Chapter 28
"Hanya kau yang bisa melakukannya, Gadis Waktu. Kaulah satu-satunya harapan kami."
Kalimat terakhir yang diberikan sang Penguasa Waktu sebelum mereka pergi terus berputar di dalam kepala Iri. Lagi-lagi ia diberi tanggung jawab besar, dalam kondisinya yang ingin segera pergi dari semua masalah ini.
Tapi, tugas baru ini adalah satu-satunya kunci untuk terbebas dari masalah besarnya—walau persentase keberhasilannya pun tidak yakin bisa menyentuh lima puluh dari seratus persen. Iri segera memutar otak untuk mencari cara agar Inti Waktu yang indah itu bisa sampai ke tangannya.
"Ren, Ten! Aku membutuhkan kalian!"
Kedua anak waktu itu menahan laju larinya dan menleh ke belakang. Raut wajah mereka seakan bertanya, "Ada apa?"
Iri berlari mendekati mereka berdua dan mulai menjelaskan apa yang didapanya dari Ketiga Peguasa Waktu yang tiba-tiba datang. Eekspresi Rend an Ten langsung berubah kebingungan. Entah bagian mana yang membuat mereka mengerutkan kening sedalam itu, yang jelas Iri yakin pemikiran mereka sama, yaitu, "Ini semua gila!"
"Bagaimana mungkin Tiga Penguasa Waktu memberi jalan keluar yang bahkan tidak mereka yakini tingkat keberhasilannya?!" tanya Ten sedikit emosi.
"Selain itu, apa kau tahu bagaimana cara penyatuan Permata Masa dengan Inti Waktu, Iri? Kita juga tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah mendapatkan kekuatan yang tidak jelas akan seperti apa bentuknya," tambah Ren.
Iri menjambak rambutnya frustasi. Anak-anak waktu ini benar. Kenapa ia harus menuruti perintah dari Penguasa Waktu yang tidak pasti akan seperti jadinya? Gadis itu juga tidak tahu bagaimana ia harus melakukan penyatuan, dan bagaimana cara menggunakan kekuatan yang mungkin akan didapatnya.
Jadi, ia harus bagaimana sekarang?
"Jangan bimbang, Gadis Waktu!"
"Takdir ini ada di tanganmu. Apa kau ingin semua memori masa lalumu terformat begitu saja"
"Percayalah pada dirimu sendiri, Iri. Ingatlah, bahwa masa depan bisa berubah bergantung pada keputusanmu sekarang."
Iri cukup terkejut dengan tiga suara berbeda yang berbicara di pikirannya. Wanita-wanita itu ... apa memang mereka selalu begini!? Muncul tiba-tiba, menghilang tanpa pamit, dan selalu menguji mereka dengan hal-hal berat. Iri ingin protes, tapi ia tidak bisa. Khawatir ketiganya malah akan emosi dan memperparah keadaan. Akhirnya, Iri hanya berkata, "Tapi, Yang Mulia, aku tidak tahu bagaimana cara penyatuan Permata Masa dengan Inti Waktu—"
"Tidak. Ada seseorang di dekatmu yang bisa melakukan penyatuan itu," potong Ima. Iri bertanya siapa, dan Ima menjawab. "Si Pencuri Waktu."
Ten?
Iri mendengar Kako menyahut di kepalanya, "Anak itu yang mendapatkan kemampuan unuk mengambil Inti Waktu dari asalnya. Dan, kekuatan itu ia dapatkan langsung dari Era yang menyamar."
"Pencuri itu pasti mengerti apa yang harus dilakukannya. Kau hanya perlu menunggu kekuatan itu mengalir di tubuhmu, Iri."
"Mengalir di tubuhku?" Iri tak lagi mendengar suara Tiga Penguasa Waktu. Dengan cepat, ia langsung berseru, "Ten! Kau bisa melakukannya, bukan?"
"Hah? Melakukan apa maksudmu?"
"Penyatuan itu, kau bisa melakukannya kan, Pencuri Waktu?"
++++
Tangan putih yang lebih kecil dari Iri itu meraih jam pasir emas di atas altar dengan ancaman-ancaman yang meliputi sekitarnya.
"Ten, cepatlah! Kami akan menahan Era di sini!" kata Kay. Ten pun mengangguk dan mulai memperrsiapkan sihiir dalam tubuhnya. Gadis berambut pendek itu berdiri terpana di samping si anak yang melayangkan jam pasir di kedua tangannya. Cahaya terang keemasan mulai menguar dan menerangi tempat suram itu. Ten berkata lantang, "Iri, Permata Masanya!"
Sang gadis mengangguk dan mengulurkan tangan untuk mendekatkan Permata Masa Kini dengan Inti Waktu. Kedua benda itu semakin bersinar terang dan warnanya mulai bersatu di udara. Merah darah dan emas, sungguh indah.
Era yang menyadari rencana Iri dan Anak-Anak Waktu tidah tinggal diam. Ia berteriak lantang bahwa tidak ada yang boleh menyentuh Permata Mas dan Inti Waktu miliknya. Cincin cahaya dikeluarkannya sekali dan langsung menghempas mereka. Ten dan Iri yang sudah memakai sihir agar tidak tumbang saat mendapat seranga Era tetap saja terdorong walau hanya sedikit.
Kekuatan Era berubah drastis karena melihat penyatuan itu. Tidak mau hal-hal buruk semakin bertambah, Ren segera bangkit dan memimpin teman-temannya untuk maju menyerang. Tapi, belum jauh mereka berlari, Era sudah mengeluarkan lagi sihirnya. Gelembung-gelembung dengan cahaya yang membias memerangkap anak-anak itu dari bawah. Menjebak mereka dan membuatnya tidak sadarkan diri. Ren yang berada di depan menghentikan langkah dan berbalik untuk melihat teman-temannya.
Semuanya ... semuanya sudah tertangkap. Tinggal dirinya dan Kay yang belum Era sergap. Tetapi, tak lama kemudian, Era berucap, "Tidurlah kalian, wahai anak-anak tak berguna. Masuklah dalam dunia mimpi dan berhenti mengganggu rencana dari Ratu kalian!"
Ren dan Kay tak sempat menghindar. Gelembung itu telah menelan kakinya dan membuatnya tak bisa kabur. Perlahan-lahan tubuh mereka mulai masuk, dan kesadaran mereka mulai menghilang.
"Oh, tidak! Ren!"
"Iri, fokuskan sihirmu!" keluh Ten saat ia merasakan ketidakstabilan energi pada penyatuan. Iri mengeraskan rahang. Tanpa Rend an teman-temannya, siapa yang akan melindungi mereka selagi melakukan rencana dari Tiga Penguasa Waktu?
Sekali saja ... sekali saja biarkan Iri membidik gelembung itu dengan panahnya, barangkali ia bisa menghancurkannya. "Ten ... maafkan aku." Iri menurunkan tangan yang sedari tadi terulur pada dua benda yang berputar dan melayang-layang di depan dada.
Ten yang terkejut dengan kepergian Iri refleks mengambil alih semua benda itu dan berseru kesal. "Apa yang mau kau lakukan!? Hey! Iri!"
Tidak mau mendengar, Iri berlari dan menggenggam panahnya. Dirasa sudah berada dalam jarak yang cukup, ia langusng mengangkat senjata dan menarik anak panah. Dilepaskannya benda ramping nan panjang itu kepada gelembung di mana Ren meringkuk tertidur di dalamnya.
Percuma. Anak panah yang sudah teraliri sihir hanya memantul saat beradu dengan lapisan gelembung yang terlihat tipis dan sangat rapuh. Tapi, nyatanya kurungan itu layaknya sebuah jeruji besi yang tak bisa ditembus oleh apapun.
"Cih!"
"Dasar Bodoh! Kau tidak akan bisa menghancurkan Gelembung Waktu yang dibuat Era! Hanya jika kau berhasil membujuk Era untuk melepaskan sihir, atau kau kalahkan dia dan lepaskan sihirnya."
Mau bagaimanapun juga, kedua pilihan itu taka da yang mudah, alias semuanya sulit!
"Sedikit lagi...!" gumam Ten dengan tangan yang memutar-mutar mengitari dua benda pusaka itu. Terlihat, Inti Waktu mengeluarkan sedikit demi sedikit serbuk waktunya, sedangkan Permata Masa hanya berputar cepat dan semakin cepat menyedot serbuk keemasan itu.
"Hentikan kegiatanmu, Anak Waktu! Aku—Ratu dari seluruh waktu—Era memrintahkanmu untuk berhenti membuang-bunag serbuk waku dari Jam Pasir dan menyatukannya dengan Permata Masa!"
Namun, Ten tidak menggubris perntah Era dan tetap melakukan apa yang sedari tadi ia lakukan. Era sudah muak dan panas. Serbuk Inti Waktu itu sudah lama ia kumpulkan dari menculik Anak-anak Waktu. Ia tidak akan rela jika serbuk emas itu digunakan oleh manusia bodoh, seperti Iri.
"Kau yang memintanya, Anak Waktu!" Era membuka telapak tangan dan mengangkatnya ke atas kepala. Sebuah bola cahaya berwarna hitam dengan cincin cahaya berwarna keabuan perlahan muncul dari tangannya. Dengan tatapan penuh kebencian, ia menatap Ten dan Iri, lalu melemparkan sihir itu.
Iri hanya diam melihat bola besar itu terarah padanya. Namun, sebelum sihir itu menghantam tubuhnya, Ten berseru bersama dengan cahaya merah keemasan yang berpendar terang. Cahaya yang berbentuk seperti lidah api dan bergerak-gerak liar, beranjak mengitari Iri dan melingkari seluruh tubuh dan menutupinya.
++++
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top