Chapter 27

Yuuna sedang mengistirahatkan tubuhnya di sofa setelah kembali dari perpustakaan kota Seliantraea untuk mencari informasi yang dibutuhkannya bersama Renge. Pikirannya dipenuhi dengan kumpulan petunjuk yang ditemukannya tadi dari buku-buku yang dibacanya dari perpustakaan kota. Sesekali dia menatap Mifuyu yang sedang membuat minuman hangat di dapur untuk dirinya dan Yuuna.

"Apakah kamu sudah menemukan cara untuk memulangkan Kanade ke Xuusuatouri, Yuuna?" tanya Mifuyu sambil terus mengawasi teko berisi air yang tengah direbusnya.

"Belum sama sekali. Meskipun begitu, aku dan Renge menemukan beberapa petunjuk yang mungkin membantu dalam memulangkan Kanade."  Yuuna masih menatap langit-langit dengan tatapan kosong. "Aku belum yakin secara pasti kalau semua petunjuk yang ditemukan tadi saling berkaitan satu sama lain. Terlebih lagi, belum ada satupun catatan yang menjelaskan cara pasti menghubungkan dua semesta yang berbeda."

"Heh.. begitu ya. Sepertinya akan cukup lama menemukan informasi akurat mengenai hal tersebut"

"Bagaimanapun juga, aku dan Renge sudah sepakat untuk terlebih dahulu memfokuskan diri terhadap keselamatan Kanade hingga bisa menemukan cara untuk memulangkannya."

Sebuah bunyi yang cukup nyaring mulai terdengar dari teko berisi air yang Mifuyu awasi  dimana menandakan air didalamnya sudah mendidih. Mifuyu segera mengambil teko tersebut dari atas tungku dan menuangkan isinya ke dalam dua buah cangkir yang sudah berisi bubuk teh hijau untuk mulai menyeduhnya. Setelah kedua cangkir tersebut sudah terisi penuh dengan air panas, Mifuyu langsung membawanya menuju tempat Yuuna berada.

"Aku sependapat dengan keputusanmu bersama Renge, Yuuna" Mifuyu duduk di samping Yuuna dan memberikan salah satu cangkir kepada dirinya. "Minumlah teh ini untuk membantumu menenangkan pikiranku."

"Ahh~ arigatou." Yuuna menerima cangkir yang Mifuyu berikan lalu meminumnya. "Teh ini membuat pikiranku jadi sedikit tenang."

"Hehe.. syukurlah." Sebuah tawa kecil terdengar dari bibir Mifuyu yang melihat sahabatnya menikmati teh hijau tersebut lalu bergegas meminum sedikit teh dari cangkir yang dipegangnya.

"Oh ya, bagaimana perkembangan kesehatan Kanade saat ini?"

"Semua luka di tubuh Kanade sudah pulih sepenuhnya dan dia sudah menunjukan peningkatan dalam kemampuan berjalannya kembali. Aku rasa beberapa hari lagi, Kanade dapat berjalan dengan kekuatannya sendiri."

"Syukurlah kalau kesehatan Kanade sudah kembali ke kondisi normal. Lalu, apakah dia masih bisa menggunakan kedua sayapnya itu?"

"Jika aku ingat baik-baik, tidak ada luka yang berarti pada sayapnya jadi bisa aku simpulkan kalau Kanade masih bisa menggunakan kedua sayapnya. Hanya saja, untuk saat ini dia menyembunyikannya agar dapat membaur dengan kondisi di sekitarnya."

"Mungkinkah saat ini Kanade sedang beristirahat di kamar?"

Mifuyu hanya bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan sebuah anggukan kepala karena takut mengganggu Kanade yang tengah tertidur dengan pulas di kamar mengingat dia sudah sangat kelelahan setelah berjalan-jalan menyusuri hutan tadi bersama Mifuyu. Terlebih lagi, hari sudah cukup gelap di luar dimana langit telah dihiasi oleh bintang-bintang yang selalu bersinar terang sambil menemani fase bulan sabit kali ini. Yuuna dan Mifuyu menghabiskan waktu mereka pada malam hari ini sambil menikmati minuman hangat.

****

Di sebuah reruntuhan altar yang ada di sebuah hutan rimba yang lebat, muncul portal berwarna abu-abu kehitaman di antara dua pilar yang mana muncul dua sosok yang memiliki penampilan yang cukup menakutkan. Salah satu diantaranya merupakan ras Angel berambut perak pucat terlihat mengenakan jubah yang memiliki warna yang sama dengan kedua sayapnya yang berwarna hitam. Sementara satu orang lagi adalah ras Half-Angel yang memiliki tinggi tubuh sedikit lebih pendek dibandingkan sosok berjubah hitam tersebut.

Portal mereka gunakan langsung menghilang tak lama setelah keduanya keluar dari balik portal tersebut. Kedua bergegas mencari jejak keberadaan seseorang yang hingga saat ini tengah membawa batu yang mereka butuhkan untuk menjalankan rencana jahat mereka.

"Mariuk, apakah kamu yakin target kita berada di tempat ini?" Sosok Half-Angel tersebut langsung memperhatikan area sekitar reruntuhan altar tempat mereka datang.

"Tentu saja, Karael. Ini adalah lokasi terakhir dari pencarian kita. Terlebih lagi, dari semua lokasi yang sudah kita kunjungi tidak memiliki petunjuk akan keberadaan gadis dari keluarga Tsubuzaki yang melindungi batu yang kita perlukan demi menjalankan rencana kita." Mariuk berjalan beberapa langkah kedepan untuk mulai merasakan sesuatu.

"Benar juga katamu. Semua lokasi tersebut tidak memiliki petunjuk keberadaan gadis itu dan batu yang kita cari."

Tidak membutuhkan waktu lama, Mariuk mulai merasakan jejak energi dari batu yang mereka cari meski energi yang terasa terbilang cukup samar-samar. Melihat hal tersebut, Karael mulai mendekati Mariuk dari belakang dengan rasa penasaran.

"Aku merasakan jejak energi dari batu yang kita cari kali ini. Sepertinya gadis itu terlempar ke tempat ini ketika berusaha membawa lari batu tersebut." Mariuk menatap kearah langit malam yang terlihat dari altar tersebut. "Bagaimana dengan tabung kontainer yang kamu bawa, Karael? Apakah isi didalamnya masih stabil?"

Karael mendekat ke samping Mariuk dan menunjukan tabung kontainer berisi sesuatu yang terlihat cukup asing layaknya sebuah zat berbahaya yang harus terus diawasi dan tersimpan dengan baik pada wadahnya. "Masih mulus dan terjaga baik seperti sebelumnya. Isi didalamnya masih dalam kondisi stabil."

"Baguslah jika begitu. Semakin cepat kita merebut batu jiwa tersebut, maka semakin cepat pula kita dapat membangkitkan Ether-Sephiroth, The Harbinger of Destruction." Mariuk mulai tersenyum sinis sambil berusaha membayangkan dampak yang akan ditimbulkan dari kebangkitan Ether-Sephiroth. "Dengan bangkitnya Ether-Sephiroth, kita dapat menciptakan kekacauan besar di semesta Xuusuatouri."

"Meskipun kita bisa menemukannya, aku yakin sekali akan ada orang yang melindungi gadis Tsubuzaki tersebut ketika terlempar ke tempat ini."

"Tenang saja, aku sudah menyiapkan sebuah rencana jika apa yang kamu takutkan terjadi." Mariuk menatap Karael sambil tetap tersenyum sinis seakan rencana yang dimilikinya begitu sempurna.

"Aku harap rencanamu itu dapat berjalan sesuai yang kita harapkan, Mariuk"

"Tentu saja. Selama kita tetap mengikuti rencana tersebut, tujuan kita akan tercapai dengan mudah. Siapapun yang berusaha untuk menggagalkan rencana kita, maka akan menerima penderitaan yang hebat setelah aku menghabisi mereka tanpa ampun." Mariuk mulai mengangkat tangan kanannya dan mengepalkannya dengan begitu erat seolah-olah kekuatan yang dimilikinya begitu kuat dan dapat mengalahkan siapapun yang akan menghalanginya.

"Sebaiknya kita segera mencari tempat yang cocok untuk kita jadikan markas sementara kita selama mencari gadis tersebut. Bagaimanapun, pencarian kita dapat memakan waktu yang terbilang cukup lama untuk menemukan keberadaan gadis tersebut secara pasti di tempat ini."

"Ide-mu terdengar cukup bagus, Karael. Kita segera cari tempat untuk markas sementara kita di tempat ini." 

Mariuk dan Karael segera pergi meninggalkan altar tersebut dan perlahan-lahan menghilang di kegelapan bayang-bayang pepohonan hutan rimba tempat mereka berada. Keduanya ingin mencari sebuah tempat yang akan dijadikan markas sementara mereka selama masa pencarian terhadap keberadaan gadis yang saat ini melindungi batu jiwa yang dibutuhkan untuk membangkitkan makhluk terlarang di semesta Xuusuatouri.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top