Chapter 7
Pagi sudah tiba dan matahari sudah bersinar cukup terang. Yuuna yang masih tertidur di kasur langsung terbangun setelah cahaya matahari berhasil menembus celah kedua kelopak matanya.
"Hmm~, tidurku nyenyak sekali tadi malam." Yuuna bergegas bangkit dari kasur dan memakai kembali pakaian yang dipakai sebelumnya.
Setelah memakai pakaian miliknya, Yuuna segera keluar dari kamar kosong yang disediakan oleh paman Kagiru dan berjalan menuju dapur untuk makan terlebih dulu sebelum kembali ke hutan. Yuuna melihat paman Kagiru sudah selesai mempersiapkan makanan seketika dia sampai di dapur.
"Selamat pagi, paman."
"Selamat pagi juga. Bagaimana tidurmu tadi malam?" Paman Kagiru meletakkan semangkuk sup daging hangat ke atas meja.
"Cukup nyenyak tadi malam. Oh ya, apa paman yang membuat ini?" Yuuna duduk di kursi meja makan.
"Iya, ini sup daging buatan paman. Makanlah untuk mengisi tenagamu sebelum ke hutan."
"Terima kasih, paman."
Yuuna tanpa berlama-lama langsung memakan sup daging tersebut untuk mengisi perutnya agar memulihkan energinya sebelum kembali ke hutan di kemah sementaranya dimana Morihime masih menunggu dia kembali dari kota. Selesai memakan sup buatan paman Kagiru, Yuuna segera kembali ke kamar untuk mengambil barang-barangnya dan bersiap untuk kembali ke hutan.
"Paman Kagiru, terima kasih banyak sudah memperbolehkanku menginap disini kemarin. Aku akan segera kembali ke hutan."
"Berhati-hatilah selama perjalananmu kembali ke hutan. Jika kamu perlu bantuan, hubungi aku melalui kubus kecil ini." Paman Kagiru memberikan kubus kecil berwarna biru kepada Yuuna.
"Baik, paman. Aku pergi dulu."
Yuuna langsung meninggalkan paman Kagiru dan berjalan kembali menuju hutan ke tempat kemah sementaranya dimana saat ini Morihime masih menunggunya. Dia menggunakan rute yang sama seperti kemarin dimana rute itu melewati padang rumput yang cukup luas dengan pemandangan danau di salah satu sisi.
Akhirnya, Yuuna sampai di hutan tepatnya di tempat dimana kemah sementaranya berada dengan Morihime yang sedang melayang di dekat bekas api unggun kemarin. Morihime langsung menoleh kearah Yuuna sesaat merasakan keberadaannya.
"Yuuna, akhirnya kamu kembali. Bagaimana hasil menjual perburuan monster kemarin?" Morihime tersenyum senang melihat Yuuna sudah kembali.
"Lumayan bagus, Morihime. Aku mendapatkan sekitar 3.000 legend's diamond dan beberapa peralatan untuk membangun rumah dari pemilik toko yang baik di kantong ini." Yuuna menunjukan kantong yang berisi peralatan pemberian paman Kagiru.
"Baguslah kalau begitu. Bagaimana kalau kita mulai menebang beberapa pohon untuk membangun rumahmu sekarang?" saran Morihime setelah melihat isi kantong yang dibawa Yuuna.
"Aku setuju dengan saranmu, Morihime. Lebih baik kita lakukan mulai dari sekarang sebelum hari menjadi gelap."
Secepat mungkin, Yuuna mengambil kapak dari dalam kantong dan mulai menebang beberapa pohon yang kira-kira berumur sudah cukup tua. Sementara itu, Morihime membantu memindahkan pohon yang sudah ditebang untuk dikumpulkan sebagai bahan baku membangun rumah untuk Yuuna nantinya.
Ketika Yuuna masih sibuk menebang salah satu pohon yang berukuran cukup besar, tiba-tiba terdengar langkah kaki yang semakin lama semakin keras. Yuuna langsung menghentikan kegiatannya setelah menyadari suara tersebut.
"Sepertinya ada suara langkah kaki seseorang di hutan ini. Tapi suara langkah kaki siapa yang aku dengar ini?" Yuuna melihat sekelilingnya untuk mencari asal sumber suara langkah kaki tersebut.
Tak lama kemudian, muncul sesosok orang yang tidak asing bagi Yuuna dari balik bayang-bayang kerimbunan hutan tersebut. Sosok tersebut mulai terlihat jelas seiring dengan semakin dekatnya jarak antara Yuuna dan sosok orang tersebut.
"Ahh, sepertinya kita bertemu kembali disini." Paman Kagiru menyapa Yuuna sambil membawa kapak kebanggaannya.
"Paman Kagiru!? Kenapa paman ada di hutan ini?"
"Paman sebenarnya hanya ingin mengunjungi makam di hutan ini dan menebang beberapa pohon untuk dijadikan kayu bakar. Mengingat kamu akan membangun rumah di hutan ini, paman berpikiran untuk membantumu."
"Tapi, bagaimana paman bisa tahu keberadaanku di hutan ini?"
"Dari suara pohon yang tumbang. Paman menjadikan suara itu sebagai petunjuk untuk mencarimu."
"Begitu ya, paman." Yuuna langsung teringat sesuatu dari perkataan paman Kagiru sebelumnya. "Tadi paman bilang mengunjungi makam di hutan ini, mungkinkah makam yang paman kunjungi itu...."
"Makam Amasaki Renge, Saint Spirit Master sekaligus keponakan paman."
Yuuna langsung terkejut bukan main setelah mengetahui Renge adalah keponakan paman Kagiru. Dia benar-benar tidak menyangka soal hubungan keluarga paman Kagiru dengan Renge, sang Saint Spirit Master.
"Jadi, Renge adalah keponakan paman Kagiru?"
"Iya."
"Anu, paman. Ini mungkin mendadak, aku benar-benar minta maaf karena sudah meminjam pedang milik Renge seenaknya saja tanpa ijin dari paman." Yuuna membungkukkan badannya untuk meminta maaf.
"Tidak perlu minta maaf. Bagaimanapun juga, pedang kesayangan Renge masih terawat di tangan orang yang tepat." Paman Kagiru tersenyum lebar kepada Yuuna.
"Benarkah itu paman? Aku tidak perlu minta maaf soal itu?"
"Tentu saja, paman merasakan bahwa kamu memang pantas untuk meminjamnya ketika pertama kali melihatmu membawanya saat menjual item mentah ke tokoku kemarin."
"Terima kasih banyak, paman Kagiru."
"Ayo lanjutkan kegiatanmu tadi. Paman akan bantu."
Yuuna langsung melanjutkan kembali kegiatan menebang pohonnya dengan dibantu oleh paman Kagiru. Satu per satu pohon mulai bertumbangan dengan cepat hingga menyisakan bagian akar pohon. Setelah dirasa cukup, Yuuna dengan bantuan paman Kagiru langsung membangun rumah dari kayu-kayu pohon yang sudah dikumpulkan tadi. Tak lupa, Morihime juga ikut membantu mereka berdua setelah berubah menjadi wujud manusia agar dapat berbaur.
Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya rumah tempat tinggal Yuuna sudah selesai dibangun dengan hanya menyisakan bagian pintu, jendela serta perabotan yang akan mengisi bagian dalam rumah tersebut.
"Akhirnya selesai juga, hanya tinggal mencari kaca, beberapa paku dan lempengan besi untuk pintu dan jendela. Bahkan aku juga harus membeli beberapa perabotan di kota." Yuuna menarik nafas cukup dalam karena kelelahan setelah membantu rumahnya.
"Sebaiknya kamu istirahat saja disini. Biarkan paman kembali ke kota untuk mengurus bahan-bahan itu."
Paman Kagiru langsung pergi meninggalkan Yuuna dan Morihime untuk kembali ke Seliantraea demi mengurus bahan-bahan yang diperlukan. Morihime langsung kembali ke wujud arwahnya untuk mengisi kembali energinya yang terkuras saat menggunakan wujud manusia cukup lama.
"Paman tadi ternyata cukup baik juga mau membantu kita membangun rumah tempat tinggalmu. Apa kamu kenal dengan paman itu?"
"Iya, Morihime. Dia adalah paman Kagiru, pemilik toko item di Seliantraea dimana aku menjual hasil perburuan monsterku tadi."
"Kagiru ya?? Sepertinya aku kenal nama itu."
"Mungkinkah kamu ingat sesuatu setelah mendengar nama itu, Morihime?"
"Aku rasa iya. Renge pernah mengucapkan nama Kagiru sesaat sebelum dia meninggal. Apakah kamu tahu sesuatu soal Renge dengan paman Kagiru?"
Yuuna menghela nafas berat. "Renge sebenarnya adalah keponakan dari paman Kagiru. Paman yang mengatakannya sendiri kepadaku saat bertemu di hutan tadi."
"Begitu rupanya. Aku mulai paham sekarang." Morihime mengangguk pelan untuk berusaha memahami informasi itu.
Yuuna hanya bisa tersenyum kecil melihat Morihime yang tengah berusaha memahami soal hubungan keponakan antara paman Kagiru dengan Renge. Sesekali, dia menatap langit sambil memikirkan Mifuyu yang mungkin saja tidak akan bisa ditemuinya lagi.
"Mifuyu, semoga saja aku bisa bertemu denganmu kembali meski hal itu terbilang mustahil."
Angin langsung berhembus cukup kencang hingga menerbangkan daun-daun kering di tanah dan menggerakan dedaunan yang masih menempel di pepohonan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top