27

Sebenarnya, Ryena sangat memahami apa yang terjadi dengannya sebelum dia mendapatkan kekuatan itu. Dia hanyalah seorang gadis desa biasa yang membantu ayahnya untuk mengobati ibunya dan hidup di desa yang paling dekat dengan Kerajaan Cahaya.

Pekerjaannya setiap hari adalah mengumpulkan tanaman yang bisa dibawa pulang untuk dimasak, mengumpulkan ranting-ranting kering di keranjang yang digendongnya, dan mengeluh setiap hari akan sikap Kerajaan Cahaya yang dinilainya tidak terlalu mempedulikan desa mereka, walaupun desa merekalah yang paling dekat dengan kerajaan terbesar itu.

Ryena merasa waktu-waktu yang damai itu telah lama berlalu. Dia merindukan masa-masa itu.

Dan hal yang membuatnya sedikit tidak percaya, masa-masa yang damai itu lenyap, kurang lebih sepuluh hari.

Ryena melihat dirinya sendiri mengeluh bersama ayahnya yang menarik gerobak usang mereka dari atas tebing. Mereka bertiga di bawah sana, di tanah luas tanpa pepohonan dan hanya rumput-rumput pendek tumbuh di atasnya.

Mengapa saat itu dia tidak membantu ayahnya menarik gerobak itu?

Suara mereka tidak terlalu terdengar, tetapi Ryena ingat betul bahwa di sanalah dia mengeluh tentang Dewi Penyembuh yang tertidur dan malah tidak melaksanakan tugasnya untuk menyembuhkan ibunya.

Ryena tersenyum miris, Kenyataannya, Dewi Penyembuh yang akan membuatnya menyesal adalah dirinya sendiri.

Hari itu telah sore. Ryena memutuskan untuk berkeliling sejenak dalam rupanya yang memang bisa dikatakan sangat menonjol. Ryena tidak lupa bahwa hari dimana dia akan mendapatkan kekuatan akan terjadi lusa. Dia memang sengaja datang dua hari lebih cepat ...

Karena setelah ini, dia akan lenyap.

Kekuatan terakhirnya, yang direferensikan dirinya sendiri, yang hanya bisa digunakannya sekali ... adalah kemampuan untuk memindahkan kekuatan.

Ryena sudah bisa langsung menyimpulkan demikian, begitu dirinya tahu bahwa dia sendirilah adalah pelaku dari semua ini. Semua penyakit Z akan lenyap jika dirinya lenyap, Ryena juga tidak bisa terus-terus bertahan selama itu dan menunggu purnama selanjutnya datang.

Peramal Zhang benar tentang segalanya, dirinya ada untuk menghentikan itu.

Yang Ryena lakukan adalah mengenang masa lalu lewat tempat-tempat ini. Semua tempat yang sesungguhnya sama saja, hanya dalam masa yang berbeda. Namun semuanya terasa sangat jelas, menyakitkan dirinya dan membuatnya tidak mampu berbuat apapun selain memikirkan alasan di balik semua ini.

Dan jika kekuatan ini memang dari dirinya, jadi sebenarnya siapa yang memberikan kekuatan ini sejak awal? Dirinya? Dan dirinya didapatkan dari dirinya sendiri--siklus yang terjadi berulang kali dan akan terus berlanjut.

Ryena berbalik hanya untuk memperhatikan keberadaan tembok istana yang menghalangi matahari yang tenggelam.

Pangeran Zephran saat ini, sedang menderita karena tidak ada yang bisa menyembuhkannya.

Kalau sekarang dia datang dan menawarkan bantuan, semuanya akan menjadi kacau, kan?

Bukan tipe yang terlalu suka mencoba-coba dan melihat perubahan yang mengerikan, Ryena mengurungkan niatnya.

Biarlah, mungkin akan ada Ryena-Ryena lain yang akan mencoba, tetapi jelas bukan dirinya saat ini. Karena terakhir, ketika dia mencoba mengubah masa depan, dia malah nyaris mencelakakan Pangeran Zephran.

Tidak berencana untuk berbaur di antara warga yang mungkin akan menyadari betapa mencoloknya dirinya, Ryena memutuskan untuk tetap di tebing dan akan mengikuti kemanapun dirinya pergi, besok dan juga lusa.

.

.

.

Seperti dugaannya, ayahnya memang melihatnya.

Padahal, Ryena mengawasi dari balik pohon yang agak dekat dengan Riuka dan dirinya yang sedang asyik membicarakan tentang Kerajaan Cahaya dan ulang tahun pangeran yang akan datang.

Tetapi Ryena mampu bersembunyi dengan cepat, karena dia mengingat semua kejadian yang menimpanya dalam kepala.

Ryena tidak perlu memikirkan cara untuk lolos, karena dia juga tahu bahwa ayahnya dan dirinya tidak akan datang kemari untuk memeriksa. Riuka juga langsung masuk ke hutan--mungkin untuk mencari jamur.

Kini, kepala Ryena dipenuhi oleh perkataan Riuka.

"Jangan terlalu benci, karena benci dan suka hanya setipis pakaian yang kita gunakan."

Setelah Ryena pikir-pikir lagi, dia tidak membenci Pangeran Zephran, mungkin sejak awal pertemuan mereka di dalam kamar batu yang memenjarakan sosok pangeran.

"Membenci orang lain sama mudahnya dengan mencintai orang lain, hanya saja kau lebih mudah mengakui benci daripada cinta."

...mengakui, ya?

Ryena merasa bahwa dia tidak menyangkal, dia hanya mengatakan kebenarannya.

Pangeran Zephran tetap akan menjadi pangeran dan dia tetap akan menjadi dirinya. Semuanya tidak bisa berubah secepat bagaimana dia berubah menjadi Dewi Penyembuh tiba-tiba.

Gadis itu menghela napas, lalu mengambil gulungan kertas yang disimpannya di pinggangnya yang diikat oleh selendang lembut. Untung saja kertas itu tidak jatuh.

Ryena membuka gulungan kertas itu. Entah mengapa Pangeran Zephran memberikan kertas itu kepadanya. Membawa barang semacam itu ke masa lalu hanya membuat tulisannya semakin luntur. Tebakan Ryena benar, karena kali ini hanya ada dua kata di tulisan emas itu.

Nona Shin ...

Sisanya luntur.

Entah mengapa, Ryena ingin menangis rasanya.

Langkah-nya menuju kematian semakin dekat saja.

Besok adalah harinya, saat dia menyerahkan kekuatan ini kepada dirinya sendiri.

Dan saat itulah, dia percaya bahwa seluruh negeri di masa yang sesungguhnya, telah bebas dari ancaman penyakit Z yang memang semakin meluas.

*

Hari ketiga,

Atau lebih tepatnya, hari di mana dia akan lenyap.

Ryena telah mempersiapkan hatinya dan juga segala hal yang memang harus dilepaskannya.

Sengaja menyisakan kekuatan terakhir yang dapat digunakannya.

Satu kali lagi penggunaan mengendalikan, satu kali kekuatan penghapus ingatan, dan memindahkan kekuatan. 

Kekuatan ke-empatnya--ke masa lalu--sudah digunakannya tiga kali. Pertama, saat di dalam hutan ketika perjalanan pulang. Kedua, saat dia mengirimkan dirinya sendiri untuk kembali ke masa tiga bulan sebelumnya. Dan ketiga, untuk kembali ke masa saat dia belum memiliki kekuatan.

Ya, sudah tiga kali.

Ryena mulai menebak-nebak apa yang akan terjadi dengannya nanti, ketika seluruh misinya telah selesai.

Apakah dia akan tetap di sini atau malah kembali ke masa di mana dunia telah bebas dari penyakit Z.

Peramal Zhang mengatakan bahwa ada kemungkinan Ryena akan meninggal setelah menyerahkan kekuatan itu kepada dirinya sendiri. Itu karena ketika menyerahkan kekuatan, dia tidak ikut melepaskan semua penyakit yang diserapnya.

Dan yang paling jelas, semua kesengajaan ini, kemunculan kekuatan ini, keberadaan kekuatan ini ..., semuanya adalah untuk melenyapkan penyembuh itu sendiri.

"Kalau ingin aku mati, setidaknya biarkan aku mati di atas tempat tidurku!"

Ryena dari atas tersenyum kecut, Jangan terlalu berharap.

Ryena menarik dan melepaskan napasnya.

Baiklah, Ryena, semangat.

Dengan kekuatan pengendalinya yang terakhir, Ryena turun dengan sangat anggun pelan-pelan. Dia juga melihat dirinya sendiri, menatapnya dengan mata yang lebar.

"Aku akan membantumu, Ryena."

Mata Ryena di depannya belum menunjukan tanda-tanda akan mengecil saat ini.

"T-tunggu. Siapa Anda? Mengapa kita punya wajah yang sama?!"

Ryena tidak ingat bahwa dia pernah mengatakan hal demikian kepada dirinya sendiri. Tetapi, saat Ryena mencoba mengingat-ingat sekarang, dia tidak pernah punya gambaran yang jelas tantang Dewi Pelindung yang menyelamatkannya, walau mereka berjumpa dua kali.

Ya, Ryena yakin dia menggunakan kekuatan penghapus ingatannya untuk ini.

"Kau tidak perlu tahu. Yang jelas, aku datang ke sini untuk menolongmu," jawab Ryena berusaha tenang.

Tanpa membiarkan Ryena di depannya menilainya lebih lama, Ryena langsung menggunakan kekuatan pengendalinya yang kebetulan masih digunakannya untuk membuat dirinya mengambang--seolah-olah terbang--untuk membuat Ryena di depannya juga ikut mengambang dan terbang sampai ke atas sana.

"Wow!" seru Ryena di depannya dengan kagum, hanya sedetik sebelum dia kembali tersadar, "Tapi, Anda ini siapa?"

Ryena tidak menjawab.

"Apakah Anda adalah dewi yang turun untuk mengawasi desa kami?"

Ryena sendiri juga bingung mengapa dia bisa berpikiran seperti itu? Ryena tidak bisa menebaknya, walaupun kenyataannya gadis di depannya adalah dirinya sendiri. Pikirannya memang terkadang absurd dan terlalu mendadak untuk dipikirkan, sekarang Ryena mengetahuinya.

"Ternyata benar. Dewa dan Dewi tidak suka menunjukan rupa asli mereka kepada manusia," simpulnya sendiri.

Ryena makin bingung dengan bagaimana caranya dia menyimpulkan hal sesederhana itu.

"Jadi, Anda benar-benar Dewi Pelindung?" tanyanya lagi.

"Anak kecil yang hanya mengeluh setiap saat tentang Dewi Penyembuh yang tidur, tidak perlu tahu apapun."

Ryena di depannya mengubah posisinya menjadi berlutut, "Dewi Penyembuh, maafkan saya yang tidak tahu diri ini. Saya tahu kalau Dewi Penyembuh sibuk ..."

Tidak tega melihat dirinya sendiri berlutut di depannya tanpa alasan, dia akhirnya bertanya.

"Apa yang kau inginkan?"

"Saya ingin punya kekuatan untuk membuat Ibu saya sembuh."

Ryena mengerjapkan matanya. Dia benar-benar tidak tahu bahwa inilah yang sesungguhnya diminta oleh dirinya sendiri waktu itu.

"Kau yakin?" tanya Ryena.

Ryena di depannya terdiam selama beberapa saat, "Atau, saya ingin Dewi Penyembuh datang ke rumah saya untuk menyembuhkan--maksud saja, bisakah anda tetap di sini? Saya akan datang lagi untuk membawa Ibu saja kemari."

Jadi, sesungguhnya ini keinginanku? Ryena berpikir sambil menatap dirinya sendiri yang kini menatapnya dengan tatapan memohon.

"Aku tidak punya banyak waktu."

Ryena di depannya menunduk, terlihat agak kecewa.

"Aku akan memberikanmu kekuatanku," ucap Ryena. "Aku akan memberikanmu kekuatan penyembuh dan empat kekuatan pendukung lain."

"M-maksudnya?"

"Kau akan memiliki lima kekuatan. Untuk kekuatan penyembuh, kau bisa menggunakannya berapa kalipun, sesuka hatimu. Lalu, sisanya, kau hanya bisa menggunakannya tiga kali."

"Tunggu, saya benar-benar tidak mengerti," ucapnya.

"Kau akan mengerti," ucap Ryena, menjeda selama beberapa saat. "Nanti."

"Uhm, baiklah."

Ryena menatap ke arah langit, lalu memejamkan matanya. "Setelah aku memberikan kekuatanku, kau akan selalu melupakan siapa aku."

"M-maksudnya apa?" tanyanya lagi.

Ryena tak menjawab. Tangannya langsung di arahkannya ke kening Ryena. Matanya masih terpejam. Ryena yakin cahaya biru mudalah yang muncul ketika proses pemindahan energi terjadi, karena itulah yang diingatnya.

Beberapa saat kemudian, Ryena menarik jemarinya.

"Ingat, kau punya batas tiga kali untuk kekuatan lain, kuharap kau bisa memanfaatkannya dengan baik."

"Saya akan menggunakannya baik-baik, saya janji," ucapnya.

Lalu, Ryena tidak mengerti mengapa tubuhnya masih bisa melayang walaupun kekuatannya telah menghilang.

Cepat-cepat dia mengingatkan, karena Ryena punya firasat yang buruk tentang ini.

"Oh ya, ada satu kekuatan yang hanya bisa kau gunakan satu kali."

"Bagaimana caranya saya mengetahui kekuatan itu?" tanya Ryena di depannya dengan kening mengernyit bingung.

"Akan ada yang memberitahumu, tapi bukan hari ini. Aku kembali dulu. Kau juga, pulanglah. Ayah dan ibumu telah menunggu."

Tepat setelah itu, sekelilingnya menjadi putih.

Ryena lenyap.

***TBC***

19 Oktober 2018

a/n

Iya, memang ceritanya muter-muter kayak kisah kamu dan doi :(

But the good news is .....

//pukul drum//

NEXT CHAPTER UDAH TAMAT, GUYS!

Akhirnya ... Zemblanity mau tamat juga huhuhu /terharu/

Ternyata butuh 28 Chapter, hm ...

Mayan lah, karena kukira bakal lebih dari 30 chapter. Untung nggak bablas hweeee :(

Saat tamat di chapter selanjutnya, aku akan minta pendapat kalian tentang ADK series favorit kalian.

Not based on the ending, tapi konflik mana yang kamu suka?

Iya, aku emang nggak terlalu jago bikin konflik seputaran kerajaan, iya, aku tau. Nggak ada pangeran dingin, raja posesif, atau kaisar mesum yaaa. Hmmmm.



Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top