6. Masa Lalu
Bocah kecil berambut hitam legam dengan bola mata hitam itu tersenyum riang saat dirinya menerima sebuah hadiah dari kakaknya, meski masih muda kakaknya itu sudah memiliki keriput. Sasuke kecil segera melompat ke dalam pelukan Itachi, mulut kecil Sasuke tersenyum dan mengucapkan terima kasih karena hadiah yang diberikan Itachi kepadanya.
Sedangkan seorang wanita berambut panjang dengan dress hitam tersenyum lebar sambil membawakan kue besar serta lilin berangka 7.
Sedangkan Ayah Sasuke duduk sambil membaca koran, Sasuke berjalan menghampiri ayahnya meminta sebuah hadiah darinya. Namun, yang terjadi hanyalah omelan dari sang ayah.
Itachi dan Mikoto mencoba menghibur Sasuke, sedangkan sang ayah mulai menghabiskan minuman beralkohol yang tersedia dilemari kaca.
Sejak dipecat dari tempatnya bekerja, Fugaku sering minum-minuman keras, dia merasa tidak adil ketika ia di PHK.
Mikoto berdiri berjalan menuju tempat Fugaku berada. Rumah yang dulunya mewah kini hanya tersisa ruangan kecil untuk mereka berempat.
Mikoto mulai berhutang ke sana kemari untuk sesuap Nasi agar anak-anaknya tidak kelaparan, sedangkan Fugaku tidak peduli apa yang terjadi dengan keluarganya.
Itachi memutuskan untuk berhenti sekolah dan membantu ibunya bekerja, hingga akhirnya sebuah kecelakaan menimpa Itachi yang berjualan koran di tepi jalan raya.
Kabar itu membuat Sasuke dan keluarganya kaget, mereka segera pergi ke rumah sakit. Biaya di rumah sskit tentulah tidak sedikit membuat Mikoto harus mencari pinjaman kembali.
Namun, tidak ada satupun dari tetangga mereka yang meminjamkan, pelarian Mikoto hanyalah kepada rentenir. Pain adalah seorang rentenir kejam yang membungakan uang sebesar 40%.
Tentu saja bunga itu terlalu besar, tapi, Mikoto tidak peduli. Demi anak-anaknya dia rela harus bekerja sampai muntah darah sekalipun. Dengan penuh keyakinan dia mendatangi Pain meminjam uang.
Lima bulan telsh berlalu bunga dari uang yang dipinjam Mikoto semakin membengkak, namun, Itachi masih belum sadarkan diri sedangkan Pain setiap hari menagih utang kepada Mikoto.
Kabar dari rumah sakit yang akan menghentikan perawatan Itachi semakin membuat Mikoto lelah, lelah pikiran, lelah hati. Ingin segera mengakhiri hidupnya namun, dia tahan karena Sasuke masih berada disisinya.
Itachi akhirnya mengehembuskan napas terakhirnya dirumah sakit, jenazahnya pun akhirnya dimakamkan dirumah sakit setelah membayar biaya rumah sakit.
Ah, Mikoto menerima uang dari sahabatnya, yang bersimpati pada Mikoto, melihat kehidupan Mikoto yang semakin hancur membuat sahabat Mikoto tidak tega.
Dari hari ke hari kehidupan yang dulu damai berubah seperti neraka, adu mulut antara Mikoto dan Fugaku membuat Sasuke hanya berdiam diri di kamar.
Sebuah tendangan membuat pintu dari tripleks itu hancur, Pain dan anak buahnya datang menagih uang yang dipinjam Mikoto. Mikoto berusaha meminta perpanjangan waktu. Tetapi, Pain tidak peduli lagi, merasa dirinya sudah memberi waktu yang cukup untuk melunasi utang mereka.
Pain adalah pria bengis yang tak kenal kata ampun, Fugaku hanya bisa pasrah saat dirinya dihajar oleh anak buah Pain, sedangkan Mikoto menangis meminta ampun.
Tubuhnya luka-luka akibat cambukan dari Pain, Pain meminta anak buahnya untuk mencari anggota keluarga Uchiha dan menemukan Sasuke yang tertidur pulas dikamarnya.
Mikoto memohon ampunan nyawa untuk Sasuke namun, tidak dipedulikan oleh Pain. Teriakan serta tangisa Mikoto membuat Sasuke terbangun. Wajah kecilnya pucat pasi, ketakutan melanda hati bocah berusia 7 tahun itu.
Fugaku menghembuskan napas terakhirnya di susul Mikoto yang tidak kuat menerima pukulan dari anak buah Pain.
Kini giliran Sasuke, Pain berpikir organ dalam Sasuke akan mahal jika dijual di pasar gelap, satu pukulan mendarat ke tubuh kecil Sasuke membuat Sasuke meringis menahan Sakit.
Hantaman dari kayu terus menerus diterima oleh tubuh Sasuke membuat bocah itu pingsan. Pain segera menggendong Sasuke dan akan membawanya ke dalam mobil. Sebelum sebuah teriakan menghentikan Pain.
Diujung jalan sana terdapat bocah kecil seumuran Sasuke berdiri tegap dengan sombong meminta Pain melepaskan Sasuke, tentu saja Pain tidak terima meminta anak buahnya untuk menghajar bocah berambut kuning itu.
Para anak buah Pain harus duduk memegangi masa depan mereka, ternyata bocahcitu tidak sendiri. Dia ditemani oleh seorang pria berambut orange, sekilas mirip Pain tetapi tentu saja berbeda.
Pain segera melempar tubuh kecil Sasuke, dia merasa akan mati kalau berurusan dengan pria berambut orange itu.
Tubuh kecil Sasuke ditangkap oleh pria berambut kuning yang mirip Naruto dalam bentuk dewasa, sedangkan pria berambut Orange itu mendecih tak suka.
Sasuke segera dilarikan kerumah sakit oleh pria berambut kuning menggunakan mobil mereka.
Sasuke perlahan membuka matanya, menatap seluruh ruangan yang di dominasi warna putih dengan alat-alat medis yang memenuhi tubuhnya. Mata hitamnya melirik dua orang dewasa yang tengah tertidur pulas dengan satu bocah yang tidur dipangkuan mereka.
******
Sasuke tersentak saat mendapat tepukan dibahunya, air matanya menetes saat ia membayangkan masa lalunya yang menurutnya cukup pahit.
Tentu saja Sasuke memakamkan keluarganya dengan layak setelah ia siuman waktu itu, tetapi tetap saja merasa dirinya anak tidak berguna yang tidak bisa menyelamatkan nyawa kedua orang tuanya.
Naruto tersenyum membisikkan kata-kata penghibur, setiap hari hujan atau setiap hari ulang tahunnya Sasuke akan melamun mengenang ketragisan hidupnya, tetapi, itu mungkin saat belum bersama dengan kekasihnya. Dia sendiri merasa menjadi orang abnormal tang mencintai sesama lelaki, tapi, cinta tidak mengenal gender kan. Entahlah.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top