🦋 ❛ Cabello Rojo ༉‧₊˚✧
────────────
Camilo Madrigal x Fem!OC
Encanto © Walt Disney Animation
Story © rr3dd0
Event © Halu_Project
────────────
Kalian tahu? Gadis yang ada di sana, yang sedang mengobrol dengan Mirabel. Ia memakai gaun bergaya Jepang—orang-orang menyebutnya kimono. Bagian atas pakaiannya berwarna putih, dan terdapat garis-garis merah di sekitar lengan bagian atas dan bawah. Ujung lengannya cukup lebar, sampai aku berpikir bahwa bisa saja tikus-tikus milik Bruno masuk ke dalam sana. Roknya pendek, warnanya merah, serta memiliki garis putih yang mengelilingi rok. Berbanding balik dengan bagian atasnya. Di rok tersebut juga ada pita besar yang memisahkan antara bagian atas dan bawah.
Apa? Wajah? Kalian menanyakan bagaimana wajahnya? Tentu saja, cantik. Meski tidak secantik punyaku. Ia memiliki warna kulit putih bersih-hampir seperti mayat kalau aku boleh bilang-pipinya sedikit tembam, itu karena sering aku cubit. Dan gigit. Oops.
Jika kalian memperhatikan dengan teliti, mata gadis itu terlihat layu, seperti orang mengantuk. Tetapi kelayuan itu tertutupi oleh warna netra biru lautnya yang cerah dan menawan. Uhh, kadang aku mengalihkan pandanganku dari matanya, karena setiap bertatapan, aku seperti tenggelam di sana. Diriku selalu yakin bahwa gadis itu memiliki bakat hipnotis, dan saat berhasil ia dengan cepat mengambil dompet milikku, atau milik orang lain.
Yang paling menarik dari dirinya adalah; rambut. Ya, rambut. Kalian tidak salah baca kok. Karena itulah alasan mengapa aku sangat tergila-gila dengannya. Selain wajah, sifat dan badan tentunya. Warna rambutnya merah cerah, seperti warna mawar milik Isabella—tapi tentu saja ini lebih bagus. Ujung rambutnya sedikit ikal, dan poninya menyamping ke arah kanan-kalau dari sudut pandangku—ia juga sedikit menyisihkan rambutnya ke depan. Kau tahu, di taruh di pakaian depan. Yang tidak mengerti maksudku berarti bodoh.
Warna rambut gadis itu sangat jarang ada di Encanto. Tempat tinggalku. Makanya saat ia pertama kali muncul dengan rambutnya yang terbang karena hembusan angin, aku terpesona. Kalian tahu bahwa aku penjaga gerbang, serta menyapa tamu-tamu pertama kali ketika upacara karunia Antonio.
Di sanalah aku bertemu dengannya. Romantis, bukan?
"Milo!" Oh, my-dia tiba-tiba saja memanggilku.
Aku mendengar kekehan darinya ketika wujudku berubah secara acak karena kaget.
"¿Qué pasa, cariño?¹"
Dia mengerutkan alis, "Sudah kukatakan jangan berbicara memakai bahasa Spanyol. Aku tidak paham," katanya, membuatku memutar kedua bola mata malas.
"Malísimo²." Aku hampir saja jatuh ketika ia menyikut perutku, "Katanya kau tidak paham bahasa Spanyol?!"
"Aku paham kalau itu!" Dia menaruh kedua tangannya di pinggul, "Keluar, yuk? Bosan."
"Kamu bosan? Pulang saja sana," candaku.
"Oh, ngusir?"
"Tidak. Aku bercanda." Aku mendekat ke arahnya, lalu mengambil tangan gadis itu dan kemudian menciumnya. "Jangan marah, cariño³. Nanti aku akan menghujani wajahmu dengan ciuman jika kau kembali marah."
Ia menempeleng pelan kepalaku, "Terlalu dramatis. Tapi aku menyukainya," ucapnya diselingi tawa, membuatku ikut tertawa.
"Kau mau keluar, kan?" Ia mengangguk pada pertanyaanku. Bibirku mengulum senyum penuh makna, "Ikut aku."
***
Akhirnya kita sampai di tempat terjadinya tragedi perpisahan abuela⁴ dengan abuelo⁵. Yah, kalian tahu, tempat semacam apa ini.
Tempat ini cukup indah, sampai si paling indah mendecak kagum karena tempat ini. Sebenarnya, ini hanya sungai, yang airnya jernih dan terlihat berwarna-warni. Di ujung kiri terdapat air yang mengalir tipis-tipis dan beberapa batu yang ditutupi bunga berwarna pink. Betul, kan?
"Apa ini semacam tempat rahasiamu?" Tanyanya.
"Sejujurnya bukan, kalau bohong iya. Ini tempat dimana Mirabel dan abuela berdamai, dan asal muasal karunia ajaib keluarga Madrigal," jelasku.
Dia mengangguk-angguk paham. Kemudian ia menjatuhkan bokongnya di rumput yang kasar, "Keren. Cerita yang luar biasa." Ia mengatakan itu sambil tersenyum lebar, matanya juga berbinar-binar kagum.
Aku terkekeh kecil karena kelucuannya, "Kau sangat menyukai cerita semacam ini, ya?" Tanyaku yang dibalas anggukan.
"Ya! Betul! Aku sangaatt menyukainya," jawab gadis itu ketika aku ikut duduk di sampingnya.
"Kalau begitu, eumm..." Aku menggaruk tengkukku gugup.
"Bisakah kamu menceritakan lebih tentang dirimu?"
Sekilas aku dapat melihat bahwa ekspresi gadis itu berubah, tapi dengan cepat ia tersenyum lagi.
Yah, asal kalian tahu. Aku sangat penasaran dengan seluk-beluk gadis di sampingku ini, tapi ia selalu mengalihkan pembicaraan ketika aku hampir saja berhasil memancingnya untuk berbicara. Dan aku dengan bodohnya meminta langsung seperti sekarang ini kepadanya. Tentu saja ia langsung menolak, kan?
Gadis itu menoleh padaku, tatapannya lembut. Sedetik kemudian ia berkata dengan nada semangat,
"Jika aku tak banyak rahasia, maka aku bukan Nava, kan?"
Helaan napas keluar dari mulutku, lalu kepalaku mengangguk lemah. Terserahlah.
Gadis penuh rahasia ini bernama Navalyna de Jordian. Memang benar, dia penuh rahasia, hanya sedikit tentang dirinya yang ia ceritakan padaku. Seperti: dia memiliki 4 saudara termasuk dirinya, 2 kakak laki-laki, 1 kembaran bergender pria, dan 1 adik perempuan.
Ia tidak menceritakan tentang kenapa dia bisa ada di Encanto. Dan dirinya juga selalu memberiku semacam peringatan; "Jangan terlalu jatuh padaku, Camilo. Karena suatu hari nanti aku akan menghilang."
Benar saja. Ia menghilang secara perlahan, di saat kami sedang berciuman untuk pertama dan terakhir kalinya. Sekaligus di tempat yang sama ketika abuela kehilangan suaminya.
Aku tak bermaksud untuk membuat cerita ini sedih, inginnya bahagia. Tapi ya mau bagaimana lagi? Ujungnya seperti ini.
Meski begitu, tetap saja, ia adalah kekasihku yang berharga. Gadis tercantik yang pernah kulihat.
Dia milikku, dan aku miliknya.
***
[Pojok Kamus]
¹ ¿Qué pasa, cariño?: ada apa, Sayang?
² Malísimo: payah
³ Cariño: sayang
⁴ Abuela: nenek
⁵ Abuelo: kakek
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top