Chapter 33
(Izla P.O.V)
Aku berjalan menuju ke taman bunga di sekolah. Sekarang dah tamat waktu persekolahan. Aku tak rasa aku nak balik ke dorm.
Aku melutut, maksud aku, lutut aku saja jejak lantai. Takkan nak mencangkung pula. Aku menyentuh bunga- bunga yang indah dan wangi. Aku rasa tenang sambil menyanyi lagu Love story by Taylor Swift,
We were both young when I first saw you
I close my eyes
And the flashback starts
I'm standing there
On the balcony in summer air~
See the lights, see the party, the ball gowns
See you make your way through the crowd and say, 'hello'
Little did I know~
That you were Romeo, you were throwin pebbles
And my daddy said, 'stay away from juliet'
And I was crying on the staircase
Begging you please, 'don't go'~
And I said,
Romeo take me, somewhere we can be alone
I'll be waiting
All there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say, 'yes'~
Oh oh~
I got tired of waiting
Wondering if you ever coming around
My faith in you was fading
When I met you on the outskirts of town~
And I said
Romeo save me, I've been so alone
I keep waiting for you but you never come
Is this in my head?
I don't know what to think
He knelt to the ground and pulled out a ring and said--
Secara tiba- tiba ada seorang lelaki melutut sepertiku di sebelahku. Tangannya juga menyentuh bunga- bunga di depan kami. Aku memandang lelaki itu walaupun dia hanya fokus kepada bunga- bunga di depan kami. Lelaki itu menyambung nyanyianku,
Marry me juliet
You'll never have to be alone
I love you and that's all I really know
I talked to your dad
Go pick out a white dress
It's a love story, baby just say~
Lelaki itu memandangku juga. Kami bertetapan sambil menyambung nyanyian itu bersama,
Yes~
Oh oh oh~
Cause we were both young when I first saw you~
Lelaki itu tersenyum. Aku terdiam, siapa lelaki ni? Aku macam tak pernah nampak dia tapi aku ni budak baru, maybe selama ni dia tak menonjol.
Mungkin sebelum ni, dia ni fans aku. Takut nak datang dekat, dia tiba- tiba muncul harini sebab keberanian dah tersemat dalam hati selepas mendengar nyanyian merdu aku. Mungkin lah, MUNGKIN! Tapi aku berharap betullah sangkaanku. Bukan apa, handsome teramat.
Macam kacukan? Ye, kacukan! Korea? Hmm, seems like it!
"Hye girl, what is your name? " lelaki itu menyoalku dengan senyuman.
"My name is Izla, "
"Ohh such a beautiful name you have, " lelaki itu memetik sekuntum bunga.
"He--hey, jangan petik bunga sembarangan-- "
Aku terdiam apabila lelaki itu menyelitkan bunga itu di telinga kananku.
Lelaki itu ketawa kecil, "A good princess have to obey her prince charming~ "
Aku terdiam, "Urm, by they way, thank you for sing it with me, "
"Haha, my pleasure pretty, my name is Danny, " Danny menghulurkan tangannya untuk bersalam.
Aku hanya tersenyum, enggan untuk membalas salamannya. Bukan apa, my parents and Syaz already said that I can't easily touch boys or let them touch me. I have to obey~
Kalau aku langgar, lelaki tu yang kena lanyak dengan Zedi, Qari and Hara. Aisy pula hanya gunakan auranya untuk buat lelaki tu jauhkan diri dari aku. Syaz pula akan menjadi pelindung aku. They such a good friends.
"Ohh, " Danny menarik tangannya kembali, malu kerana ditolak untuk bersalaman. Namun, dia tetap melemparkan senyuman.
"I didn't see you before even I'm new student just like 1 or 2 weeks? " Aku menyoalnya lantas bangun.
Danny pun bangun, "I'm new student. This is my first day, "
"Ohh patutlah, kau kelas apa? " Aku menyoalnya lagi.
"My class is 5 Kasturi, "
Shit, dasar punya Zedi. Dia boleh diam je, tak gossip langsung dengan aku. Patutnya buka lah topik ni dekat group chat.
"Ohh, kita duduk dekat meja tu nak? Aku letak beg aku dekat meja sana. " Aku menunjuk meja di taman bunga.
"Boleh saja, "
Ada nada pelat di situ tapi tak apalah. Asalkan aku paham apa yang dia cakap dan dia sendiri paham apa yang dia cakapkan. Kalau dia tak paham, aku hempuk je kepala dia dekat pasu bunga.
Kami pun duduk bertentangan.
"So Danny, "
"Yeah? " Danny memandangku.
"Pada pendapat kau lah kan, apa kau rasa bila dah sehari jadi pelajar 5 Kasturi? " Aku menyoalnya.
Please guys. Aku tak ada idea nak tanya apa tapi aku nak berbual dengan dia.
"Pada pendapat I , it's pretty fun and chaos, and I love it, "
"Chaos? Love? " Aku menjongketkan keningku. Aku rasa aku tahu sebab apa. Ehh tak, aku yakin sebab apa. But, let's see what this boy gonna answer.
"In our class, we have Chaos Trio, " Danny kelihatan seperti bangga memperkenalkan kumpulan kelasnya, 'Chaos Trio'.
"Chaos Trio? Who is that? " Aku menyoal. So dia avoid nak jawab pasal love. Maybe dia suka suasana macam pasar. Husnudzon Izla...
Aku membuka botol air milikku lalu aku pun minum.
"I bet you don't know them because you are new student. Beside, you are not Kasturi's. They are Zedi, Khai and Malik, "
Burrrrr!!!
Aku tersembur bila dengar nama Zedi. Eh, Danny macam duduk depan aku. Aku melihatnya.
Alamak! Aku bergegas bangun lalu aku pun keluarkan sapu tangan di kocek blazerku. Aku mengelap mukanya sambil meminta maaf tanpa henti. Aku betul- betul kalut. Haih, buat malu jelah. Aku tak sengaja sembur air tu dekat muka dia.
"It's okay Izla, it's okay, " Danny memegang pergelangan tanganku yang sedang mengelap mukanya.
Kami berdua terdiam sambil merenung sesama sendiri.
"By the way, why you tersembur? " Danny menyoalku.
Aku duduk kembali, "Tadi kau ada sebut Zedi kan? "
"Yeah, "
"Well, she is my bestfriend forever, or should I say that we are more than bestfriend-- "
"Wait a damn minute! You are lesbian? Zedi too? No way, Zedi actually love-- "
Pak!
Danny mengaduh kesakitan apabila aku membaling botol airku ke mukanya. Dia segera mengembalikan botol airku.
"Maksud aku, lebih dari kawan tu, kitorang dah anggap masing- masing macam adik beradik, diorang berlima selalu ada dengan aku selain daripada parents aku, " Aku tersenyum sambil terbayang kisah- kisah kami semua bersama. Penuh dengan gelak ketawa dan kedukaan.
"Berlima? " Danny pelik.
"Yeah, diorang berlima. Syaz, the older one and she is the most pretty and tegas. Qari, the feminine one even she is crazy. Aisy, the cry baby but when she get mad, she is more scary than Syaz. Hara is the savage one and the shorter in our group. Zedi, your classmate, the crackhead one, she is master for prank people. And the last is me, "
Danny kelihatan kagum sambil menepuk tangan teruja.
Aku tersengih janggal, apahal dia ni? Takut pula aku. Relax relax dah lah.
"Apa nama group you? " Danny semakin berminat ingin mengetahui tentang kami berenam.
"It is ZIQHAS, The Pretty Musician, " Aku menjawab. Saja je nak nampak gempak. Kalau ZIQHAS je, macam ngeh...
"Legendary musician? "
"Nevermind-- "
"Well, that's not suprise, " Danny membalas.
"Huh? " Aku pelik, kenapa dia yakin sangat ni. Hebat betul penangan Zedi, baru sehari jadi classmate, terus jadi yakin.
Danny tersenyum, "Look, we just sang together, right?"
Aku mengangguk dengan riaksi hairan.
"Your voice. It is very beautiful, perfect, the tone. You know how to sing very well, " Danny menongkat dagunya.
"Ohh, haah. Suara aku memang sedap, " Aku membuat muka riak.
Danny ketawa. Aku melihat jam tanganku.
"Ohh shoot! " Aku bangun dengan drastik.
"Why Izla? "
Aku melihat Danny, "Aku dah janji dengan Zedi nak jumpa dekat library. Nak study sama- sama. Now I'm late 10 minutes! Bye Danny! "
Aku terus mengambil beg ku lantas berlari menuju ke library.
Danny ketawa lantas tersenyum sinis, "ZIQHAS, very well, big sis, I'm gonna finish what you started, "
"IZLA! JANGAN BERLARI DI DALAM KAWASAN SEKOLAH! "
Danny melihat ke arah suara itu lantas ketawa.
Danny bermain dengan jarinya, "Zedi in library, hmm same like before, "
(End Izla P.O.V)
------
(Zedi P.O.V)
"Dasar janji melayu punya kpopers, " aku mengutuk Izla tanpa henti.
Aku terus masuk ke perpustakaan tanpa menunggu Izla. Masuk sahaja ke perpustakaan, aku nampak Lutfi di kaunter.
"Ngek? "
"Zedi? "
Mereka berdua bersuara serentak. Seperti biasa, yang bunyi pelik tulah aku.
Aku perlahan- lahan memusingkan badan, ingin keluar dari perpustakaan itu. Haih, kenapalah mesti dia je aku jumpa. Tak ada orang lain ke dalam perpustakaan ni?
Baru je aku nak sentuh tombol pintu,
"Zedi, you nak pergi mana? " Lutfi memanggilku.
Aku mendecit lalu menoleh ke belakang, "Aku nak keluar, "
"Eh? You tak nak baca buku ke? " Lutfi menunjuk buku yang banyak tersusun rapi itu.
Aku menoleh ke arah buku- buku itu. Aku meneguk liur.
Pergh menggoda bhai.
Please jangan kecam aku. Hanya pencinta buku je yang paham maksud aku sebenarnya.
Aku menggeleng lantas menoleh ke arah Lutfi semula, "Actually aku salah masuk. Aku ingatkan ni kelas aku hehe, "
Aku terus membuka pintu.
"Urm I actually nak bagitahu something, " Lutfi bersuara.
Aku mengetap bibir, "Next time ye Lutfi. Aku ada hal, "
Aku terus melangkah keluar bagaikan Kendall Jenner. Keluar mestilah kena bergaya guys. Mana tahu ada paparazzi ke...
Sekelip mata, tanganku direntap lembut dari belakang. Takde lah lembut mana tapi lembut dia tu cukup buat aku berhenti berjalan. Aku terus menoleh ke belakang.
"Just a few minutes? " Lutfi nampak sangat berharap.
Haish! Susahlah jadi akak idola yang hot ni. Ramai betul yang admire dalam diam.
Aku mengangguk, layankan jelah peminat yang satu ni HAHAHA. Aku tahu aku nak elak dari dia tapi kalini jelah. Kang kalau aku asyik mengelak dari dia je, suspicious nanti.
Kami berdua masuk ke dalam perpustakaan. Aku berdiri di meja paling depan.
"So kau nak bagitahu apa? " aku terus menyoal apabila Lutfi sudah duduk di depanku.
"Zedi, do you believe in true love? " Lutfi menyoal perlahan.
"To be honest ye... I mean nope, " aku terus menukar jawapanku.
"Huh? Which one? " Lutfi memandangku.
"It's no! And kau kenapa tiba- tiba cakap pasal true love ni? " aku memberikan pandangan pelik.
Aku menekup pipi, "Jangan- jangan... "
Pipi Lutfi mula memerah, "A-- apa? "
Aku tersengih nakal, "Kau suka aku eh~ "
Lutfi terus membuat muka bosannya.
"Apa? " aku menjongketkan keningku.
"No it's not. I don't love you, "
Prak!
Dengar? Hah tu bunyi hati aku berkecai. Bukan sebab aku suka dia ni tapi pedih tho bila member ni terlalu jujur.
Aku menoleh sekeliling. Kosong perpustakaan harini.
"I fell in love... "
Aku terdiam lantas menoleh perlahan ke arah Lutfi. Dia menunduk.
"So what are you waiting for? " aku terus menongkat dagu di meja.
"Huh? " Lutfi memandangku hairan.
Aku mengeluh, "Listen here little boy-- "
"I'm pretty sure that I'm older than you-- "
"Shut up! Just listen to me, " aku memotong dengan pantas.
Lutfi terus terdiam.
Pap!
Aku menepuk tanganku perlahan.
"Okay you said fell in love right? Then why are you telling me this? Just confess already. Jangan menyesal kalau dia kena sambar, "
"The problem is... her family and I made a promise not to see each other, "
"Huh? Why? Is it because they hate you? " aku memeluk tubuh lalu bersandar di kerusi.
"No... They never hate me. It just... I'm the one made that promise-- "
Bam!
Lutfi terkejut apabila aku menghentak tanganku di meja.
"You waste my time! " aku terus bangun.
"Eh wait wait! Zedi! Please wait. Okay I mengaku I salah pasal hal tu but it's already late to change everything, " Lutfi kalut lantas bangun dan merentap tanganku perlahan.
"And I runsing. I love her but at the same time, I hate her, " dia bersuara perlahan.
Aku menoleh ke belakang. Dia kelihatan ragu- ragu untuk bercerita. Macam takut pun ada.
Tapi apa aku kesah. Dah buka cerita kan? Habiskan lah. Berani dia potong time klimaks. Memang aku debik dia.
Aku merentap tanganku semula dari pegangan Lutfi lantas duduk kembali. Lutfi juga duduk.
Bagaikan detektif, aku merenung Lutfi.
"Explain to me. Kau dah cerita, habiskan. Why did you hate her? " aku menyoal terus.
"She's the killer-- "
"HUH?! " Aku menjerit dengan kuat lantas bangun.
Kedua bahu Lutfi digenggam kemas lantas aku menghayunkan dia dengan kuat.
"HEY LUTFI! AKU TAHULAH KAU AGAK TAK LAKU DEKAT SEKOLAH! TAPI TAKKANLAH KAU JATUH CINTA DENGAN PEMBUNUH-- "
"Ish! Bukan macam tulah! " Lutfi menolak kedua tanganku.
"Oh bukan eh? " aku berdiri tegak.
"It's not like she's a killer. What I'm trying to say, she's the reason that my parents got killed. My parents save her daripada kena bunuh, "
"Kau yatim piatu? Samalah kita, " aku kembali duduk.
Wait... His crush is the one... Parents dia tu bukan sembarangan orang. Diorang bekerja dengan bekas ketua mafia Alessio. Lebih paham, ayah kepada ahli ZIQHAS yang berketurunan Alessio.
That's mean his crush is one of ZIQHAS?
Aku terus melihat Lutfi. Kebetulan dia pun tenung aku.
"Lutfi, may I know her name? Your crush, "
"It's Marine Azriendz Al-- "
"Okay that's enough, " tak perlu nak mention nama Alessio. Mungkin ada banyak spy daripada pihak lawan. Dioranv dari dulu nak jatuhkan Alessio.
Aku mengambil nafas apabila mendengar nama yang disebut Lutfi.
"Are you sure that she's the reason that your parents died? You still hate her? " aku menyoal.
"To be honest, yes. Even tho I love her, it doesn't change the fact that my parents died because of her, " Lutfi menjawab tanpa keraguan.
Aku perasan bunyi pintu nak dibuka. Aku menoleh tapi pintu masih ditutup rapat.
Ada someone. I'm sure.
"You know maybe she also suffer like you? "
"Nonsence. She live with her family. She have everything. Everyone love her. No one can hurt her. That's why I want to revenge-- "
Aku terus bangun, "Okay that's enough, "
Lutfi juga bangun, "Oh I almost forgot that you have something to do. Sorry for trouble you. Just forget about this matter, "
"Haha small matter lah Lutfi. Okay this is my last advice. Please masuk dalam telinga kanan dan jangan keluarkan sekalipun dari telinga kiri kau. Pendam apa yang aku nasihatkan ni sampai mati, "
Lutfi mengangguk.
Aku mengambil nafas, "Just forget this. Jangan terpikir nak balas dendam. Aku tahu kau tersakiti bila parents kau tinggalkan kau seorang dekat dunia ni. Tapi ingat, kalau kau berjaya balas dendam sekalipun, nothing will change. You only regret for the rest of your life. Parents kau takkan bangun dari kubur untuk congrats kau semata revenge kau tu. In fact, they will disappoint. You know why? Because they sacrificed their life just to save the girl but in the future, their own son kill the girl, "
"I never said that I'm going to kill her-- "
"I know, I'm saying this for example. Takkan nak guna contoh rogol pula. Kau nak rogol dia sebagai dendam ke? " aku menyoal selamba.
"There's no way I'll rape her! " Lutfi membangkang keras.
"See? And kalau kau berjaya balas dendam sekalipun, kau takkan terlepas dunia akhirat. Dekat akhirat, kau akan disoal tuhan pasal kes ni. Dunia pula, her family will never let you go. No matter what you do to her, as long as it will affect her life, they will hunt you, Fo. Re. Ver. "
Lutfi hanya mendiamkan diri.
Aku menepuk bahunya, "Think about my advice, Lutfi. From a friend that trying to save you from darkness, "
Aku terus berjalan keluar dari perpustakaan. Aku menoleh kiri dan kanan. Takde orang pun. Tapi aku tahu, ada orang dekat sini tadi. Dan orang tu juga yang nak buka pintu perpustakaan tadi.
Izla lah orangnya. Kitorang janji nak jumpa.
Aku bersandar pada koridor. Is it true? Lutfi think that she's the reason his parents died?
Aku mengelipkan mataku beberapa kali. Air mata diseka. Tanpa sedar, aku menangis tadi. Aku menekup mulutku lantas beg yang disangkut di tepi perpustakaan di ambil.
Aku berjalan keluar dari sekolah. Izla tu mesti ikut aku balik. Aku perasan dia tengah sembunyi belakang aku.
Killer... The reason they died... He hate... He want revenge...
Aku terus menangis sambil berlari ke asrama.
Why? I don't wanna this.
(End Zedi P.O.V)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top