11. Kenyataan
Naruto mendapat perintah pulang oleh kakek dan nenek Naruto, Sasuke tersenyum kecil saat Naruto menghela napas setelah mendapat telepon dari Ayahnya.
Naruto sungguh tidak ingin pulang, sekali pulang dia akan mendengar omongan tidak enak untuk Sasuke yang dikatakan oleh sepupu-sepupunya.
Naruto menghela napas, Sejak tiga tahun lalu Sasuke tidak pernah mau pulang lagi ke kediaman Namikaze, dia lebih memilih untuk tinggal di luar ketimbang pulang ke kediaman Namikaze.
****
Mobil merah tampak mengkilap terkena cahaya sinar matahari, penumpang belakang mobil itu cemberut setelah dibujuk oleh pria yang mengendarai mobil itu.
Sasuke hanya tersenyum tipis, saking tipisnya Naruto tidak bisa melihat senyum Sasuke. Sudah tujuh tahun Naruto tidak bertemu kakek dan neneknya, meski kepulangan Naruto kali ini pasti ada hubungannya dengan harta waris atau sejenisnya atau mungkin akan menjodohkan Naruto dengan gadis-gadis cantik dari kolega ayah Naruto?
Memikirkannya saja sudah membuat Sasuke kesal. Sudah empat jam mereka menghabiskan waktu di dalam mobil, Naruto ingin segera menghabiskan waktu dengan berbaring di kasur.
Halaman luas dengan rumah tingkat tiga tampak begitu besar dan mewah, mobil berwarna merah itu segera melewati gerbang dan para pelayan mengantri sepanjang jalan untuk menyambut kepulangan Naruto.
"Aku tidak akan turun, kalau mereka semua belum pergi," ucap Naruto tegas.
Para pelayan yang menyambut Naruto segera meninggalkan tempatnya setelah di perintahkan untuk segera meninggalkan tempat mereka berdiri.
Kemeja putih di padu dengan jas hitam serta celana hitam tampak membuat Naruto semakin tampan.
Naruto berjalan menuju pintu utama diikuti oleh Sasuke di belakangnya, mata Sasuke melirik sepupu Naruto yang tengah duduk di sofa sambil menyindir Sasuke. Sindiran itu berhenti saat Naruto mengkritik sikap mereka yang tidak seperti keluarga berpendidikan tinggi.
"Kenapa dengan sikap kami, anjing memang pantas untuk diinjak-injak," ucap salah seorang sepupu Naruto yang memang suka mencari masalah.
Naruto melirik wanita berambut merah senada dengan bola matanya, " oh, ya, sepertinya anjingku lebih pintar ... dari orang tidak tahu diri yang hanya tau cara membuat masalah."
Naruto meneruskan langkahnya diikuti oleh Sasuke, sedangkan wanita itu hanya bisa mengepalkan tangannya menahan amarah.
*****
Kenangan tidak menyenangkan menghampiri Sasuke sesaat dirinya akan terlelap bersama kekasihnya itu. Membuat kantuk yang menghampirinya tadi entah hilang ke mana, terpaksa kali ini dia tidak tidur siang, padahal tubuhnya sudah lelah sekali.
Di sudut ruangan suara barang pecah menggema di dalam kamar yang di dominasi warna putih itu, makian serta hinaan terlontar dari mulut tipis wanita berambut merah itu.
Sedangkan yang lainnya hanya mrnonton, tidak peduli apa yang dipecahkan oleh wanita bernama Uzumaki Karin itu.
Karin berjalan ke luar dengan emosi yang masih memuncak, kaki Karin melangkah menuju kamar Naruto. Dirinya sudah berada di pintu besar yang di dominasi cat warna emas dan kuning itu, tangannya akan segera menggedor pintu itu sebelum dia teringat obrolan malam lalu.
Tangan itu turun dan dan Karin berbalik pergi meninggalkan ruangan Naruto, apa yang di katakan Naruto benar. Dia hanyalah pembuat onar tidak pernah membanggakan keluarganya atau siapapun.
****
Ruangan pesta telah di dekorasi dengan cantik, pesta untuk merayakan ulang tahun pernikahan Kushina dan Minato telah selesai di dekorasi dengan cantik. Para tamu sudah berdatangan memberi selamata kepada Minato dan Kushina, dan disudut lainnya para anak muda sudah berkumpul untuk membicarakan hal-hal yang seru menurut mereka.
Berbeda dengan Naruto yang selalu menempel pada Sasuke, dia tidak peduli dengan yang lainnya yang dia pikirkan bagaimana caranya membuat Sasuke nyaman.
Pria berambut hitam dengan kulit putih pucat melangkah menuju Sasuke dan Naruto yang terlihat sangat mesra, membuat Sai geli dan ingin sedikit mengganggu Naruto.
Sai tersenyum menatap Naruto, " sepertinya berbahagia sekali," ucap Sai menghentikan obrolan Sasuke dan Naruto.
Naruto menatap Sai sebelum dirinya berdiri dan bersalaman dengan Sai yang di abaikan oleh Sai.
Meski para sepupunya tidak akrab dengan Naruto mereka tetap kesal dengan tingkah tidak sopan Sai, ingin mereka menampar muka menyebalkan Sai atau menceburkan bocah sombong itu ke dalam kolam ikan hiu milik Kisame.
"Hey, bocah. Seharusnya kau tidak berlaku tidak sopan di kediaman Namikaze," ucap Nagato yang kini berjalan menghampiri Sai dan Naruto.
"Tidak apa kak, mungkin saya yang tidak sopan," balas Naruto yang sebenarnya ingin menendang Sai.
"Kau ingin aku bersikap hormat kepada anak haram ini," ucap Sai dengan pandangan meremehkan yang ditujukan untuk Naruto.
Sedangkan Naruto diam membeku, tidak paham apa yang dibicarakan oleh Sai.
Satu tamparan menghampiri wajah Sai, tentu saja yang menampar Sai adalah Karin, meski mereka tidak akrab Narutolah yang selalu membantu Karin di saat-saat ia mendapat masalah.
"Kau menamparku hanya untuk membela anak haram yang lahir dari wanita lacur yang tidak jelas identitasnya," ucapan Sai menyulut amarah sleuruh keluarga Uzumaki.
Meski Naruto lahir dari perut seorang lacur yang di tiduri olrh Minato, Narutolah penyelamat hidup Kushina, di saat Kushina hampir mati bunuh diri akibat dirinya tidak bisa hamil.
Kushinalah yang menyuruh Minato menyimpan rahasia bahwa Naruto bukanlah anak kandung mereka, meski saat mendengar untuk pertama kalinya hati Kushina sangat sakit namun, Kushina terlanjur menyayangi Naruto.
Naruto hanya menunduk diam, seolah dunia yang ia bangun runtuh seketika, air mata keluar dari pipi Naruto. Sedangkan Sai sudah di hajar babak belur oleh sepupu-sepupu Naruto, kerja sama antara pasukan keamanan milik ayah Sai dengan Namikaze batal.
Dan pesta yang di adakan untuk memperingati hari ulang tahun pernikahan gagal akibat ulah putra bungsu Danzo.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top