09 - 05 ; Domestic / Sickness
Leohima
Tsukinaga Leo × OC! Torayama Himaru
Warning; OOC!
Kingdom AU!
∘₊✧──────✧₊∘
.
SUDAH beberapa hari setelah insiden menghilangnya sang putra mahkota, Tsukinaga Leo. Namun, keberadaannya masih dirahasiakan dari masyarakat lain, hanya 4 pangeran dari Kerajaan lain yang menerima kabar tentang putra mahkota Tsukinaga.
Namun, Torayama Himaru putri mahkota sekaligus teman kecil putra mahkota tetap bersikeras mencari tahu apa yang terjadi. Tak ada satu hari pun ia berhenti bertanya "Bagaimana kabar Leo-san sekarang?" kepada para pelayan atau pun orang tuanya.
Himaru yakin, menyembunyikan keberadaan seseorang tidak akan dilakukan jika dengan alasan ringan. Hingga suatu hari sebuah surat terkirim padanya yang membuat irisnya mengerjap.
"Pelayan, siapkan kuda untukku."
"Ap— Nona!?"
Satu pelayan yang ada di sana terkejut mendengar permintaan tiba-tiba tersebut. Himaru bahkan langsung pergi keluar kamar begitu memakai jubah hitam miliknya.
"Apa yang dilakukan Leo-san selama menghilang, sih?" tanyanya pada diri sendiri sembari berjalan ke arah pintu keluar.
─────⊹⊱✫⊰⊹─────
"HAH!?"
"Maaf Nona, tapi Ousama sendiri yang mengatakan bahwa ia tidak mau menerima siapa pun yang datang."
Kini, tepat pada kerajaan Tsukinaga, dirinya malah tak diperbolehkan masuk oleh dua prajurit kerajaan yang menjaga pintu masuk. Bagaimana bisa? Padahal Ousama itu sendirilah yang memintanya mengunjunginya.
"Maaf atas kelancangan saya. Tetapi, Leo-san yang—"
"Biarkan Ia masuk."
Seorang pemuda bersurai abu-abu berantakan dengan pakaian pangeran menghampirinya, diikuti pemuda bersurai hitam di belakangnya. Dari pakaian dan warna surai itu, jelas bukan putra mahkota dari Tsukinaga.
Kedua prajurit itu pun menoleh, memundurkan diri membuka pintu masuk dan membungkukkan badannya, "Sena-sama, Sakuma-sama!"
Setelah pemuda bersurai abu-abu memberi kode untuk tidak diganggu, kedua prajurit itu pun pergi dari hadapan mereka. Tak lain kedua pangeran itu adalah pemilik nama Sena Izumi dan Sakuma Ritsu.
"Himacchan pasti datang karena surat itu," Ritsu berkata seraya menguap di akhir.
"Eh?" Himaru terheran, "L-lalu, apa yang terjadi dengan Leo-san?"
Izumi menghela napas panjang, "Bukankah sudah ku jelaskan di dalam surat? Atau perlu kami beritahu lagi? Ck, merepotkan sekali ...."
Gadis bermarga Torayama memundurkan langkah seraya memandang Izumi lekat. Gawatnya ia hanya membaca sekilas surat tersebut.
"Sudahlah, Secchan. Ousama sedang membutuhkan Himesama sekarang," ucap Ritsu seraya berjalan menjauh meninggalkan keduanya. Izumi dan Himaru pun mengikuti dari belakang.
Di sisi lain, menampakkan ketiga pemuda di mana dua pemuda tersebut tampak berusaha menenangkan pemuda bersurai oranye dengan mengajaknya berbicara. Namun, hasilnya tetap sama. Beberapa kali sang pemuda bersurai oranye menyuruh keduanya untuk keluar, sama sekali tidak ingin diganggu.
Merasa usahanya gagal, keduanya pun keluar dan berdiri di dekat pintu kamar tersebut. Salah satu pemuda bersurai merah bersandar, menyeret dirinya ke bawah hingga terduduk dengan kedua tangan mengusap kepalanya Frustrasi.
Pemuda itu; Narukami Arashi menepuk pelan kepala Tsukasa, berharap bisa menenangkan pikiran pemuda tersebut. Bersamaan dengan ketiga insan yang menghampiri mereka.
"Hima-chan, Ousama benar-benar membutuhkanmu," ucap Arashi begitu Himaru mendekati pintu.
"Baik!"
Himaru membuka pintu tersebut dan memasukinya, gelap. Kamar berwarna pucat terkesan gelap, serta kertas-kertas yang berserakan di bawah membuatnya tampak seperti tak diurus. Namun, kertas-kertas tersebutlah yang menjadi ciri khas sang putra mahkota, Tsukinaga Leo.
Walau penglihatannya samar akibat gelap, ia yakin pemuda bersurai oranye yang tengah menulis sesuatu di bawah adalah orang yang dicarinya.
Dengan pelan, Himaru membuka suara, "Leo-san?"
"Ini ... Tidak cukup dan tidak akan pernah cukup ... Mereka pasti akan membenciku lagi ... AAH, MOU!"
Sosok tersebut merobek kertas yang tadi ditulisnya, meracaukan suatu kata dengan Frustrasi, membuat Himaru yang berniat menghampirinya berhenti. Sosok Leo yang tergambarkan energik bisa seperti ini juga?
Tidak, Himaru tidak ingin melihat pemuda itu seperti ini. Ia hanya ingin pemuda itu kembali dengan sosok energiknya, yang akan menghamburkan kertas dan terus menulis di manapun ia berada.
Jika pun ia harus menghadapi sosok Leo yang ini, Himaru akan berusaha keras mengembalikan sosoknya yang bercahaya. Karena itulah, ia datang ke sini.
"Leo-san, aku memanggilmu."
Sosok itu terdiam, yang lalu menoleh pada asal suara dengan suara paraunya, "...Hima?" setelah mengucap nama gadis itu, Leo terjatuh.
"LEO-SAN—"
─────⊹⊱✫⊰⊹─────
"Ia hanya terkena demam, tidak apa."
Himaru menyenderkan kepalanya pada pundak seorang gadis bersurai cream; Aruna. "Leo-san bilang apa sama Hima tadi?" Himaru menggeleng.
"Leo pingsan setelah—"
"Hima ...."
Himaru membangunkan dirinya, menghampiri asal suara tersebut. Itu dari Leo, yang matanya masih tertutup dengan kompres di atasnya. Leo menggumamkan nama Hima beberapa kali, membuat gadis itu enggan untuk pergi dan memilih berada di kamar itu menemaninya.
Beberapa jam berada di sana dan pemuda itu tetap menggumamkan nama gadis itu. Hingga pada suatu panggilan, Himaru menjawab dengan suara pelan.
"Aku di sini, Leo-san."
"Hima bilang apa? Aku tidak dengar,"
"Eh—" gadis itu memandang wajah sang pemuda yang tampaknya terbangun, "...lupakan saja."
Leo mendudukkan dirinya memegang kepalanya sebentar yang terasa nyeri. Kemudian menoleh memandang wajah gadis itu yang memerah.
"OH! Mukamu memerah seperti rambut Suo! Ahahaha kawaii~"
"A-aku tidak seperti yang kau katakan ...,"
Leo menghentikan tawanya, irisnya tetap terkunci pada gadis itu. Ia lanjut bertanya, "Hima yang menjagaku, ya?"
"Em, ya."
"Ahaha! Sudah kuduga!"
Entah apa yang ada di pikirannya, pemuda tersebut meloncat memeluk gadis itu dengan erat, "Terimakasih, Hima!"
"...sama-sama." Keadaan yang dipeluk? Tanyakan langsung yuk! ʕ ꈍᴥꈍʔ
— Fin.
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
847 word.
(
Sudah direvisi)
Ooc tidak, sih?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top