☆ Day 4; Flower
11 - 05 : Flower / Mutual Pining
Flower !
Kohakasa
Oukawa Kohaku × Fem!Suou Tsukasa
"... Kita bisa menjadi bunga sakura yang bersinar terang!"
┈┈┈┈․° ☣ °․┈┈┈┈
SEORANG anak perempuan bersurai merah berlari ke arah pohon sakura, membiarkan surai indahnya terbang oleh embusan angin yang melewatinya. Saat sampai, ia terlihat mencari sesuatu hingga tiba-tiba saja surai pink sakura muncul dari atas pohon.
"Bon."
"Huwa! Koha-kun jangan mengagetkanku!"
Anak perempuan itu berbalik memarahi sang pemilik surai pink sakura yang bergelantungan di atas pohon. Sementara sang pelaku hanya menertawakannya di sana tanpa ada niatan untuk turun.
"Segitunya Suou-neehan mencemaskan daku hingga berlari keluar mencari daku?" tanyanya kepada kakak sepupunya tersebut.
Yang ditanya mengembangkan kedua pipi, "Habis, Koha-kun tidak muncul saat aku memanggilmu!"
Kohaku terheran, beberapa detik selanjutnya ia pun turun dan menghampiri Tsukasa, "Ada apa Suou-neehan memanggil daku?"
"Ada Dango, tapi sudah kuhabiskan tadi."
.
.
.
Kohaku terdiam sejenak kemudian menatap ke bawah, "Dango-ku...."
Gadis di sampingnya terkejut. Dengan cepat merogoh sakunya teringat akan sesuati, yang lalu sang gadis menyodorkan sesuatu yang terbalut kertas makanan pada sang surai pink, "Aku menyisakannya untuk Koha-kun!"
Netra sang pemilik surai sakura pun berbinar, "Sugo─ ookini, Suou-neehan!"
Sang gadis tertawa pelan, mengulas senyum merekah seraya memperhatikan wajah sang pemilik surai pink tersebut yang tengah sibuk dengan dango-nya.
"Koha-kun terlihat imut~"
Pipi Kohaku bersemu merah, di detik selanjutnya ia mengembungkan pipinya, "Daku tidak imut,"
Gadis itu tertawa lagi, kali ini ia mencubit pipi sang anak lelaki dengan gemas seraya mengulangi kata-katanya, "Koha-kun imut~"
"S-sakit! Daku tidak imut!"
Tsukasa tidak melepaskan cubitan tersebut, ia bahkan memainkannya dengan gemas. Namun, hal itu tidak berlangsung lama kala atensi sang surai pink teralihkan.
Kohaku mendekatkan dirinya pada Tsukasa, sontak membuat aktifitas sang gadis pun terhenti, tanpa mempedulikan hal itu, Kohaku memundurkan langkah dan menunjukkan apa yang ia temukan.
"Ada kelopak Sakura yang tersangkut di rambut Suou-neehan tadi," ucapnya dengan kepala yang perlahan terangkat memandang sang empu yang bersemu merah, "...Suou-neehan terlihat mirip dengan bunga Sakura yang layu, tapi tetap cantik."
"H-hentikan! Aku tidak seperti itu,"
"Yasudah deh, lain kali daku mencarikan bunga Sakura yang lebih indah," ujar Kohaku membuang bunga yang diambilnya tadi.
Merasa tak ingin kalah, Tsukasa membuka suara lagi, "Omong-omong, Koha-kun! Kita bisa menjadi bunga Sakura yang bersinar terang!
Suatu hari, aku yakin, saat kita bertemu di tempat ini lagi!"
∘₊✧──────✧₊∘
"Kau mengatakannya seakan itu adalah hal yang mudah, Suou-neehan." gumamnya.
Kohaku memandang ponsel, menunjukkan pesan seseorang yang menyuruhnya untuk tetap diam di sana dan menunggu. Bertepatan dengan angin yang menerbangkan surai sakuranya, Kohaku menyimpan ponselnya dan beralih memandang pohon Sakura yang tampak sedikit berubah sejak terakhir kali ia ke sini. Sekitar 9 tahun yang lalu.
Di mana ia dan sang gadis bersurai merah akan bermain di bawahnya selama musim semi, menikmati waktu seraya mendengarkan si gadis surai merah itu menceritakan hari-harinya. Kohaku lebih suka mendengar dan membiarkan gadis itu bercerita dibanding dirinya yang bercerita, mungkin karena itulah Kohaku menganggap sang gadis seperti bunga Matahari.
Benar, gadis itu terlihat bersinar di netra Lavender milik Kohaku.
"...ketemu, Oukawa!" panggil seseorang menyadarkan lamunannya.
Gadis bersurai merah itu memeluk tubuh Kohaku yang dibalas dengan senang hati, "Long time no see, bagaimana kabarmu, Oukawa?"
"Tunggu," Belum sempat menjawab pertanyaan Tsukasa, Kohaku lebih dulu mendekatkan dirinya seperti saat kecil. "Lagi-lagi ada bunga Sakura yang menempel di rambutmu, yade."
"Ah, apakah nature setuju jika kita berdua adalah bunga Sakura yang shine bright?"
"Segitunya Suou-neehan ingin kita menjadi pasangan?" tanya Kohaku seraya menatap bingung.
"...ie, lupakan, Oukawa," Tsukasa menunduk, tak berani memandang sang empu.
"Daku ingin tahu,"
"Please, forget it."
Kohaku menghela napas merasa dirinya takkan menang debat dengan sang gadis di hadapannya, tapi yasudahlah, walau pun—
"Washi tetap ingin tahu,"
- Fin.
∘₊✧──────✧₊∘
620 word
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top