CinderAnu

"Cieee yang lagi ultah. Hbd."

"Hbd, Kak."

"Selamat ulang tahun, Kak Wina. Semoga sehat selalu dan cita-citanya tercapai."

Apa ini?

Janggal.

Seisi rumah penghuni halu ingat ulang tahun Wina hari ini, sebenarnya bagus mereka mengucapkan, artinya mereka menganggap eksistensi Wina dan (mungkin) turut senang atas kehadirannya di bumi. Namun, apa ulang tahunnya hanya begini saja tanpa kejutan apa-apa?

Ulang tahun penghuni halu sebelumnya sering dirayakan, memang awalnya pura-pura dilupakan, tapi bila malam hari pesta meriah diadakan sebagai ganti penantian.

Wina tak berharap apa-apa, mungkin ulang tahunnya tidak seistimewa lain makanya tak dirayakan. Setidaknya masih ada yang ingat dan mengucapkan selamat.

Gapapa sumpah, gapapa.

Tapi kenapa agak nyesek, ya?

Wina memutuskan akan keluar vila, akhir-akhir ini ia sering memisahkan diri dari anak-anak halupro untuk menenangkan pikirannya yang berkecamuk. Tak ada salahnya tidak pulang sampai besok 'kan? Toh tiada perayaan.

"Woi, Kak Wina!" Suara melengking yang Wina kenal membuat pemilik nama berhenti di ambang pintu, dengan cengirannya Nathy menghampiri Wina. "Mau ke mana?"

"Kepo."

"Sedih ya ultahnya gak dirayain?"

"Sok tahu."

"Uang kas kita habis untuk ngerayain ultah, jadi kita nyari uang dulu."

"Gapapa gak dirayain."

Mampus, sepertinya Kak Wina betmut.

"Maaf, Kak, Sharon udah terlanjur daftarin kita ikut kontes memparodikan dongeng, hadiahnya lumayan lho kalau menang."

"Kalian aja yang ikut, aku gak usah."

"Yah ... nama Kakak terlanjur dimasukin, ntar kita bisa didiskualifikasi kalau gak ikut."

"Panitianya gak mungkin tahu aku siapa, gantiin aja sama yang la-"

"WOE BURUAN NTAR KITA TELAT!"

Datanglah Shan si penyelamat yang segera menyeret Wina dibantu Nathy.

Kak Wina nolak ikut, seret dia kuat-kuat. Nathy bertelepati ke Shan.

Baik, dimengerti.

Mars mengendarai mobil menuju pusat kota, lokasi kontes parodi diadakan, yang ikut adalah Wina-setelah diseret paksa, Shan, Nathy, Sharon, Shaa, Lexa, dan Rein.

***

Disebabkan mendaftar beberapa jam sebelum kontes, Wina dan kawan-kawan mendapat giliran paling akhir. Selagi menunggu, mereka latihan seadanya, tapi lebih banyak rebahannya, sih.

Maklum, remaja jompo.

Sore harinya barulah mereka dipanggil untuk menampilkan parodi.

"Selamat sore hadirin semuanya. Kami, Halu Team akan menampilkan parodi Cinderella. Saksikanlah parodi kami yang mungkin gak lucu-lucu amat." Mars yang ditunjuk sebagai narator membuka kontes parodi.

"Pada suatu masa, hiduplah seorang gadis bernama Ella bersama orang tuanya. Ella tumbuh sebagai anak yang sangat blangsak sampai ibunya tidak sanggup mengurus dan memutuskan kabur dari rumah. Ayahnya juga gak sanggup ngurus dia, karena itulah sang ayah menikah dan menyerahkan kepengurusan Ella pada ibu dan saudari-saudari tirinya."

Di panggung, Lexa yang berperan sebagai ayah menampol Sharon dengan setumpuk uang (mainan)-sedikit catatan, semua properti dan kostum disiapkan pihak penyelenggara kontes. "Jagalah anak-anak kita, watashi akan kembali dalam waktu dekat desu."

"Baiklah, anata."

Lexa berbalik dan meninggalkan panggung. Untunglah perannya sedikit, ia bisa rebahan dan turu dengan segera. "Ayah Ella tak pernah kembali, membuat ibu tirinya senang bisa menghabiskan harta tujuh turunannya dan menjadikan Ella babunya."

"Asyik, akan aku habiskan semua hartanya! Dan akan kubuat anak blangsak itu menjadi babu, xixixi."

Sharon menghampiri Shan dan Shaa yang berperan sebagai dua saudari tiri Cinderella. "Woi klean, di mana Ella Si Blangsak?"

"Lagi manjat pohon kali," jawab Shaa, pikirannya terfokus pada papan catur, guna menyusun rencana paripurna untuk men-skakmat Shan.

Disuruh pura-pura main catur eh malah keasikan.

Sharon mendatangi pohon yang katanya dipanjati Ella.

Benar saja, Ella alias Wina sedang rebahan di sana sambil turu. "Woi!"

Suara gaduh dari bawah membangunkan Wina-karena Wina profesional, dia memang berakting tidur dan tidak tidur beneran. "Hormat sama yang tua, Dek."

"Anak durhaka! Aku kutuk jadi babuku dan anak-anakku seumur hidup!"

"Aaaa tidaaaaaak."

Duh, baru di awal-awal parodi Mars sudah capek. Kapan ia bisa terhindar dari kegajean mereka?

"Sejak hari itu Ella yang suka keluyuran ke sana ke mari membawa alamat, kecebur empang, mendaki gunung menuruni lembah, dan berenang-renang dengan bebek sawah pun menjadi babu pribadi emak dan dua saudari tirinya."

"Seluruh fasilitas Ella seperti kasur empuk, WiFi lancar, AC dingin, camilan sekulkas, dan lain-lain diembat keluarganya yang lucknut. Ella menggembel di rumahnya sendiri, ia tidur di lantai dingin dan jarang mandi karena sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga."

"Karena penampilannya yang kek gembel dan nggak banget itulah saudari-saudarinya menambahkan kata Cinder pada nama Ella yang artinya abu. Cocok tuh sama penampilan Ella yang penuh abu dan debu."

Wina yang lagi berakting menyapu dan mengepel mengumpat, "Njem, gini amat peranku."

"Pada suatu hari, pangeran yang berada di negeri antah berantah itu mengadakan pesta dansa untuk mencari istrinya. Emak tiri Cinderella sangat bersemangat mendandani anak-anaknya."

Sharon mendandani dirinya, Shan, dan Shaa apa adanya, hasilnya dandanan mereka seperti trio Kamaboko (Tanjiro, Zenitsu, Inosuke) yang akan melaksanakan misi ke Distrik Yoshiwara.

"Yahaha ... kasihan banget gembel gak bisa pergi," ejek Sharon, hmm ... ejekannya terdengar tulus dari lubuk hati no ekting ekting.

"Makan makan sendiri, nyuci nyuci sendiri, sedih banget. Yuk kita pergi, Mak," ajak Shaa.

"Dandanan norak gitu bangga," cibir Wina.

"Apa yang lukh bilang? By one, Deck." Sharon memasang ancang-ancang hendak menyerang, begitu pula Wina yang siap akan mempertahankan diri.

"Udah udah, ntar kita telat." Shan dan Shaa selaku pawang Sharon di drama ini maupun di kehidupan sehari-hari menyeretnya keluar.

"Hiks hiks hiksrot prot prot awikwok awokawok." Begitulah suara tangisan Wina yang ditinggal sendiri oleh keluarga lucknutnya.

Tiba-tiba muncullah Yuna sebagai ibu peri berputar-putar menuju Wina. "Gasing!"

"Bukan gasing, watashi ibu peri desu. Chotto matte, watashi sedikit pusing." Yuna memijat kepalanya sebentar untuk menghilangkan pusing, Wina berdiri dan menatap Yuna sedikit harap.

Dikit doang, soalnya Wina merasa ada sesuatu gak beres yang akan terjadi.

"Wah, keluargamu pada pergi ke pesta. Daijoubu gak datang, yang ada ntar nyesel. Ojisama-nya gak kayak di dongeng-dongeng."

"Jadi, apa yang harus watashi lakukan?"

"Ya kaburlah! Mau-mau aja dibabuin keluarga luckmut, watashi sih ogah."

"Wakatta, danke gozaimasu, ibu peri! Watashi pergi dulu!" Wina menjabat tangan Yuna dan berlari ke balik panggung. Bila mengikuti alur asli, harusnya Yuna menyulap Wina menjadi perempuan yang cantik, tapi yang namanya parodi tidak harus sejalan dengan originalnya.

Sharon memasuki panggung bersama putri-putrinya yang sedang sambat. "Dasar pangeran banyak cingcong! Udah capek-capek datang dari jauh malah gak milih. Cih, nandayo koitsu, kudaranai ningen."

Shaa yang emosi menerbangkan sepatunya hingga merusak salah satu lampu panggung.

Waduch.

"Tenang. Posthink aja pangerannya belum siap."

"Tau ah. Cinderella, bawain minum!"

Tidak ada jawaban.

"Cinderella!"

"Sepulangnya dari pesta dansa, keberadaan Cinderella tidak ditemukan keluarganya. Mereka terus memanggil, tapi tidak ada jawaban dan tanda-tanda kedatangan Cinderella."

"Emak tiri Cinderella pun mengadakan sayembara, bagi laki-laki yang mendapatkan Cinderella maka dia bisa memperistrinya, bagi perempuan boleh menjadikannya babu. Saudari-saudari tirinya menambahkan bahwa Cinderella perempuan yang sangat cantik, patuh, baik berbakat, pintar, tidak sombong, dan rajin menabung."

"Emangnya kita bakal untung kalau Cinderella diambil? Gak ada yang bisa dibabuin. Kita mager semua, Mak, lihat nih rumah udah kotor sejak gak ada dia," protes Shaa.

"Gapapa, kita akan memeras duit orang yang mungut dia bagaimanapun caranya."

Di sisi panggung lain, masuklah Wina yang menaiki odong-odong sebagai pengganti kuda. Kutukan yang melekat padanya terkadang membuat Wina ingin memutar kemudi odong-odongnya untuk kembali ke rumah dan mengabdikan diri menjadi babu. Namun, teringat penyiksaan yang didapatnya selama di rumah membuatnya tetap bertahan di alam liar.

"Pangeran tahu gosip tentang Cinderella gak?" Yuna bertanya sambil memasuki panggung bersama Nathy, karena kurang pemain, Yuna merangkap sebagai ibu peri dan penasihat pangeran. Wina dan yang lain kembali ke balik panggung sebentar untuk memberikan tempat bagi dua karakter baru itu.

"Hmm ... apa tuch? Apakah dia kang nyabu?"

"Bukan! Salah satu keluarga dari negeri ini meminta mencarikan gadis yang bernama Cinderella. Dari yang saya dengar, Cinderella perempuan yang sangat cantik, patuh, baik berbakat, pintar, tidak sombong, dan rajin menabung. Kalau laki-laki yang nemuin, Cinderella boleh diperistri. Kalau perempuan boleh menjadikan Cinderella sebagai babu."

"Katanya doang mah, mager nyari-nyari orang hilang."

"Pangeran gak mau nyari pasangan hidup gitu? Kasihan ortu pangeran yang kebelet punya menantu dan cucu."

"Hamdeh, baiklah. Siapkan kuda, kita akan mencarinya selama tiga hari. Abis itu pasrah aja dah."

Wina masuk ke panggung dan berakting tidur di salah satu pohon. Nathy dan Yuna mengelilingi panggung (ceritanya 'kan lagi myari Cinderella) dengan kuda.

Kuda-kudaan karet.

"Lihat, ada seorang gadis!" Yuna menunjuk Wina di atas odong-odongnya.

"Kelihatan lusuh banget, mana mungkin dia Cinderella."

"Bangunin aja, mungkin dia bisa ngasih petunjuk."

Nathy mengarahkan pengeras suara yang ia sandang ke Wina. "SAHUR SAHUR!"

"Berisik!" Wina yang kaget pun refleks men-smackdown Nathy, untung Nathy bisa menghindar. Jadinya Wina nyungsep ke lantai panggung.

Mars yang tersadar harus bernarasi pun mulai bicara lagi, "Pangeran dan penasihatnya yang mendengar sayembara dari keluarga Cinderella mencari perempuan yang dimaksud. Di tengah perjalanan, mereka menemukan seorang gadis yang tengah tertidur di odong-odong. Pangeran pum membangunkannya dengan lemah lembut, tiba-tiba gadis kucel itu berubah menjadi perempuan yang sangat cantik."

"Lihat aja nanti pembalasanku njem!" Wina berlari ke balik panggung, posisinya sebagai Cinderella digantikan Lexa yang sudah didandani lumayan waras.

"Awokawok coba aja nanti."

Lexa memposisikan dirinya seperti Wina nyungsep tadi, lalu pelan-pelan membangunkan diri. Lampu sorot mengarah padanya, Cinderella di sini yang sifat dasarnya barbar pun pastinya takkan diam setelah dikejutkan dan terjatuh bersama harga dirinya.

"Tenang ngab, tenang. Maap ya saya sedikit tidak berakhlak, tapi kami aslinya orang baik, kok."

"Halah, alesan."

"Tenang dulu, Nona, nanti saja gelutnya, dengarlah penjelasan kami terlebih dahulu." Yuna menahan Lexa yang hendak menampol Nathy, sepertinya Yuna lumayan normal di sini, mungkin pengaruh peran.

"Kenal cewek bernama Cinderella nggak? Saya berniat mencarinya dan menjadikannya pendamping hidup. Beberapa hari yang lalu saya mendengar sayembara tentangnya, laki-laki yang menemukan Cinderella dapat menjadikannya istri, sedang perempuan menjadikannya babu."

"Pangeran 'kan aslinya cewek, pasti Cinderella-nya dijadiin babu. Nggak dulu, deh."

Lexa tanpa aba-aba kabur secepat kilat dan entah mana bersembunyi. "Pantas saja pangeran tadi tidak terpesona dengan Cinderella yang digadang-gadang berwajah cantik."

"Benar, aslinya saya cewek dan suka cogan. Hidup cogan!"

"Hidup cogan!"

"Yuk kita pulang aja, saya mau pacaran sama Cipuy."

Makin melenceng dari alur aslinya, batin Mars.

"Ajaibnya teriakan pangeran jadian-jadian ini mencabut kutukan babu pada Cinderella, sejak hari itulah Cinderella hidup bebas dan menjadi crazy rich woman, kekayaannya mengalahkan kekayaan keluarga lucknutnya."

Lexa kembali hadir di panggung dengan pakaian mewah dan perhiasan di seluruh badannya.

"Eh itu Cinderella bukan, sih?"

"Jangan sok tahu, ntar malu."

"Bisa jadi orang lain, nggak mirip."

"Anak-anak durhaka, kalian meragukan firasat emak."

Lexa yang sadar sedang dibicarakan pun menghampiri Sharon, Shan, dan Shaa. "Ada perlu apa nich, rakjel?"

"Anak durhaka, bisa-bisanya kamu nggak ngenalin emak sendiri. Emak kutuk kamu jadi berlian!"

Posisi Lexa digantikan patung berlian (imitasi) yang sudah dipakaikan pakaian dan perhiasan yang sama. Berakhir sudahlah parodi drama Cinderella pada hari itu.

"Cinderella yang tidak mengenali emaknya dikutuk jadi berlian. Keluarga Cinderella menjadi orang terkaya di negeri antah berantah itu. Tamat. Pesan moralnya adalah tokoh jahat bisa menang di sebuah kisah tergantung kehendak penulis skenarionya. Terima kasih sudah menonton."

Mars dan pemain parodi Cinderella membungkuk beberapa kali ke arah penonton yang bertepuk tangan seiring tertutupnya tirai merah. Tepuk tangan mereka entah sekadar formalitas atau benar-benar menyukai parodi yang mereka saksikan.

"Tumben aku gak nista amat." - Nathy

"Kamu lagi beruntung keknya, untuk saat ini." - Shan

"Peranku kok kejam banget?" - Sharon

"Setidaknya gak nista kayak aku njem. Kirain Lexa dapat enaknya doang, untung juga rada nista awokawok." - Wina

"Mendingan sih daripada dikutuk jadi babu." - Lexa

"Peranku gak penting-penting amat, tapi lumayanlah." - Yuna

"Terima kasih atas kerja kerasnya. Hah ... capek banget." - Mars

***

Alam pun membenciku.

Tidak salah Wina berkata demikian. Mereka kalah di kontes pada hari ulang tahunnya pula. Lagi pula dia sudah remaja, untuk apa bersedih hati karena tidak ada perayaan pertambahan angka lamanya ia hidup?

Namun, bukankah wajar ia ingin seperti anggota halupro lainnya yang ulang tahunnya dirayakan?

Mungkin tahun ini Wina sedang mendapat nasib sial.

Sudahlah kalah, mobil yang digunakan untuk ke tempat kontes malah mogok. Jadinya para gadis itu singgah ke restoran cepat saji terdekat sambil mobil diperbaiki.

"Bukannya duit kas kita habis?" tanya Wina saat mereka memasuki restoran.

"Cuma duit kas, duit Sharon mah banyak. Dia aja yang traktir."

'"ANJ- oke. Oke. Orang sabar disayang Leona."

"Dasar simp."

Mereka gak perlu repot-repot gini, bahkan ada yang ngamen, Sharon juga ngeluarin uangnya.

"Kak Wina kok minum kopi aja? Gak mau makan?" tanya Nathy.

"Ho'oh, 'kan Kak Sharon yang bayar," sahut Lexa.

"Nggak apa-apa, udah kenyang."

"Halah gapapa gapapa, padahal kenapa-napa. Jangan overthinking, Kak, ambil aja hikmahnya." Nathy menyuapkan Wina nasi dan ayam yang ia makan, di situasi biasanya Nathy akan merasa geli, tapi di kondisi ini ia mau berbaik hati karena Wina terlihat sedikit suram.

"Aku beneran gapapa njem."

Kata 'njem' andalan Wina mungkin membuktikan suasana hatinya sedikit membaik dari sebelumnya. "Mobilnya udah selesai diperbaiki, kita pulang sekarang."

Memasuki mobil, Wina tak mau berharap apa-apa. Ia berpikir pasti penghuni rumah halu lain sedang terlelap, mana mungkin ada pesta. Wina sadar suasana hatinya yang memburuk disadari yang lain, karena itulah selama perjalanan pulang ia berusaha terlihat baik-baik saja dan bercanda dengan mereka.

Setibanya di rumah, mereka disambut semua penghuni yang sudah menunggu di halaman. Di bagian depan rumah dihiasi balon-balon, pita, dan lampu-lampu.

"SELAMAT ULANG TAHUN, KAK WINA!" Kompak penghuni-penghuni yang berdiri itu mengucapkan selamat ulang tahun, diikuti suara tiupan terompet dan letusan kecil confetti.

Bukannya uang kas habis, ya?

Wina dibawa ke kolam renang, tempat yang biasa digunakan untuk pesta kecil-kecilan. Di sana tak kalah meriahnya dengan ulang tahun sebelum-sebelumnya. Ada kue yang lumayan besar di salah satu meja, lalu makanan-makanan lain yang tersedia. Tak lupa ada meja tumpukan kado di sebelah kue.

Tak cukup dengan kenyataan ulang tahunnya dirayakan, ia juga dikejutkan para penghuni yang berbaris di hadapannya. "Kalian mau ngapain? Antre sembako?"

"Mau peluk Kak Wina satu-satu," jawab Sacha yang berada di urutan tengah barisan.

Seingat Wina pesta sebelumnya tidak ada acara peluk-pelukan begini, tapi ia tetap menerima setiap pelukan dan mendengar kalimat-kalimat baik yang diucapkan padanya.

"Kak Wina kalau ada apa-apa jangan dipendam terus, ya? Sesekali cerita ke orang yang dipercaya. Gak baik mendam terus, ntar meledak."

"Gapapa sekarang Kakak belum berhasil, setidaknya udah berusaha. Hebat lho tetap berusaha walaupun berkali-kali gagal, pasti nanti Kakak mendapatkan hal baik yang tak terduga. Mana mungkin 'kan Tuhan mengabaikan hamba-Nya yang pantang menyerah berusaha dan berdoa?"

"Menurutku Kakak keren, udah pinter, terus jago nulis dan gambarnya bagus, baik juga karena mau ngebantu anggota halupro yang lain. Ngerasa kurang dari orang lain gapapa, tapi Kakak sadari juga kalau Kakak punya kelebihan. Jangan lupa untuk konsisten dan terus berusaha lebih baik."

Wina menjawab terima kasih dan membalikkan kalimat-kalimat baik yang diucapkan padanya. Ia orang yang tertutup, apalagi masalah perasaannya, senyum tipislah yang menyampaikan rasa harunya yang membuncah.

Selepas sesi berpelukan, Wina dipinta meniup lilin kue ulang tahunnya, ia sampai menaiki kursi karena kue yang sedikit lebih tinggi darinya, sambil hatinya mendoakan hal-hal baik berdatangan.

"Yeaaayyy!" sorak penghuni rumah halu begitu Wina selesai meniup lilin. Arabella dan Mars memotongkam kue, juga mengatur penghuni lain agar tidak berebutan.

"Kak Wina mungkin kaget kenapa kita bisa ngerayain, sebenarnya uang kas gak habis, soalnya beberapa dari kita ada yang punya black card ayang masing-masing," jelas Shaa sambil melirik orang-orang yang dimaksud.

"Beneran?"

"Iyalah! Nih kartunya!" Nathy memperlihatkan beberapa black card yang ia ambil diam-diam dari pemiliknya. "Asli, kok."

"WOI! JANGAN SEMBARANG AMBIL!"

"MALIIIIING."

"LIHAT, ADA MALING! MARI KITA GEBUK!"

"Lah ayang situ 'kan maling juga."

"Oh iya, eh bodo amatlah."

"HELP MEEEE."

Seperginya Nathy yang dikejar para pemegang black card, Shan menjelaskan, "Kontes tadi tuh cuma kedok, aslinya di sini pada nyiapin pesta, katanya biar gak ketebak bakal ngadain pesta, yang ngamen itu gak beneran, cuma bikin video singkat abis itu pergi beli-beli perlengkapan pesta."

"Kami bingung mau bawa Kak Wina ke mana, tadi pagi emak nemuin akun ig kontes parodi, gaslah daftar dan nyusun rencana kebohongan. Kami gak ngarep menang, lagian ada duit," tambah Shaa.

"Makasih ya udah repot-repot."

"Nggak repot, kok, 'kan kita udah biasa begini. Ultah sebelum-sebelumnya Kak Wina juga ikut sibuk nyipain ini-itu."

Wina terdiam sesaat, ia sering merasa dirinya tidak berharga selama ini, tapi saat melihat para penghuni halu yang memeluk dan ikut senang merayakan hari lahirnya, ia rasa kehadirannya di dunia ini tidaklah buruk.

Memang dunia ini kejam dan kenyataan-kenyataan pahit selalu menyiksa, tapi masih ada hal-hal baik yang jarang diperhatikan sekecil apapun itu.

Setelah merenung sejenak, Wina bergabung dengan penghuni lain dan bergabung bersama mereka seperti biasanya. Tiada yang tahu bebannya seperti apa, tapi setidaknya mereka sudah membuatnya merasa lebih baik.

Ternyata alam tidaklah membencinya, mungkin ada rasa cinta yang terselip di balik kekejamannya.

Alam ternyata tsundere.g

***

Semoga Kak Wina suka chapter ultah yang apa adanya ini, maaf untuk kekurangan-kekurangannya. Maaf yang muncul hanya beberapa orang dan banyak kekurangan karena keterbatasan penulis. Jujur, penulis ini sangat banyak kekurangan. Maaf ada yang dibikin nista banget, apalagi Kak Wina yang lagi ultah.

Sejumput pesan untukmu~!

From DeadChuu

Tidak seperti yang lain, watashi tidak akan mengucapkan selamat ulang tahun atau ucapan² mainstream. Tch.

Tapi, yah, selamat menikmati hari ini dan hari berikutnya, besoknya lagi. Pokoknya, selamat menikmati asam asetat kehidupan, kak꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡. Emang gak enak. Lagian, siapa suruh makan cuka. Bdh👎🏻

Intinya, HBD, GWS, GBU꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡.

Tambahan : jangan mendahuluiku bertemu Tuhan:<

⊱ From Nathxliee

Hey, pren. Sebelumnya hayuk bagi 2 Kazuha pren??

Waduch, canda pren xixixixi. Ucapan lengkapnya sudah tadi pagi sih ya pren, panjang lebar guck jelas. Tapi semoga ga cringe. Mengulangi sedikit ....

Selamat ulang tahun kak Wina. Kak Wina yang baik, cantik, dermawan, murah hati. Tapi bo'ong Yahahahahah. Seperti doa yang klise pada umumnya. Semoga panjang umur dan sehat selalu. Walaupun klise, doa ini yang biasanya akan terwujud.

Kak Wina, kak Wina semangat belajarnya ya! Semoga ke terima SBMPTN (?) Nya! Dan juga, hp baru menanti bestie. Ingat, hp baru. Cui bisa main genshin impekkk 😄.

Baik, itu saja. Semoga hari kak Wina selalu hari yang lancar dan mulus~

Penanda,
- Penyuka Nym 🥲.

(Kak Wina, tolong feedback doa Nym suka balik ke saya, Roti Bogor dengannya pun tak apa.g)

⊱ From LadyBrownies

Selamat hari brojol, kak Wiwi~
Spill foto ktp dong kak, aku masih penasaran AWKWKWKK
Stay healthy kacks, jangan lupa istirahat, jangan lupa healing, you deserve pelukan Kazuha❤️

⊱ From Shaniasukamto

HABEDE KAK WINA( ˘ ³˘)♥

Ciee makin tua nih~
Doaku mah sama kayak doa² lainnya. Berharap semua yang terbaik buat kakak. Makasih untuk semuanya, entah itu ilmu yang kakak kasih atau hadiah yang kakak kirim. Makasih juga karena udah jadi salah satu temen(?) Onlineku. Aku seneng udah kenal kakak bersama dengan yang lainnya juga.

Makasih banget<3
Selalu jaga kesehatan ya kakk~!

⊱ From susukadaluarsa

Selamat ulang tahun, Kak Wina. Semoga apa yang diinginkan bisa tercapai dan tahun-tahun selanjutnya semakin baik. Semoga juga umurnya diberkahi dan punya kehidupan yang lebih baik dari sekarang. Doanya basic banget ya—

Tapi amiin-kan aja oks

⊱ From justcallme_shi

Hebade. Udah gede doa sendiri, aku bagian aamiinin 🥰

Kegiatan ini disponsori maz Cipuy.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top