Inanition

Hari masih pagi, namun keanehan sudah terjadi di rumah halu. Suasana rumah terasa senyap dan tentram, membuat yang waras berjaga-jaga.

Mars ke luar dari kamarnya, memantau mereka yang sedang berbincang santai dari lantai dua. Ia memicingkan matanya dengan pemikiran-pemikiran penuh curiga.

"Pagi," sapa Mars.

"Oh! Kak Mars, pagi!" Lin membalas, sedang yang lain hanya melambaikan tangan.

"Ada apa nih?" Mars duduk di sebelah Tiara yang asyik menonton kartun pagi hari.

"Biasa aja tuh. Gak ada apa-apa," jawab Yuna.

Sejujurnya, Mars curiga dan langsung overthinking di tempat. Tapi, karena masih pagi, jadilah dia tunda overthinking-nya sampai malam nanti.

"SHIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!"

Baru saja yang waras bersyukur karena akhirnya rumah halu tentram, sayangnya si kera lepas dari kandang(re: pelukan Chuuya; Mammon).

"APA, LON—?!"

Sharon menghampiri Shi dan menyapa yang lain, lalu menarik tangan Shi. "Jalan-jalan yuk. Nanti aku bayar pake susu."

"Ok."

Mereka pun pergi.

Key berdecak, "ngajak jalan udah kayak ngajak ribut, ckckck." Ponsel Key berbunyi, terlihat nama si penelepon 'gembel wangy'. Segera dia angkat, takut kalau jadi bahan ghibah anak halu. Meh, padahal udah jadi bahan gunjingan, malahan sampai pada taruhan Key jadian atau enggak.

Setelah panggilan ditutup, Key berdiri dan pergi selepas berkata, "kucingnya Chrollo lahiran. Dia mau ngerayain lahiran kucingnya yang ke-100."

Satu persatu penghuni rumah halu pun pergi. Tak terkecuali Fasta yang dikenal paling nolep juga pergi dari rumah halu. Gak ada janji apa-apa kalau Fasta sih, dia cuma diusir aja. Tinggallah Mars seorang.

Mars menghela napas panjang, menggeleng layaknya seorang ibu saat melihat kekacauan di dalam rumah. Sampah camilan ringan yang berserakan, air yang berceceran di tiap sudut dapur, beberapa ruang kamar yang belum dirapikan, dan hal lainnya yang membuat rumah halu tampak seperti kapal pecah. Bangunlah jiwa emak-emak Mars.

Dan dalam sekejap, Mars menjadi Cinderella. Gak, dia gak akan diundang ke pesta dansa terus bertemu pangeran tampan. Dia bakal jadi babu.

Dengan telaten, Mars merapikan tiap sudut rumah halu. Bahkan, sarang laba-laba yang berada di langit-langit kamar Geminta, Nathy, Oki, Andin, serta Alexa pun tak luput dari pembersihan mendadak. Ya ampun, jorok sekali kalian:<

Bercanda~ plis jangan banned saya dari halu—

Mars kembali menghela napas sambil menyeka keringatnya. Ditatapnya puas seisi rumah halu yang terlihat bersih mengkilap. Akhirnya, Mars dapat beristirahat.

Pikirnya begitu, kenyatannya berbeda.

Belum lewat 5 menit Mars bersantai ria, Yuna dan Alexa pulang dengan pakaian kotor dari ujung kaki sampai ujung rambut. Mars terperanjat melihat penampilan kedua adiknya(anaknya(?)).

"KALIAN HABIS NGAPAIN?!"

Yuna terisak(pura²), "Alexa jatuh ke got."

"Kok bisa?"

"Ditabrak kerbau, kak," sambung Alexa.

"Terus, kenapa kalian berdua bisa kotor gini?"

"Kita main becekan di depan gang."

Sekarang, Mars malah terheran atas pengakuan mereka. "Yuna, kamu kenapa nangis?"

"Takut diomelin mama."

"Tenang," Mars mengelus kepala Yuna, meski resikonya tangannya kotor. "Sharon gak akan marah."

Pada akhirnya Mars menyuruh kedua anak tersebut untuk mandi. Terus Mars cuci deh itu bajunya, dan kebetulan punya baju yang sama persis dengan baju yang sebelumnya Yuna dan Alexa pakai, jadilah mereka berdua tidak akan ketahuan jatuh ke got gara-gara kesundul kebo sekaligus enggak kena semprot ibu Sharon.

Like kebanyakan obaa-chan, suka manjain cucu-cucunya, penuh kasih sayang banget❤️

"Nih, pake baju yang ini dulu biar gak ketahuan sama Sharon."

"M-MAKASIH!" Yuna dan Alexa pun mengeluarkan aura blink-blink shining shimering splendid yang bikin mata Mars silau dan setetes darah mimisan keluar begitu saja.

'Adorable..'

Sementara itu diluar villa, seekor kera lepas lainnya yang juga satu ajaran sama Sharon, yang tak lain dan tak bukab adalah Nathy.

Iyep.

Dia, kak.

Tapi, panggil aja dia Nanas bosok🍍

"BANG BATAGOR BGST!1!"

Begini, Nanas itu diluarnya kelihatan santai. Tapi didalemnya bikin orang ketar ketir.

"ISI HATI NANAS BIKIN ORANG KETAR KETIR!!!!!!! NO 3 BIKIN KAGET!"

GAASSPPPPP

Nistain Nanas itu asik anjing, sumpah. Next, simp nya tikus gotー

"Nathy, ada apa? Gak baik tau ah ngumpat begitu, nanti kalau tau-tau tukang batagornya pakai penglaris, terus jinnya ikutan ngamuk, gimana? Mau diteror?"

"Ehe, tinggal panggil Gojou!"

Tepok jidat deh. Dari sekian banyaknya member Halu Pro, Gojou ini pemersatunya. Kenapa?

He love me, he give me all his money 
That Gucci, Prada comfy 
My sugar daddy~♡

Yep! Udahlah sugar daddy, dukun, kasep iya sih. Yah, not bad lah. Tapi sayangnya husbunya mbah Mars itu Okkotsu Yuuta, yang bentar lagi bakal jadi 2D bergerak macem Gojou and the genk🛐

(Gak kek Dazai ¬_¬ ganteng doang, tapi ngutangnya lancar. Giliran utangnya ditagih malah ketar ketir)

"Mbah, aku mau batagor (re: Belphegor; Aegis Orta)."

Nathy bener-bener kecewa gais. Saking sukanya sama batagor, hmm.. Bagaimanakah cara mengatasinya?

Apakah kalian melihat solusinya? Dimana~? Disebelahnya Nathy?

Nanas pun mentoel-toel pipi Mars, empuk banget, katanya. Enak tuh kalo dikasih saus kacang, buat ganjel ketimbang minum ok* jell* drin*

Maaf, yang dimaksud bukan anda kok OkiJelly_

"Gimana ini, aku pengen banget batagor lho, mbah:("

"Hmm.. Aku pesenin Ojol-Tabemono aja, gimana? Aku bayarin."

(Note: 食べ物 = Tabemono = Makanan)

"ASTAGA BAIKNYA~! MAKASIH!"

"Sama-sama."

Mars kembali ke dalam rumah halu untuk mengambil ponselnya dan memesankan Ojol-Tabemono sesuai janjinya pada salah satu cucu rempongnya ini.

Tapi namanya juga rumah halu, tidak ada yang namanya damai. Setiap waktu pasti ada saja yang diributkan.

Salah satunya adalah yang terjadi sekarang.

Baru saja Mars selesai menenangkan Nathy yang merengek meminta batagor. Kini sudah dihadapi oleh sepasang anak halu yang malah asik menonton dua kucing yang sedang bergelud ria.

"MEOWWW!!"

"TINGGAL PUKUL ELAH, PAKAI NGEONG SEGALA!" seru salah satu dari sepasang anak halu yang tadi dibicarakan. Panggil aja Wina, salah satu anggota tertua di rumah halu. Tapi sayang kelakuannya sama aja kek anggota yang lebih muda.

"IYA IH!" Dan ini adalah partner ribut Wina, Shan. Salah satu umat sh, yang kata Naomi sangat meresahkan.

"MEOW!" Kedua kucing yang mereka tonton sebenarnya itu kucing milik Shan. Babu laknat emang biarin majikan mereka gelud.

Mars yang melihat itu hanya bisa menggeleng melihat kelakuan random mereka. Ia juga heran, tadi bukannya ia sendiri dirumah. Tapi sejak kapan mereka berdua—Wina dan Shan—di dalam? Ghoib mereka.

"AHH! KUCINGNYA PERGI KAK!"

"YAHH.."

Mereka berdua memutar kepalanya mengikuti arah pergi si kucing, bertepatan dengan arah tempat Mars berdiri melihat mereka.

"Ahh, HAI KAK MARSS~!" sapa Shan dengan penuh semangat.

"Eh? Ah, met pagi Mars!" Wina pun ikut menyapa Mars setelah mendengar sapaan Shan.

"KOK AKU NGGA DISAPA?" protes mahkluk hidup yang ada di samping Mars.

"Siapa kamu?" Kompak mereka berdua meledek Nathy.

"AKU NATHY." Jawaban Nathy semakin ngegas.

Jangan lupa rem ya Nat, kamu mati ngga pasti ke isekai. Jadi jangan terlalu ngarep.

"Ngga kenal, aku kenalnya Nata."

"Sama, aku juga kenalnya Nanat."

"IHHH, TANTE SHAN! KAK WINA!" teriak Nathy sejadi-jadinya.

Emang bener kata Shaa. Nistain Nathy seru banget anjir, untung aku ngga kena–//dilempar sandal

"AHAHAHAHA NGAKAK ANJIR." tawa Wina dan Shan langsung pecah melihat Nathy. Hingga perut serta pipi mereka terasa sakit karena terus-terusan tertawa.

"Udah-udah, kasihan Nathy ternistakan mulu."

Nathy abai dengan mereka berdua, ia sadar, semakin ia merespon maka mereka akan semakin gencar menistakannya. Sepasang matanya mencari keberadaan Mars yang tadi menjanjikan batagor kepadanya. Rupanya Mars sudah kembali ke halaman depan, dengan helaan napas lelah yang mungkin sulit diketahui orang lain. Namun ajaibnya Nathy sadar akan hal itu.

Tak sampai satu jam, beberapa kardus seukuran kotak snack memenuhi halaman villa. Mars tak hanya membelanjakan Nathy saja, anak-anak yang lain pun masih terhitung.

Nathy membuka kotak itu dengan antusias. Aroma harum dari tahu yang telah dilembutkan kemudian diisi dengan adonan berbahan ikan tenggiri mampu menggugah selera saudarinya yang lain. Ditambah renyahnya bagian luar batagor yang digigit oleh Nathy sampai ke telinga tetangga─nggak─saudarinya (lagi).

Pada suapan ketiga, Nathy mencampurkannya dengan saus kacang yang telah membanjiri beberapa biji batagor yang masih tersisa. Melahapnya dengan elegan (baca: aesthetic) bagaikan juri di MCI, andai saja ia tahu kelezatan masakan Lord Adi, pasti batagor itu akan terabaikan.

Yang lain masih asik melihat Nathy menikmati makanannya, hingga makanan mereka tak dipedulikan.

Yuna dan Lexa yang beberapa saat lalu bermandikan lumpur kini sudah wangy macem dedek bayi. Mereka bersiap menyusul saudarinya yang lain. Kedua pasang mata itu langsung berbinar begitu aroma batagor menyapa hidungnya. Dengan kecepatan yang mengalahkan Quicksilver, Yuna juga Lexa bergabung dengan Nathy dbb (dan batagor-batagornya).

“Asikk, makan batagor!!” seru Yuna antusias, padahal belum tentu dia dapet.

“Kak, aku dapet bagian 'kan?” Lexa bertanya namun fokusnya malah ke batagor, entah kepada siapa dia bertanya.

“Semua dapet kok,” balas Mars kalem. “Btw, Yun. Sebelum kamu makan, aku bisa minta tolong nggak?”

Yuna tanpa pikir panjang langsung menyanggupi, apa sih yang enggak? Aira yang jarang pulang aja ditunggu dengan sabar. Yuna gitu lohh.

“Tolong panggilin yang lain juga, suruh cepetan ke sini, keburu batagornya dingin,” pesan yang lebih tua kepada gadis yang digadang-gadang memiliki nama lain Junet.

“Siap, bos!”

Selepas kepergian Yuna dari TKP, Sharon dan Shi yang pagi tadi kelayapan kini sudah kembali. Namun sepertinya pertengkaran menjadi iringan kepulangan mereka. Yang artinya, tugas Mars bertambah lagi, apa lagi kalau bukan menenangkan mereka.

“Ron, kenapa lagi ini?” tanya Mars.

Sharon menjawab, “Gpp, Kak. Ini lho Shi.”

“Tuh 'kan malah aku. Orang emak dulu yang mulai kok,” elak Shi.

“Aku aja terus, mentang-mentang aku tempatnya salah dan dosa─”

“Tau takpe.”

Ini kedua kalinya Mars menghela napas lelah, pertengkaran Sharon dan Shi membuatnya lelah lahir dan batin. Pagi tadi ia sangat bersyukur, mereka tampak damai dan tentram, walau damai yang dimaksud adalah menistakan sesama. Yah mungkin itu love language mereka kepada saudarinya.

Mars menyeka peluh yang membanjiri keningnya. Apapun yang terjadi, harus ia hadapi. Bila tidak sekarang, maka kapan lagi? Masalah hari ini harus tuntas hari ini juga, sebab esok mungkin akan ada lagi masalah, tak mungkin ia menundanya.

“Coba jelasin baik-baik, jangan pake emosi kalo ngomong. Biar gampang selesai. Coba bayangin kalo bom diadu sama bom, jadi tambah parah 'kan?” tuturnya.

“Ini kak, tadi aku curhat ke Mak Sharon, eh dianya malah marah. Bukannya ngasih saran atau apa kek,” jelas Shi.

Mars tak ingin membuka suara terlebih dahulu, ia ingin penjelasan dari kedua belah pihak.

“Aku nggak marah sama kamu, cuma pengen nyadarin kamu. Tapi kamunya salah nangkep maksud.” Sharon menjelaskan.

“Nyadarin gimana maksudnya?”

“Denger ya, Shena. Kamu itu manusia, segala macam kesibukan apapun itu kamu belum tentu bisa. I mean, kalo sekiranya capek ya istirahat, jangan maksa raga kamu buat bertindak. Entah buat komisi kek, project kek, apalah itu. Kamu bisa bagiin tugas yang sekiranya bisa diselesain orang lain. Kalo itu kerjaanmu sendiri dan emang ga bisa campur tangan orang lain, ya silahkan," jelas Sharon panjang lebar.

Mars mengangguk paham, ia tahu dari mana akar permasalahan kedua anak Hawa di hadapannya itu.

“Bukannya aku apa-apa lho ya, cuma pengen nyadarin kamu,” sambung manusia pecinta Mammon itu.

Shi tak berkutik. Perkataan Sharon tidak ada yang salah. Mungkin maksud dari orang yang lebih tua darinya itu memang baik, namun ia salah menangkap maksud.

“Shi, ngerti 'kan maksud Sharon sekarang? Jadi, buat apa kelahi terus? Kita ini saudara, masih satu keturunan yaitu Adam dan Hawa. Nggak baik bertengkar terus.” Mars menasihati dengan santai, takut-takut bila sumbu dari si bungsu itu naik.

“Ngerti kok,” jawabnya sambil menyenggol lengan Sharon. Dari sorot matanya Sharon paham apa yang dimaksud.

“Tapi tetep aja, aku jadi lupa nyapa Mammon gara-gara kamu.”

“KOK AKU?”

“Kamu menyita waktuku.”

Alis Shi menukik. “Kalo nggak rela waktunya dihabisin buat dengerin curhatanku bilang dong.”

“Halah.”

“Kok jadi emak yang bilang 'halah'? Harusnya aku dong.”

Mars pikir semua sudah selesai pada pernyataan Shi bahwa ia mengetahui maksud Sharon. Namun tidak, permasalahan sesungguhnya bukan di situ. Sekarang yang jadi pertanyaan, bagaimana caranya agar mereka kembali akur dan bisa bergabung dengan yang lain. Mana batagornya keburu dingin.

Tidak mungkin membawa mereka berdua yang masih terbakar emosi di tengah ketentraman yang lain. Yang ada malah merusak suasana.

Dari samping kanannya, Key datang dengan raut ketidaktahuan. Key melihat Mars yang tampaknya sangat lelah.

“Kak, kakak gapapa?”

“Eh, Ke-chan. Nggak, aku gapapa kok,” jawabnya.

“Oh, yaudah. Itu yang lain udah pada kumpul, lagi makan batagor, Kak Mars nggak ikutan?” tanya Key lagi.

“Nanti deh, ada yang belum selesai.”

Key mendorong paksa Mars untuk bergabung dengan yang lain. “Udah sana, biar aku aja yang ngomong ke Sunny sama Shi.”

Mars telah menghilang dari sana, kini tinggal Key, Sharon, dan Shi yang tersisa di depan pagar. Key memberikan jempol pada mereka berdua.

“Sip, sekarang apa?” Shi bertanya.

Kedua manusia sisanya menggeleng.

“Asikkk, makan batagor!!” serunya memutuskan secara sepihak, dengan langkah lebar meninggalkan Key dan Sharon.

•••

Pesta dadakan telah selesai, masing-masing ada yang turut membereskan sisa-sisa, ada pula yang ingin langsung ke kamar namun dicegat.

Sharon dan Shi yang masih menjadi aktor dari drama picisan sebelumnya kini berulah.

“Itu kardus-mu dibersihin, sukanya ngatur-ngatur orang lain.”

“Hilih, sendirinya nggak ngaca.”

Mars memegang kepalanya yang cukup pening, sekarang apa lagi? Perasaan semua sudah hepi setelah makan batagor bersama.

Kini tinggallah dia dan ShaShi di halaman depan. Yang lain telah kembali ke kesibukannya masing-masing. Terkecuali Fasta yang tengah menghabiskan batagornya sampai tetes terakhir.

Sampai sebumbu-bumbu kacangnya pun Fanta minum sampai ludes, bersih semua. Kelaparan atau doyan lu? //run//

“Ron, belum selesai juga kelahinya?” tanyanya.

“Bukan kelahi kok.”

“Ya terus apa?” Nadanya ia tinggikan.

Shi menyela, “Ya emang bukan apa-apa. Kalo merasa kita lagi kelahi nggak usah dipeduliin, emang keliatannya kek kelahi mulu.”

“Gimana aku nggak peduli, orang ada di depan mata. Tiap hari, tiap jam, kalian itu ada di pengawasanku, gimana aku nggak peduli? Bukan maksudku buat ikut campur urusan kalian, tapi kalo sampe melibatkan orang lain juga aku yang ngurus. Tolong ngertiinlah,” ujar Mars sedikit emosi.

Ia sudah lelah dengan kehidupannya sendiri, sekarang dihadapkan dengan sesuatu yang tak seharusnya ia campur tangani. Mars tahu dia salah satu yang paling dewasa, dan Mars tahu menjadi dewasa tak semenyenangkan impian sewaktu masih kanak-kanak.

Apa yang ia hadapi, apa yang ia jalani saat ini tak mudah. Selalu saja ada masalah. Memang, hidup tak seindah ekspektasi. Mars terlalu berekspektasi bila kehidupannya akan berjalan lancar.

Nyatanya ia tak jarang dihadapkan dengan permasalahan. Ia yang harus menanggapinya dengan kepala dingin, dengan tenang, sebab yang lebih tua akan menjadi panutan. Namun apabila ia tak sanggup, apabila ia tersulut emosi, apa yang akan terjadi?

Di hari yang bagi beberapa orang adalah hari yang spesial, ia menyimpan trauma. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari bertambahnya umur manusia, mengapa orang-orang gembira seolah itu adalah hadiah. Mereka tertawa seolah ulang tahun adalah panggung komedi tempat para badut menyembunyikan kepalsuannya.

Budaya merayakan Sweet Seventeen tidak berlaku bagi Mars. Ia merasa belum pantas untuk mendapatkan Kartu Tanda Penduduk dan Surat Ijin Mengemudi, sebenarnya bukan itu yang menjadi masalah. Ia belum siap beranjak lebih dewasa dengan dirinya yang sekarang.

“Kak Mars!” Seruan itu berasal dari arah belakang.

Yuna dan Lexa berjalan beriringan. Di susul anak-anak HaluPro yang lain. Mereka tidak membawa kue ataupun hadiah, ataupun sesuatu yang berhubungan dengan ulang tahun. Mereka merentangkan tangan mengharapkan pelukan.

“Kami sayang Kak Mars,” ucap mereka berbarengan.

Mereka tak memberikan ucapan 'selamat' atas bertambahnya usia saudarinya. Juga tak memberikan hadiah atau selebrasi sebagaimana orang-orang merayakannya. Hanya sebuah afeksi yang mungkin belum mampu membuat empunya merasa bahagia bersama mereka.

“Maaf ya, Kak. Kita sering bikin Kak Mars capek. Buat yang tadi, sebenarnya aku sama Mak Sharon cuma bercanda. Aku tau bercandanya kelewatan, tapi dengan itu kita paham kalo Kak Mars peduli sama kita,” jelas Shi meminta maaf.

Mars hendak mengucapkan sesuatu namun, pada saat bersamaan tidak ingin mengucapkannya. Menurutnya, ia tidak pantas untuk mengucapkan hal tersebut pada saudari-saudarinya, terutama pada mereka yang lebih muda dari dirinya.

"Kak?" tanya Key.

"Aku gapapa kok, Ke-chan. Cuma mau istirahat aja, kok. Tolong jangan buat keributan yang tidak berarti.. Bisa?" Mars segera melenggang pergi untuk segera masuk ke villa, dengan tujuan menenangkan diri di kamarnya.

Yang lainnya nampak tertegun sempurna. Sungguh, ada sedikit rasa penyesalan dalam hati mereka. Niat hati hanya ingin bercanda, namun justru hal itu sudah membuat orang lain kerepotan.

Padahal Mars sendiri yang mengatakan bahwa, kalau ada tugas yang masih bisa dibagi dengan orang lain, maka apa salahnya meminta bantuan yang lain? Toh dengan begitu ia tidak akan begitu terlalu terbebani.

Ketiga kalinya? Mars kembali menghela napas untuk entah keberapa kalinya dalam satu hari ini.

"Ini apa?" ujar seorang pria bersurai choppy orange seraya memegang-megang sebuah confetti yang sengaja dipersiapkan untuk mengejutkan Mars.

Tapi sayangnya pria ini tipe yang rada rese.

"JANGAN PEGANG TALIー"

PTASS

"... Hamdalah, satu lagi mahkluk yang masuk blacklist ku." Lin bertepuk tangan entah atas dasar apa.

Merasa familiar akan suara yang ia kenalnya, sekaligus penasaran dengan suara keras tadi, Mars mendekat dengan mengendap-endap. Ia berusaha untuk meminimalisir gerakan yang tidak berarti. Diam di tempat lalu memperhatikan dari kejauhan.

"Wis lah, kok ya ngajak mereka buat bantui kita. Apa gak tambah ngawur." Mars baru menyadarinya terutama ketika ia mendengar seseorang berbicara dengan logat Jawa tersebutーmeski samar-samar. Sedari tadi ia sama sekali tidak melihat Shaa dan juga Lin.

Dengan mata kepalanya sendiri, ia juga melihat 3 orang lainnyaーselain Shaa dan Lin.

Hayoo, tebak siapa?

Shaa dan Lin merasakan adanya hawa panas datang begitu saja, dan hawa itu sangat mengganggu. Kegiatan mereka yang sedang menghiasi ruang tamu jadi berhenti karena panik akan Diluc yangー

"Hanketsu o KUー"

"DILUCC, NYALAIN LILINNYA PAKAI KOREK GAS AJA!" Lin mendadak jadi OOC //uso// tentu saja Lin panik karena bisa saja segalanya yang ada di ruangan jadi terbakar karena jurus api milik Diluc.

"Gusti, aku lebih milih direpotin emaq ketimbang sama merekaー"

"Yesn't, mereka lebih waras. Bisa dibuat cuci mata juga. Tapi Sonic lebih markotop."

"Y. Buruan deh, nanti orangnya keburu dateng!"

Sejujurnya, Mars sulit untuk membuat ekspresi yang kentara pada wajahnya. Terutama disaat ia merasa sedang sangat lelah, menyunggingkan sebuah lengkungan senyum saja dapat membuatnya merasa terbebani.

Lelah mental nan hayati tidak memberikannya dorongan untuk membuat senyum. Tapi, kali ini, Mars membuat senyum itu melalui keinginannya sendiri. Bahkan kalau

"Eh, Mars?" panggil seseorang yang ada di belakang Mars.

Lantas Mars menoleh dan mendapati sosok yang familiar, "Y-YUUTA?!!!"

Yuuta berjongkok lalu memasang senyum yang paling lembutーdi mata Mars. Dan ia mengambil sehelai kain berwarna hitam dengan garis-garis lorek pink pada beberapa bagian.

"Mungkin bukan jadi surprise lagi, tapi.. Ini bagianku, jadi akan tetap ku lakukan." Yuuta tak melanjutkan kata-katanya. Ia menutup mata Mars menggunakan kain tersebut.

Dan tahu apa yang romantis dari kain itu? Tadinya itu adalah sapu tangan milik Mars, tapi Mars memberikannya kepada Yuuta dikala mereka berdua bertemu untuk yang pertama kalinya.

Yuuta menggandeng tangan Mars dengan lembut juga sempat memeluk Mars dari belakang. Pula saat Yuuta menuntun Mars, Yuuta sedikit menyenandungkan lagu-lagu abstrak yang datang tiba-tiba. Ini membuat dada Mars jadi berdebar-debar.

Gila, uwu banget - Shaa

Oh, tunggu, apa dirinya mulai berharap akan kejutan pada hari spesial? Ya, tentu saja, ia sangat menginginkannya. Siapa juga yang tidak menginginkan sesuatu seperti kue, kejutan, makanan enak, dan lainnya.

PTASS PTASS

"PENUTUP MATANYA KAK MARS BELOM DIBUKA AJGG!1!1!" ucap Sharondang kepada Shan yang terburu-buru menembakkan confetti.

"Dah lah! Buka aja."

Yuuta mengiyakan, dan ketika sapu tangan yang menutup mata Mars dibuka, hanya ada satu confetti terakhir yang membuat suasana menjadi meriahーmeski nyaris tidak ada bedanya karena 3 confetti lainnya sudah dikorbankan oleh Tatang dan Shan(salah satu umat Sh-)

"Selamat ulang tahun, kak Mars tersayang!"

Dan berbagai ucapan selamat dilontarkan oleh para saudara/i yang hadir pada peristiwa tersebut. Dan jangan tanyakan apa yang dilakukan oleh ketiga cowok hot tersebut sebagai ucapan selamat ulang tahun untuk Mars.

Percayalah, kalian tidak akan mau tahu. Atau.. Kalian diizinkan untuk membayangkannya sendiri♡

┊ .˚💌  ༘┊͙ Here's your messages ;

DeadChuu

Selamat ulang tahun, Kak Mars~! Wish-nya pasti sama kayak yang lain! Pokoknya, doa yang terbaik buat kakak! Aku gak ada yang mau disampaikan, sih ….

Yah, intinya, kakak tuh sesepuh halupro yang paling aku hormati! Setelahnya baru kak Wina, hehe. Jadi kak, berbahagialah buat hari ini dan seterusnya, ya!

Penuh lope❤️,
Sharon.

justcallme_shi

Saya Shi, saya Na, saya Fa, saya Kei, saya Sha, saya Al, saya Zen, mengucapkan;

Selamat habedek.

↷ ⁞ Shaniasukamto

Anu,.. aku.. harus bilang apa ya:(?

Emm,..

MET ULTAH KAK MARS TvT
Ueueueue semoga diberi umur panjang biar nanti kita bisa ketemuan//aminn

Semoga apa yang terbaik buat Kak Mars dikabulkan, aminnn yang paling keras🛐✨

Sayang Kak Mars banyak-banyak 💕
Yang lain juga sayang Kak Mars kan? Kan?
Nanti aku getok yang bilang ngga 🤸

Terima kasih karena sudah menjadi sesepuh Halu Pro, dan maafkan jika mendengarkan/melihat kelakuan cucu² Kak Mars yang kadang jadi beban pikiran🙏

Kalau ada apa-apa Kak Mars bisa cerita ke aku atau siapa, walau ngga bisa ngasih saran yang bagus, tapi aku siap dengerin kok—

Udah, nanti kepanjangan lagi untuk kesekian kalinya–

↷ ⁞ LadyBrownies

Met ulang tahun kak Mars!! Maaf gak bisa kasih hadiah:"D tapi aku usahakan (meski terlambat bakal banget) ada kokk~

Kak Mars jadi salah satu yg paling bijaksana di HaluPro, semoga itu menjadi ciri khas kak Mars kedepannya, jadi semua orang bisa sayang kak Mars seperti kita sayang kakak~

Eh, kok kakak sih? EYANGGG ><💖💖💖💖

↷ ⁞ Rinkusuu

Wish you all the best

Menjadi dewasa mungkin bukan keinginan bagi beberapa orang. Namun sebagai manusia kita tak bisa menghindarinya. Apapun yang terjadi, hadapi dengan sabar. Tak peduli seberapa berat cobaan, Kak Mars pasti bisa. Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya. 💜

aduh terlalu baku ya kayaknya :')

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top