🦋 ❛ Time Together ༉‧₊°

────────────

Kozume Kenma x Reader

Haikyuu © Haruichi Furudate

Story © MonMonicaF

Event © Halu_Project

────────────

Suara helaan nafas telah terdengar beberapa kali sejak tadi. Memangkuk dagu tirus itu menggunakan satu telapak tangan yang bertumpu di atas meja, ia melamunkan seseorang yang membuatnya merasa sedikit kecewa.

Gadis dengan (h/c) itu memandang kosong ke arah hidangan beberapa makanan di piring yang belum disentuh sedikitpun. Merasa malas dan niat makan menjadi hilang, gadis itu memilih untuk meninggalkan ruang makan untuk menuju ke dalam kamar.

Gadis itu merebahkan diri di atas permukaan kasur yang empuk. Lagi lagi ia menghela nafas untuk kesekian kali dan menaruh punggung lengannya di atas dahi.

Suasana dalam ruangan itu hening, hanya suara detik jam yang terdengar memenuhi seisi ruangan. (Name) kembali melamun dan arah pandangan matanya tertuju pada langit-langit kamar.

Setelah melamun selama beberapa menit (Name) tiba-tiba membangunkan tubuhnya menjadi posisi duduk dan menepuk kedua pipinya sendiri cukup keras hingga meninggalkan sedikit warna merah di sana.

"Aku ini ngapain sih?! Kok malah sedih begini" Monolog (Name)

"Maklumi saja... Dia kan sedang berjuang untuk kompetisi voli internasional. Aku harus mendukungnya dan memberi semangat"

"Tapi..." (Name) menundukkan kepala sembari meremas kain sprei yang melapisi tempat tidur itu "Aku kecewa"

"Padahal ia sudah berjanji akan menemaniku seharian ini. Padahal aku sudah menyiapkan makan malam untuknya"

"Aku ingin sekali kami seperti pasangan suami-istri pada umumnya" Monolognya dengan memandangi pemandangan luar yang nampak pada jendela.

(Name) menggeleng kecil "Tidak. Aku sudah cukup dengan kehadirannya dalam hidupku" Ujarnya tersenyum kecil.

Gadis itu tersentak kala baru menyadari adanya bayangan seseorang dari arah pintu masuk kamar. Ia sontak menolehkan kepala untuk melihat siapa itu. Mata dengan iris (e/c) itu membelalak ketika menangkap visual seorang pria yang paling dikenalnya.

"K-Kenma?!!" Pekik (Name) segera bangkit dari posisi duduknya.

Diambang pintu terlihat sosok pria yang nampak sedang terengah-engah. Wajahnya dipenuhi oleh bulir-bulir keringat, sepertinya ia baru saja berlari.

Keduanya saling menghampiri satu sama lain. Tangan (Name) terangkat menuju ke wajah pria itu dan menyeka bulir keringat itu dengan telapak tangannya.

"Kenma bukankah seharusnya kau sedang berlatih untuk kejuaraan voli?" Tanya (Name) yang tangannya masih menyeka keringat di wajah pria itu.

Berusaha mengatur nafasnya yang terengah, lelaki itu menatap (Name) dengan lekat. Menatap (Name) dengan artian tersembunyi di dalamnya.

Setelah pernafasannya kembali normal. Lelaki itu langsung melingkarkan tangan pada tubuh gadis itu. Menarik sang gadis masuk ke dalam dekapannya.

"Ke-Kenma kau kenapa?" Tanya (Name) menjadi bingung melihat kelakuan Kenma yang tiba-tiba.

"Maafkan aku" Ujar Kenma yang nada suaranya terdengar lirih.

"Eh.." Dapat (Name) rasakan pelukan sang suami yang semakin mengerat. Suara dari Kenma terdengar lirih, namun (Name) malah menikmati saat-saat seperti saat ini.

Pelukan Kenma terasa begitu hangat bagi gadis itu. Sungguh ia menyukai kehangatan dari sang suami. Pelukan hangat yang melambangkan kasih sayang itu, membuat (Name) merasa senang. (Name) menyandarkan kepalanya pada dada bidang Kenma.

"Maafkan aku karena membiarkanmu sendirian di rumah" Kata Kenma melepas pelukannya namun kedua tangannya masih memegang lengan (Name) sembari menatap lembut netra sang gadis.

Dapat (Name) lihat wajah Kenma yang nampak memelas namun Kenma memberikan tatapan lembut. Menampilkan senyum di bibir (Name) membalas tatapan lembut itu "Tidak masalah Kenma. Aku sudah merasa senang dengan kedatanganmu" Balas (Name).

"Ah! Makan malam yang kusiapkan pasti sudah dingin...." Ucapnya.

"Tidak apa, karena masakan (Name) yang terbaik" Balas Kenma.

Percakapan diantara pasangan suami-istri itu berakhir ketika sang suami menarik tangan gadis itu menuju ruang makan bersama.

Suasana menjadi hening meski dua orang berada di sana, hanya terdengar suara detik jam yang memenuhi seisi ruangan beserta suara benturan kecil antara sendok-garpu dengan piring.

Padahal awalnya (Name) merasa bersemangat karena kedatangan Kenma. Namun entah sejak kapan suasana menjadi canggung.

Meletakkan peralatan makan ke tempat semula, Kenma sudah menyelesaikan sesi makan malamnya. Lantas ia menolehkan kepala pada (Name) yang langsung menghindar begitu saja ketika mereka melakukan kontak mata.

"(Name) kau marah padaku?" Tanya Kenma masih setia memandangi gadisnya.

"Apa?— tidak kok" Jawab (Name) menggelengkan kepala.

(Name) kembali mengalihkan pandangan matanya menuju arah lain. Tanpa ia sadari Kenma memajukan badannya sehingga jarak antara wajahnya dan (Name) hanya berkisar beberapa centi.

"Lalu kenapa (Name) tidak mau menatapku?"

"Ah! Tid—" Semburat merah sontak tercipta di kedua pipi (Name). Saat ia refleks menoleh ke arah Kenma, ia mendapati wajah Kenma sudah berada sangat dekat dengan wajahnya, membuat jantung (Name) berdetak kencang seketika.

"(Name) apa kau sakit? Wajahmu memerah" Ucap Kenma sembari menaruh punggung telapak tangannya pada dahi (Name).

(Name) menyingkirkan tangan Kenma dari dahinya, "A-aku tidak demam tau!" Jawabnya.

"Tapi wajahmu semakin memerah (Name)"

"I-ini ka-karenamu" gumam (Name) yang masih tidak menatap pria itu.

"Karenaku?" Beo Kenma yang dapat mendengar dengan jelas gumaman (Name).

Karena gumaman dirinya terdengar oleh Kenma, kini wajah (Name) menjadi semerah tomat.

"Eeeh? Jadi saat ini (Name) sedang berdebar ya" Goda Kenma yang masih dalam posisi sama sembari menaruh surai (Name) menuju belakang daun telinga.

"E-Enggak!!"

"Oh? Begitu kah..." Kenma berganti menyentuh bibir gadis itu menggunakan jemarinya.

"A-apa yang mau kau lakukan?!"

"Sesuatu... Karena sepertinya (Name) tidak berdebar melihatku"

"A-apa?!!" Wajah (Name) menjadi memanas kala Kenma semakin mempersingkat jarak wajahnya dengan wajah (Name).

"Ahh! Iya deh! Jantungku berdebar kencang saat ini dan itu karenamu!" Ucap (Name) menjauhkan wajahnya bersamaan dengan kedua matanya yang terpejam.

(Name) kembali membuka mata ketika merasakan sesuatu mengusap kepalanya dengan lembut. "Istriku imut sekali" Ujar Kenma.

"Kenma!!"

"Hahaha maaf"

(Name) melipat tangan di depan dada dengan mempoutkan bibir "Kenma jahil deh!"

"(Name) jangan ngambek dong" Rayu Kenma sedikit kelabakan walaupun baginya saat ini (Name) malah terlihat imut di matanya.

"Tapi..." Gadis itu menyiratkan senyum manis di wajahnya disertai tatapan lembut kepada sang suami.

"Terima kasih telah meluangkan waktu bersamaku"

Tanpa (Name) sadari semburat merah tipis terlukis di pipi Kenma. Ia membalas senyuman manis itu juga dengan senyuman.

"Waktu bersamamu adalah yang paling berharga dalam hidupku"

- Fin -

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top