krinj akibat ga ada ide dan kepepet deadline — belum buat chapter tahun baru di salah satu bookku ( ⚈̥̥̥̥̥́⌢⚈̥̥̥̥̥̀).

Begitu saja, dengan segala hormat maafkan saya atas kekurangan segalanya karena saya baru pertama kali membuat yang seperti ini dan saya mau mengundurkan diri terlebih dahulu, silahkan lanjut ke chapter selanjutnya-! ( ◜‿◝ )♡

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top