Chapter 5

Morihime langsung membawa Yuuna masuk ke dalam hutan menuju salah satu pohon berukuran sangat besar yang tumbuh di tengah-tengah hutan. Selama berjalan menuju pohon tersebut, Yuuna sesekali melihat-lihat kondisi hutan yang masih terjaga dengan sangat baik bahkan hewan-hewan penghuni hutan dapat hidup dengan bebas.

"Hutan ini tampak masih terjaga dengan sangat baik dan ekosistemnya juga masih seimbang." Yuuna sedikit terkagum melihat kondisi hutan yang masih baik.

"Berkat usaha kerasku sebagai arwah penjaga hutan ini, aku dapat mencegah siapapun yang memiliki niat untuk merusaknya secara masif demi memenuhi keinginan mereka yang sangat buruk." Morihime tersenyum bangga atas perjuangannya.

"Aku rasa tidak sia-sia juga usaha kerasmu dalam menjaga kondisi hutan ini."

"Apakah kamu sudah memikirkan rencana tempat untuk tinggal kali ini, Yuuna?" Morihime menoleh kearah Yuuna yang berjalan di belakangnya

"Sepertinya sudah, aku akan tinggal di hutan ini untuk sementara waktu mungkin hingga waktu yang belum bisa aku tentukan."

"Kalau begitu, aku akan tunjukan tempat yang mungkin cocok untuk menjadi area tempat tinggalmu nanti. Kamu bisa menggunakan pohon-pohon yang tumbuh di hutan ini sebanyak yang kamu butuhkan untuk membangun rumahmu nanti."

"Apa kamu yakin soal itu, Morihime? Aku tidak ingin sembarangan merusak hutan ini."

"Tentu saja, bagaimanapun juga pohon-pohon yang tumbuh di hutan ini sudah cukup banyak jadi tidak masalah jika ada beberapa pohon yang harus ditebang nantinya. Terlebih lagi aku akan membantumu dalam membangun tempat tinggalmu nanti."

"Begitu rupanya. Aku akan sangat berterima kasih atas bantuanmu nanti, Morihime." 

Akhirnya mereka sampai di pohon besar yang tumbuh di tengah hutan setelah berjalan menyusuri hutan selama beberapa menit dari pinggir danau.

"Kita sudah sampai... "

Yuuna langsung menatap pohon besar yang tumbuh menjulang tinggi hingga menyentuh langit biru. Batang pohon tersebut tampak begitu tebal seakan-akan membutuhkan waktu yang saat lama jika ingin menebangnya.

"Morihime, jika aku boleh tahu, pohon apa ini?" Yuuna berdiri membatu sambil bertanya-tanya soal pohon tersebut.

"Ini adalah pohon Elder Fraxinus. Pohon ini berperan sebagai penjaga keseimbangan di hutan ini serta penghubung dimensi ini dengan dimensi Sephira, dimensi dimana arwah-arwah berkumpul."

"Elder Fraxinus.. pohon ini ternyata begitu penting bagi hutan ini." Pandangan Yuuna mulai teralihkan menuju ke sebuah batu nisan yang berada tidak jauh dari akar pohon tersebut. "Kira-kira makam siapa yang ada disana."

"Ooh itu ya. Itu adalah makam dari legenda yang pernah melindungi pohon Elder Fraxinus. Nama legenda itu adalah Amasaki Renge, sang Saint Spirit Master. Bagi dirinya, pohon ini memiliki keberadaan yang cukup sakral karena semua energi arwah di hutan ini terkumpul disini."

"Begitu ya." Yuuna berjalan menghampiri batu nisan tersebut dan mulai menempelkan kedua tangannya untuk mendo'akan arwah legenda tersebut.

Ketika selesai mendo'akan arwah legenda tersebut, Yuuna melihat ada sebuah pedang tertancap sangat berdekatan dengan batu nisan tersebut. Seketika itu juga, pedang tersebut mengeluarkan semacam aura yang cukup tipis di sekelilingnya. 

"Pedang itu... sepertinya dia berusaha memanggilku.." Yuuna langsung berusaha menyentuh gagang pedang tersebut.

Tiba-tiba, tubuh Yuuna mulai terasa sangat aneh seakan-akan sebuah kekuatan yang besar masuk ke dalam dirinya hingga dia dapat merasakan detak jantungnya begitu kuat.

"UUUGGGHHHHHH!!" Teriak Yuuna yang mulai kehilangan kesadaran hingga membuatnya jatuh terbaring ke tanah tak berdaya. Tangan kanan Yuuna yang sudah berhasil memegang gagang pedang tersebut langsung terlepas begitu saja.

~Sephira Realms of Spirit~

Yuuna sedang berbaring di lantai dimensi dimana semua arwah muncul di berbagai tempat setelah dirinya kehilangan kesadaran ketika memegang pedang tadi.

"Ahh..!?" Yuuna langsung terbangun dengan sangat terkejut. Dia mulai melihat sekelilingnya yang sudah berubah dari hutan menjadi sesuatu yang sulit untuk dijelaskan. "Tempat ini... jangan bilang kalau ini..."

"Dimensi Arwah Sephira. Tampaknya hanya kesadaranmu saja yang berhasil sampai ke dimensi ini setelah aku berusaha memanggilmu melalui pedang milikku tersebut." Sesosok arwah perempuan muncul dihadapan Yuuna."

"Mungkinkah dirimu.... Renge, Saint Spirit Master meninggal demi melindungi pohon Elder Fraxinus."

"Tepat sekali. Aku rasa Morihime yang telah menceritakan sedikit tentang diriku kepadamu." Renge tersenyum puas mendengar ucapan Yuuna tadi.

"Lalu, apakah ada alasan dibalik memanggilku ke dimensi ini?"

"Begini, aku merasakan bahwa dirimu memiliki kemampuan yang mirip dengan diriku yaitu menggunakan segala sihir yang berkaitan dengan arwah. Walaupun aku yakin saat ini kamu masih seorang legenda amatir, tetapi suatu saat nanti dirimu akan menjadi legenda yang cukup hebat." Renge menjelaskan alasan kenapa dirinya memanggil Yuuna ke dimensi Sephira. "Untuk saat ini, aku hanya bisa memberikanmu ini."

Sebuah bola berwarna keunguan muncul dihadapan Renge dan langsung diberikan kepada Yuuna. Seketika itu juga, Yuuna langsung kebingungan dengan apa yang Renge berikan.

"Renge, apa yang kamu berikan kepadaku?" Yuuna bertanya-tanya mengenai bola tersebut.

"Itu adalah bola berisi sebuah senjata serta beberapa sihir dan skill penting yang mungkin berguna bagimu. Sebaiknya kamu segera kembali, aku rasa Morihime mulai mengkhawatirkanmu."

"Benar juga, aku pasti sudah pingsan cukup lama gara-gara menyentuh pedangmu tadi. Kalau begitu, aku pergi dulu." Yuuna perlahan-lahan menghilang dari dimensi itu sambil membawa bola yang diberikan Renge tadi

~Yuusuatouri Realm~

Kesadaran Yuuna berangsur-angsur kembali dan dia melihat Morihime berada tidak jauh darinya. Setelah kembali sadar, Yuuna segera bangun dari pingsannya.

"Syukurlah kamu sudah sadar kembali, Yuuna." Morihime tampak cukup khawatir melihat Yuuna pingsan secara tiba-tiba.

"Ughh!! Kepalaku terasa sedikit sakit.. Huh!?" Yuuna langsung terkejut melihat salah satu tangannya masih memegang bola pemberian Renge tadi. "Bola ini!? Ternyata bisa sampai ke dimensi ini."

"Sebaiknya kamu segera gunakan kartumu ke bola tersebut. Aku akan memberitahukan caranya." saran Morihime kepada Yuuna.

Yuuna langsung mengambil kartu stat miliknya dan segera mengikuti instruksi dari Morihime untuk melakukannya. Bola tersebut perlahan mulai menghilang setelah bersentuhan dengan kartu milik Yuuna dan memunculkan senjata yang ada di dalam bola tersebut. Dalam sekejap, kartu stat miliki Yuuna langsung bersinar karena berhasil menambahkan sihir dan skill dari bola tersebut.

Magic - Saint Legend

Soul Manipulation

Soul Resurrection

"Wow... sekarang cobalah lihat stat-mu saat ini. Mungkin saja ada perubahan." Morihime terlihat sedikit kejut.

"Stats." ucap Yuuna dengan nada pelan.

Ichinose Yuuna - Saint Legend

Strength - C+

Defence - D

Speed - C

Intelligence - B-

Physical - C

Technique - B

Summon - C+

Magic - B-

Element - Soul

Unique Skill - Soul Drive Alteration

"Soul Drive Alteration!?" Yuuna terkejut melihat unique skill yang berubah dari sebelumnya tidak ada menjadi skill barunya saat ini.

Morihime yang dari sebelumnya sudah menyadari keberadaan sebuah senjata yang tergeletak di tanah setelah bola tadi menghilang, langsung memberitahu Yuuna soal hal tersebut.

"Yuuna, coba kamu arahkan kartumu ke senjata itu." 

"Baiklah."

Yuuna langsung mengarahkan kartu stat miliknya kearah senjata yang berbentuk mirip seperti dua buah pistol. Kartu tersebut langsung menunjukan nama dan stat yang dimiliki senjata itu.

Fraxinus Dual Trigger - Saint Weapon stage 2

Strength - B+

Magic - B++

Unique Magic - Soul Enhancer Bullet

"Tidak buruk juga stat yang dimiliki senjata ini. Akan aku simpan dulu hingga tiba saat yang tepat untuk menggunakannya." Yuuna segera menyentuhkan kartu miliknya ke senjata tersebut dan kartu tersebut bersinar menandakan senjata berhasil tersimpan.

"Sepertinya, kamu mendapatkan hadiah yang cukup menarik selama pingsan tadi."

"Aku rasa begitu. Bagaimanapun juga, aku harus tetap berlatih untuk bisa menjadi lebih kuat dari saat ini." Yuuna berdiri kembali dan berusaha mencabut pedang yang membuatnya pingsan tadi. "Renge, aku pinjam pedangmu dulu untuk sementara waktu hingga aku bisa menguasai sihir Soul Resurrection untuk membangkitkan dirimu kembali."

Pedang tersebut langsung tercabut dengan mudah dari tanah dan memunculkan aura yang memiliki warna berbeda dari sebelumnya karena menyerap sebagian Lenergy milik Yuuna.  

"Kamu akan membutuhkan benda ini untuk menyimpan pedang tersebut." Morihime memberikan sebuah sarung pedang yang terbuat dari kulit pohon Elder Fraxinus kepada Yuuna.

"Terima kasih, Morihime. Aku akan membutuhkan sarung ini untuk menyimpan dan membawa pedang milik Renge ini dengan mudah." Yuuna langsung memasangkan sarung itu ke pinggang kirinya dan memasukkan pedang yang dipegangnya kedalam sarung tersebut.

"Kalau begitu, sekarang saatnya aku tunjukan tempat yang menurutku cocok untuk menjadi tempat tinggalmu selama di hutan ini. Ikuti aku." Morihime langsung memandu Yuuna menuju tempat yang menurut dia cocok untuk digunakan sebagai tempat tinggal Yuuna selama berada di hutan ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top