13.
Pukul 3 pagi Naruto baru kembali ke kediaman Namikaze, dirinya bergadang semalaman memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.
Bahkan Juugo dan Sasuke ikut menemani Naruto, meski Naruto memaksa Juugo pulang dia tidak bergeming dan duduk di taman bersama Naruto dan Sasuke.
Naruto duduk di sofa merah, ruang tamu keluarga Namikaze. Naruto merasa dia tidak berhak lagi tidur di kamar yang selama ini menjadi tempat kesukaanya ketika dia pulang.
Dari arah kamar kanan sosik wanita berambut merah panjang, dengan dress hitam ditaburi berlian berjalan menuju Naruto dengan anggun.
Tidak perlu waktu yang lama, wanita itu berdiri tepat di depan Naruto, meminta Naruto mendengarkan apa yang dia ceritakan.
Wanita berambut merah dengan mata biru itu akan mengalungkan tali tambang ke lehernya, dia bersiap untuk mengakhiri nyawanya, menikah selama 5 tahun dan tidak di berikan momongan adalah hal yang menyakitkan, apalagi cibiran dan cemoohan orang-orang terhadap dirinya membuat dia semakin depresi.
Gedoran pintu tidak dia pedulikan, bahkan suara memohon Minato tampak tidak menyentuh hati wanita itu. Sudah dua bulan ini wanita itu akan mengakhiri hidupnya. Dirinya tidak kuat menerima cibiran dan hinaan dari orang-orang di sekitarnya.
Suara tangis bayi membuat wanita itu berhenti, dia tajamkan telinganya memastikan bahwa tangisan itu memanglah tangisan bayi, bukan suara boneka atau keponakannya yang menagis.
Suara berisik pengasuh yang menenangkan bayi itu tampak bingung, sudah setengah jam bayi itu menangis, diberi susu pun dia tidak mengenyut.
Wanita itu turun dari kursi yang ia gunakan untuk pijakan mengakhiri hidupnya, dia berjalan dan membuka pintu. Yang ia lihat pertama kali adalah bayi mungil dengan rambut pirang yang menjadi ciri khas suaminya.
Wanita itu meminta pelayan untuk menyerahkan bayinya kepadanya, dan dengan lembut Kushina nama wanita itu menggendong bayi itu dan membuat bayi itu tertidur dalam gendongannya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top