🦋 ❛ Dia Melupakannya Lagi?! ༉‧₊˚✧
────────────
Tsukinaga Leo x Reader
Ensemble Stars © Happy Elements K.K.
Story © 4_SaKUra_4
Event © Halu_Project
────────────
"(NAME)! OHAYOU!"
Netra (e/c) melirik ke arah pemuda bersurai jingga yang datang menghampirinya. Tanpa menunjukkan perubahan ekspresi ataupun membalas sapaan pemuda tersebut, ia memilih untuk mengabaikannya. Memberikan tanda tanya pada pemuda yang langsung melunturkan senyumnya.
"HEEE! (Name) kenapa mengabaikanku?!" tanyanya. Namun sama sekali tidak digubris oleh (Name). Justru gadis tersebut mendengus pelan, seperti orang yang sedang lelah menghadapi sesuatu.
"Tsukinaga-san, saat ini ada banyak hal yang harus saya urus, jika anda tidak ada kepentingan, mohon maaf saya tidak bisa meladeni anda untuk saat ini,"
Nada formal yang dilontarkan oleh (Name) sekali lagi membuat seorang Tsukinaga Leo kebingungan. Langkahnya yang mengikuti (Name) langsung terhenti seolah-olah membiarkan gadis itu pergi begitu saja. Padahal sebelumnya ia sangat antusias ketika menemukan (Name).
"AAAA (NAME) KENAPA?! APA IA DIRASUKI UCHUUJIN?!" seru Leo panik tepat beberapa saat setelah (Name) menghilang dari pandangannya. Pemuda itu mengacak surainya sendiri dengan kedua tangannya karena merasa tidak menemukan alasan kenapa (Name) mengabaikannya pagi ini. Padahal beberapa waktu yang lalu masih baik-baik saja.
"Apa aku harus bertanya pada Sena? Oh iya, tentu saja harus bertanya pada Sena. SENAAAA!"
Tidak peduli bagaimana staff yang berada di lantai kantor New Dimension menatap Leo, itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh Leo. Pemuda tersebut sama sekali tidak mempedulikannya karena yang paling penting saat ini adalah mencari teman satu unitnya, Sena Izumi.
Ia berlari sampai ke ruang latihan Knights dan langsung mendobrak pintu hingga mengejutkan orang-orang yang di dalamnya.
"Ara~ Leo-kun, jangan seperti itu saat membuka pintu," ucap Arashi.
"Naru lihat Sena nggak?" tanya Leo.
"Bukankah pagi ini ia ada pemotretan, ia baru ke agensi siang nanti,"
"Eeehhh kenapa di saat seperti ini Sena tidak ada?!" gerutu Leo.
Kedua sudut bibir Leo tertarik kebawah. Merasa harapan runtuh karena Izumi justru sedang tidak berada di agensi. Padahal ia harus cepat-cepat menjawab pertanyaan kenapa (Name) mengabaikannya pagi ini.
Tapi, mungkin saja ia bisa bertanya pada Arashi untuk saat ini.
"Nee Naru,"
"Ya?"
"Kenapa hari ini (Name) mengabaikanku? Aku menyapanya dan dia langsung pergi," ucap Leo.
"Ara~ apa Leo-kun membuat kesalahan?"
Leo mencoba mengingat-ngingat apakah ia pernah berbuat kesalahan pada (Name) sampai gadis itu mengabaikannya. Sayangnya ia memiliki ingatan yang begitu buruk sampai ia tidak tahu apakah ia melakukan kesalahan. Tidak ada satupun yang terlintas di kepalanya.
"Coba diingat-ingat lebih dulu? mungkin ada sesuatu yang membuat (Name)-chan marah," ucap Arashi.
Kedua tangan Leo terlipat di depan dada. Kepalanya sedikit tertunduk dan dimiringkan ke kiri. Dahinya berkerut ketika ia berusaha mengingat-ingat apa saja yang ia lakukan. Satu hal yang teringat jelas di kepalanya justru bagaimana ia menulis lagu beberapa hari ini. Selain itu justru tidak ada lagi yang ia ingat.
"Aaaaa! Aku tidak bisa ingat apapun!" Leo sudah mulai frustasi. Arashi pun mencoba menenangkan Leo agar tidak begitu panik.
Akhirnya Arashi mencoba membantu Leo untuk berpikir apa yang mungkin terjadi pada (Name). Entah dari sisi Leo atau dari sisi (Name) nya sendiri. Lagipula sehari-hari (Name) berada di agensi untuk mengurus para idol sebagai seorang producer, tentu saja Arashi akan mengetahui apa yang dilakukan (Name) selama di agensi. Kecuali satu hal, "Beberapa hari yang lalu (Name)-chan mendapatkan cuti sehari bukan? Hari itu bukankah Leo-kun berencana untuk mengajaknya jalan-jalan?"
Leo yang awalnya menunduk pun sontak mengangkat kepalanya. Netra hijau zamrudnya terbelak menatap Arashi. Lebih tepatnya terkejut mendengar penuturan Arashi. Itu seperti mengingatkannya akan sesuatu.
"Tapi, itu kapan ya?" tanya Leo.
Arashi menghela nafas pelan. Ia kira Leo sudah mengingat sesuatu. Tapi mantan leadernya ini justru tidak ingat juga dengan hari itu. Sepertinya memang terjadi sesuatu saat (Name) cuti dan tentu saja alasannya pasti karena Leo sendiri.
"Itu sekitar 5 hari yang lalu Leo-kun, apa masih tidak ingat?"
Sebuah lampu imajiner menyala di atas kepala Leo. Ia mengingat apa yang terjadi saat hari itu, "AAA! Aku menemukan banyak inspirasi saat itu, kemudian aku pergi untuk menulisnya! Aku bahkan membuat 3 lagu hari itu," ucap Leo bersemangat.
Baiklah, Arashi sudah paham. Ternyata memang benar masalahnya ada di Leo. Pemuda itu melupakan janjinya yang ingin mengajak (Name) untuk jalan-jalan di hari cutinya. Padahal sebelumnya sempat meminta saran tempat yang bagus untuk dikunjungi bersama (Name). Sekarang sudah seperti ini, wajar saja (Name) marah. Terutama karena minimnya waktu untuk mereka habiskan waktu bersama.
"Haa~ lebih baik Leo-kun menemui (Name)-chan nanti dan berbicara padanya," saran Arashi.
"Apa yang harus kubicarakan?" sekali lagi Leo tidak mengerti apapun.
"Leo-kun melupakan janji kencanmu dengan (Name)-chan bukan? karena itu (Name)-chan mengabaikanmu hari ini,"
Butuh beberapa detik hingga Leo akhirnya menyadari maksud dari ucapan Arashi. Ia pun panik dan reflek mengguncang kedua bahu Arashi dengan ketidak sabaran.
"NARU, APA YANG HARUS KULAKUKAN?! (NAME) PASTI MEMBENCIKU!"
"Tenanglah Leo-kun, (Name)-chan hanya marah denganmu untuk beberapa waktu saja," ucap Arashi, mencoba menenangkan Leo. Tidak mungkin (Name) membenci Leo hanya karena masalah seperti ini. Lagipula pada dasarnya (Name) pasti mengetahui bagaimana karakter Leo yang pelupa atau sering tersesat. Hanya saja karena sudah pada titik lelah, jadi memilih untuk mengabaikan Leo untuk sementara waktu.
"Tapi (Name) mengabaikanku! Berarti dia membenciku!"
"Ara~ daripada itu lebih baik bagaimana membujuk (Name)-chan untuk berbaikan bukan?"
"Eh?"
――――――――――
(Name) melirik ke arah jam yang muncul di layar HP miliknya. Sudah hampir mendekati jam istirahat siang, tidak terasa sudah lebih dari 4 jam (Name) duduk fokus di depan layar tanpa henti. Tapi satu hal yang menjadi fokus (Name) selain jam adalah foto yang dipajang oleh (Name) sebagai wallpaper di HPnya. Itu adalah fotonya bersama Leo beberapa waktu yang lalu. Lebih tepatnya 3 bulan.
Bekerja di dunia enterteiment sangat sulit untuk mendapatkan waktu yang benar-benar santai. Di akhir pekan pun masih harus berurusan dengan agensi ataupun menemani para idol untuk mengurus pekerjaan idol mereka. Pulang pun tidak menentu, kadang lebih awal, kadang tepat waktu seperti biasa, kadang juga harus lembur hingga mau tidak mau menginap di agensi. Tidak heran mendapatkan satu hari libur tanpa ada beban pekerjaan itu benar-benar sebuah harta berharga.
(Name) sendiri mendapatkan hari libur itu beberapa hari yang lalu. Awalnya ia ingin menghabiskan waktunya untuk beristirahat saja di rumah. Tapi sebelum hari libur (Name) datang, tiba-tiba Leo mengajaknya untuk jalan-jalan bersama. Kebetulan pemuda bersurai jingga itu juga mendapatkan hari libur yang sama dengannya. Gadis itu pun langsung menyetujuinya begitu saja mengingat ia dan Leo sudah jarang menghabiskan waktu berdua karena kesibukan masing-masing.
Sayangnya yang terjadi adalah, (Name) yang menghabiskan waktu selama hampir seharian di tempat janjian. Sementara Leo sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya pada hari itu. Di hubungi pun tidak ada jawaban apapun. Sampai hari sudah hampir gelap pun Leo juga tidak datang.
Walau (Name) tahu dengan jelas bahwa Leo adalah orang yang pelupa dan mudah tersesat. Tapi setidaknya pemuda itu mengangkat telponnya. Jikapun memang tersesat, (Name) bisa menjemputnya.
(Name) kira pun Leo akan meminta maaf pada malamnya atau di hari kemudian. Namun Leo sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda itu. Bahkan bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun. Alhasil (Name) memilih untuk mengabaikannya untuk hari ini, siapa tahu dia bisa mengingat kejadian hari itu. Lagipula hari ini ia punya kesibukan yang padat. Jadi bisa menghindar dengan baik.
"Pergi makan siang dulu deh," gumam (Name). Ia menyimpan datanya terlebih dahulu sebelum mematikan laptop. Ini penting untuk keamana rahasia dokumen. Meski sama-sama pegawai ES, hal seperti pencurian data juga tidak akan pernah lepas.
Disaat (Name) sedang menelusuri lorong lantai New Dimension, dari jendela, ia melihat sosok pemuda yang sedang ia hindari tengah berlarian di halaman kantor ES. Masih dengan lembaran kertas yang selalu pemuda itu bawa kemana-mana. (Name) yakin pemuda itu pasti sedang mendapatkan inspirasinya lagi.
"Biarkan saja dulu,"
――――――――――
Malam harinya Leo menunggu di depan pintu kantor ES. Ada banyak pegawai yang keluar dari kantor ES. Begitu juga dengan para idol yang sebelumnya berada di agensi. Beberapa juga ada yang menyapa Leo yang duduk di dekat pintu seperti anak hilang itu.
"(Name) kemana ya?" tanya Leo pada dirinya sendiri. Menyadari belum ada tanda-tanda kemunculan (Name). Padahal sudah satu jam sejak waktu pulang.
"Ara~ masih belum menemui (Name)-chan?" tanya Arashi yang baru keluar mendapati Leo yang masih duduk di depan pintu.
"Naru lihat (Name) ?"
"Hmm.. Sayangnya aku tidak melihatnya saat keluar tadi," ucap Arashi. Hal itu membuat Leo menunduk sedih.
"Mungkin ia masih di tempatnya, cobalah mencarinya disana," saran Arashi.
Tanpa banyak basa-basi lagi, Leo langsung mencari keberadaan (Name) di lantai agensi New Dimension. Berpikir bahwa (Name) mungkin masih disana meski tidak 100% yakin. Pemuda bermarga Tsukinaga itu sesekali meneriakkan nama gadis tersebut agar mendapatkan respon. sayangnya sama sekali tidak ada respon apapun.
"(Name)! Kamu dimana?!"
Leo mencari keberadaan (Name) mulai dari ruang latihan, ruang rapat, ruang tunggu dan beberapa ruangan lagi. Bahkan mencari ke ruangan yang rasanya mustahil untuk (Name) kunjungi. Seperti ruang penyimpanan peralatan kebersihan, ruang fitting, dan sebagainya. Lebih parah lagi, bahkan mengecek ke toilet pria.
"Aaaaa! Apa (Name) diculik uchuujin?! (NAME)!! KAMU DIMA―"
Leo yang berlarian melewati ruangan staff, tanpa sengaja melihat siluet tubuh (Name) pun berbalik berjalan mundur. Hanya terlihat sebuah punggung berbalut blazer hitam dan bagian bawah yang berbalut rok dengan warna senada karena setiap meja dibatasi dengan sebuah sekat. Guna sebagai privasi dan kerahasiaan dokumen.
"(Name) ?" panggil Leo. Kakinya melangkah secara perlahan mendekati tubuh yang hanya diam tanpa respon. Pikiran aneh muncul di benak Leo. Mungkinkah (Name) mati ?
Baiklah itu terlalu berlebihan.
"Hm? Oiii~ (Name)~" panggil Leo. Tangannya sedikit mengguncang punggung (Name) agar gadis itu meresponnya. Tapi tetap tidak ada jawaban. Kemudian melihat wajah (Name) yang tertutup oleh surainya, ia menyingkapinya ke balik leher gadis itu agar ia dapat melihat wajah (Name).
"Eehh, (Name) tidur ya," Leo menarik salah satu kursi yang berada di meja lain. Memposisikan dirinya ikut menyandarkan kepala di atas meja sembari menatap wajah (Name) yang terlihat damai dalam tidurnya. Tidak ada hal lain yang dilakukan. Lagipula sudah lama Leo tidak menatap wajah (Name) yang terlihat damai seperti ini. Biasanya selalu nampak serius saat bekerja, atau kesal saat mengomeli idol-idol yang berulah, atau kadang bisa bersikap manis disaat tertentu.
Perasaan bersalah muncul, ia yang berjanji dan ia sendiri yang melanggarnya. Padahal seharusnya ia tahu bahwa hari seperti itu adalah yang ditunggu oleh (Name). Mengetahui bagaimana sibuknya (Name) dan minimnya interaksi dirinya dengan (Name) diluar pekerjaan sebagai idol. Terutama karena Leo sendiri sering bolak-balik Eropa dan Jepang bersama dengan Izumi.
"(Name)~" Leo menekan pelan pipi (Name) dengan telunjuknya. Tapi gadis itu masih tidak terusik sama sekali. Leo pun menyadari ada lingkaran hitam di mata (Name). Karena gadis itu juga bukan orang yang senang memakai riasan, tentu saja lingkaran hitam di sekitar matanya terlihat jelas.
"Maa~ oyasumi (Name),"
Cup
――――――――――
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top